Pengambilan Keputusan Tingkat Partisipasi Masyarakat dalam PNPM-MP di Kecamatan

Berdasarkan hasil kuesioner yang disajikan di atas, ditemukan bahwa keinginan masyarakat Kecamatan Tarutung dalam memberi gagasan bagi pembangunan desa mereka masih pada tingkat yang rendah dalam arti kebanyakan masyarakat masih ikut saja pada usulan yang sudah ada. Ada anggapan bahwa gagasan mereka belum tentu paling baik bagi desa, jadi kadang-kadang mereka enggan untuk menyampaikan gagasan mereka. Padahal dengan adanya usulan yang benar-benar dari masyarakat, maka akan ada rasa memiliki terhadap program pembangunan tersebut, sehingga hasilnya akan lebih baik.

4.3.2.4. Pengambilan Keputusan

Dalam pengambilan keputusan pada program pembangunan, selayaknyalah masyarakat miskin yang memutuskan program sesuai rencana yang sudah digariskan. Keputusan harus dari masyarakat sendiri, bukan dari luar masyarakat. Tentunya ini juga adalah sebagai kontrol dari masyarakat, semakin berkurang kontrol masyarakat terhadap keputusan-keputusan tersebut, semakin besarlah bahaya terhadap ketidaktahuan warga terhadap keputusan bahkan keputusan tersebut bisa keliru dan tidak tepat sasaran. Indikator pengambilan keputusan dijabarkan dalam dua pertanyaan pada kuesioner penelitian dimana hasilnya akan dijabarkan satu persatu sebagai berikut: 1 Tingkat kehadiran masyarakat dalam musyawarah pengambilan keputusan Universitas Sumatera Utara Hasil penelitian mengenai tingkat kehadiran masyarakat dalam musyawarah pengambilan keputusan untuk program pembangunan di Kecamatan Tarutung disajikan pada gambar distribusi frekuensi berikut: Gambar 4.16. Distribusi Frekuensi Tingkat Kehadiran Masyarakat dalam Musyawarah Pengambilan Keputusan 22 49 25 4 20 40 60 80 100 J um la h R e s ponde n ST T S R SR Kategori Jawaban Sumber : Diolah dari Data Primer, Tahun 2010 Dengan melihat gambar 4.16 di atas, ditemukan pada responden bahwa tingkat kehadiran masyarakat pada musyawarah pengambilan keputusan adalah biasa saja, sesekali hadir di saat memiliki waktu luang. Hal ini ditunjukkan dari yang menunjukkan jumlah responden paling banyak adalah yang menjawab biasa saja, sesekali hadir ketika ada waktu, dengan jumlah responden sebanyak 49 orang atau 49. Sedangkan responden yang menjawab tinggi sebanyak 22 orang atau 22, yang menjawab rendah sebanyak 25 orang atau 25, serta yang menjawab sangat rendah sebanyak 4 orang atau 4. Universitas Sumatera Utara Bapak BT, salah seorang responden yang memberikan penilaian sedang menyatakan sebagai berikut: “dari dulu kami ya begini, kalau ada musyawarah, kami diundang kami akan datang itupun kalau waktunya di luar jam kami ke sawah, kalau tidak di undang ya tidak datang”. Sedangkan Bapak MP sebagai salah seorang responden yang memberikan penilaian sangat tinggi menyatakan sebagai berikut: “pengambilan keputusan adalah saat yang penting untuk diikuti, karena kita bisa melihat apakah usul kita kemarin ditampung apa tidak. Sekarang memang lebih baik dibandingkan sebelumnya, usulan kita ada harapan akan ditampung, melihat keseriusan para pelaku-pelaku yang berusaha melaksanakan tugas dengan baik”. Seorang ibu berumur 40 tahun memberi jawaban pada kategori tinggi memberi pernyataan sebagai berikut: ”dalam mengambil keputusan desa kami ikutlah karena kami semangat dengan pembangunan yang mau dilaksanakan di desa kami”. Responden lainnya Ibu RS yang memberi penilaian rendah dalam hal tingkat kehadiran masyarakat pada musyawarah pengambilan keputusan pembangunan, menyatakan sebagai berikut: “saya belum pernah mengikuti musyawarah pengambilan keputusan, soalnya saya jarang mendapatkan informasi-informasi dari kantor desa ataupun informasi tentang pembangunan”. Berdasarkan hasil kuesioner terhadap responden menunjukkan bahwa tingkat kehadiran masyarakat Kecamatan Tarutung dalam rangka pengambilan keputusan Universitas Sumatera Utara pembangunan desa adalah biasa saja, sesekali masyarakat akan datang menghadiri ketika ada waktu luang. Namun ada masyarakat yang bersemangat hadir karena akan dilakukan pembangunan yang bermanfaat bagi desa mereka, walaupun masih ada masyarakat yang jarang menghadiri musyawarah pengambilan keputusan karena ada yang belum mendapatkan informasi setiap mau dilaksanakan musyawarah desa. 2 Kesesuaian usulan dengan keputusan proyek pembangunan Distribusi frekuensi kesesuaian antara usulan dengan keputusan proyek pembangunan disajikan pada gambar berikut: Gambar 4.17. Distribusi Frekuensi Kesesuaian Usulan dengan Keputusan Pembangunan 3 16 63 17 1 20 40 60 80 100 J um la h R e s ponde n ST T S R SR Kategori Jawaban Sumber : Diolah dari Data Primer, Tahun 2010 Berdasarkan gambar 4.17 di atas, ditemukan bahwa tingkat kesesuaian usulan masyarakat dengan keputusan pembangunan ada pada kategori sedang karena jumlah Universitas Sumatera Utara responden yang paling banyak menjawab ada pada kategori sedang, sebanyak 63 orang atau 63. Sedangkan yang menjawab sangat tinggi ada sebanyak 3 orang atau 3, yang menjawab tinggi sebanyak 16 orang atau 16, yang menjawab rendah sebanyak 17 orang atau 17, dan yang menjawab sangat rendah sebanyak 1 orang atau 1. Bapak SR, salah seorang responden yang memberikan penilaian sedang menyatakan sebagai berikut: “lumayanlah usulan kami ditampung, sebagian ada juga usul dari yang dituakan dikampung kami, mereka memang paham kondisi kampung keseluruhan”. Sedangkan Bapak JFH sebagai salah seorang responden yang memberikan penilaian sangat tinggi menyatakan sebagai berikut: “saat ini memang ada perubahan yang sangat baik kami rasakan dibandingkan dulu, melalui PNPM Mandiri Perdesaan kami semangat mengusulkan berbagai pembangunan di desa kami karena usulan kami pasti di tampung melalui PNPM ini”. Seorang Ibu dari Desa Parbubupea yang memberi jawaban pada kategori yang tinggi memberi pernyataan sebagai berikut: ”usulan yang dibicarakan dalam musyawarah adalah usulan yang disepakati dan yang nantinya akan dikerjakan di desa”. Responden lainnya Ibu TH yang memberi penilaian rendah dalam hal kesesuaian usulan dengan keputusan pembangunan, menyatakan sebagai berikut: Universitas Sumatera Utara “di desa kami keputusan pembangunan memang dari pemerintah desa, karena kami pun tidak mengikuti proses pengusulan proyek pembangunan, dan memang keputusan pemerintah pasti lebih baik lah, kami juga kurang mengerti masalah pembangunan”. Ada juga responden yang menjawab sangat rendah, seorang warga desa Hutatoruan IV yang memberi pernyataan sebagai berikut: ”kemarin pas pengambilan keputusan, yang kami usulkan tidak masuk di daftar proyek, yah, gagallah usulan kami”. Hasil yang diperoleh dari responden tentang kesesuaian usulan masyarakat dengan hasil keputusan pembangunan di desa adalah masih pada kategori sedang. Beberapa dari usulan memang ada usulan dari masyarakat, tetapi sebagian lagi juga masih tetap tokoh masyarakat berperan menentukan apa yang akan dibangun di desa mereka.

4.3.2.5. Keterlibatan dalam Pelaksanaan

Dokumen yang terkait

Pengaruh Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan (PNPM MP) Terhadap Kehidupan Sosial Ekonomi Masyarakat Di Desa Kampung Bilah Kecamatan Bilah Hilir Kabupaten Labuhan Batu

0 57 124

Respon Masyarakat Terhadap Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan di Kecamatan Simanindo Kabupaten Samosir

4 59 100

Pengaruh Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan Bidang Agribisnis Terhadap Sosial Ekonomi Masyarakat Desa Sipogu Kecamatan Arse Kabupaten Tapanuli Selatan.

0 50 136

Sosialisasi Pemanfaatan Fasilitas Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri Perdesaan (Study Deskriptif di Desa Purbadolok, Kecamatan Doloksanggul, Kabupaten Humbanghasundutan)

4 63 111

Efektivitas Pelaksanaan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Pedesaan ( Studi Kasus Irigasi Pertanian Di Desa Aritonang, Kecamatan Muara, Kabupaten Tapanuli Utara)

3 57 116

Evaluasi Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan (PNPM-MP) Terhadap Pengembangan Sosio-Ekonomi Dan Kesejahteraan Masyarakat Di Kecamatan Balige Kabupaten Toba Samosir

0 50 160

Efektivitas Pelaksanaan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan (PNPM-MP) di Desa Pulo Dogom Kecamatan Kualuh Hulu Kabupaten Labuhan Batu Utara

1 39 106

Partisipasi Masyarakat dalam Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Nasional (PNPM) Mandiri Perdesaan (Studi Deskriftif di Kelurahan Aek Simotung, Kabupaten Tapanuli Selatan, Sumatera Utara)

0 62 148

Partisipasi Masyarakat Dalam Perencanaan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan (PNPM MP) (Studi Kasus di Desa Sitio II Kecamatan Lintong Nihuta Kabupaten Humbang Hasundutan)

0 46 125

Implementasi Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri Perkotaan di Desa Dolok Hataran Kecamatan Siantar Kabupaten Simalungun

0 55 76