masyarakat mengetahui tentang program pemberdayaan secara lengkap, adanya keterbukaan informasi serta pengetahuan masyarakat bahwa PNPM-MP merupakan
jalan keluar bagi tercapainya kemandirian dan keberdayaan masyarakat, utamanya masyarakat miskin, maka partisipasi akan datang dengan sendirinya dengan
kesadaran dari masyarakat itu sendiri.
4.3.2.2. Konsultasi Masyarakat
Konsultasi masyarakat dalam proses pelaksanaan PNPM-MP merupakan hal penting untuk memperoleh pemahaman yang lebih baik lagi mengenai cara mengatasi
ketidakberdayaan masyarakat miskin. Indikator konsultasi masyarakat dijabarkan dalam dua pertanyaan pada kuesioner penelitian dimana hasilnya akan dijabarkan
satu persatu sebagai berikut: 1
Keinginan masyarakat berkonsultasi dengan pelaku pemberdayaan Distribusi frekuensi keinginan masyarakat untuk berkonsultasi dengan para
pelaku pemberdayaan dapat dilihat pada Gambar berikut:
Universitas Sumatera Utara
Gambar 4.11. Distribusi Frekuensi Keinginan Masyarakat
Berkonsultasi dengan Pelaku Pemberdayaan
1 19
27 44
9
20 40
60 80
100
J um
la h
R e
s ponde
n
ST T
S R
SR
Kategori Jawaban
Sumber : Diolah dari Data Primer, Tahun 2010
Dengan melihat gambar 4.11 di atas, dapat diketahui bahwa pada responden ditemukan keinginan masyarakat untuk berkonsultasi dengan para pelaku
pemberdayaan yang paling banyak menjawab adalah rendah. Jumlah yang menjawab rendah mencapai 44 orang atau 44. Sedangkan yang menjawab sangat tinggi ada 1
orang atau 1, yang menjawab tinggi sebanyak 19 orang atau 19, yang menjawab sedang sebanyak 27 orang atau 27 dan yang menjawab sangat rendah sebanyak 9
orang atau 9. Bapak Fs salah seorang responden yang memberikan penilaian keinginan
yang rendah dalam berkonsultasi dengan para pelaku pemberdayaan menyatakan sebagai berikut:
Universitas Sumatera Utara
“Saya kurang memiliki keinginan, karena saya juga tidak terlalu nyaman untuk membicarakan hal-hal yang berkaitan dengan pemenuhan kebutuhan
keluarga, lagipula, kalau sudah berkonsultasi memangnya saya jadi bisa mengatasi keadaan ekonomi saya yang kurang baik saat ini, belum tentu juga
kan, jadi saya rasa tidak terlalu perlu”. Sedangkan Bapak MT sebagai salah seorang bapak yang berumur 39 tahun
satu-satunya responden yang memberikan penilaian sangat tinggi untuk berkonsultasi dengan para pelaku pemberdayaan menyatakan sebagai berikut:
”sebenarnya saya senang sekali apabila ada kesempatan untuk bisa berkonsultasi dengan orang-orang di PNPM-MP, tiap ada kesempatan untuk
membahas peningkatan kesejahteraan masyarakat desa, pasti saya mau berkonsultasi juga. Itu kan kesempatan yang sangat baik”.
Selanjutnya Bapak PT sebagai salah seorang responden yang memberikan penilaian tinggi untuk berkonsultasi dengan para pelaku pemberdayaan menyatakan
sebagai berikut: “Penting untuk berkonsultasi dengan para pelaku pemberdayaan, kita
membutuhkan berbagai solusi untuk menangani masalah-masalah ekonomi. Kami tidak mau terus-terusan di dalam permasalahan kesulitan dalam
memenuhi kebutuhan keluarga”
Responden lainnya Bapak Siahaan yang menyatakan biasa saja atau cukup memiliki keinginan berkonsultasi menyatakan sebagai berikut:
“mungkin boleh juga sesekali berkonsultasi, mana tau kita dapat sesuatu hal yang bisa berguna nantinya”
Ada juga responden yang menjawab sangat rendah terhadap keinginan berkonsultasi ini. Salah seorang dari mereka yaitu Ibu BSr diwawancarai oleh
peneliti, dan diperoleh pernyataan sebagai berikut:
Universitas Sumatera Utara
”untuk apa berkonsultasi, apa yang mau dikonsultasikan kalau seperti itu? Lagian saya tidak terlalu nyaman berkonsultasi dengan orang lain mengenai
masalah-masalah pemenuhan kebutuhan kami”.
Konsultasi menjadi suatu cara yang dilakukan oleh masyarakat kepada para pelaku pemberdayaan, agar mendapatkan suatu ide-ide dan pengetahuan baru di
dalam mengatasi berbagai masalah ketidakberdayaan. Melalui konsultasi juga masyarakat dan pelaku pemberdayaan dapat mencari solusi secara bersama-sama atas
berbagai masalah yang dialami oleh masyarakat desa tentang ketidakberdayaan. Adanya keinginan masyarakat untuk berkonsultasi merupakan suatu tanda bahwa
masyarakat memberikan partisipasinya dalam pembangunan, ada kesadaran masyarakat bahwa permasalahan dalam pemenuhan kebutuhan adalah membutuhkan
potensi dan kemampuan dari diri sendiri, dengan berusaha mengatasi berbagai ketidakberdayaan tersebut melalui jalan berkonsultasi dengan pelaku-pelaku
pemberdayaan masyarakat.
2 Intensitas konsultasi masyarakat
Distribusi frekuensi intensitas konsultasi masyarakat dengan para pelaku pemberdayaan dapat dilihat pada gambar berikut:
Universitas Sumatera Utara
Gambar 4.12. Distribusi Frekuensi Intensitas Konsultasi Masyarakat
dengan Pelaku Pemberdayaan
8 12
56
24
20 40
60 80
100
J um
la h
R e
s ponde
n
ST T
S R
SR
Kategori Jawaban
Sumber : Diolah dari Data Primer, Tahun 2010
Dengan melihat gambar 4.12 di atas, dapat diketahui bahwa pada responden ditemukan jumlah yang paling banyak memilih intensitas masyarakat untuk
berkonsultasi dengan para pelaku pemberdayaan adalah rendah yaitu sebanyak 56 orang atau 56. Sedangkan yang memilih jawaban tinggi sebanyak 8 orang atau 8,
yang memilih jawaban sedang sebanyak 12 orang atau 12, yang menjawab sangat rendah sebanyak 24 orang atau 24.
Bapak Sg salah seorang responden yang memberikan penilaian rendah dalam intensitas berkonsultasi menyatakan sebagai berikut:
“saya termasuk jarang berkonsultasi, karena waktu juga tidak ada, selain itu karena bingung juga saya apa yang mau dikonsultasikan”.
Universitas Sumatera Utara
Sedangkan Bapak TP sebagai salah seorang responden yang memberikan penilaian tinggi untuk berkonsultasi dengan para pelaku pemberdayaan menyatakan
sebagai berikut: “saya selalu berkonsultasi dengan para pelaku, karena saya juga tidak dapat
bertindak sendiri dalam mengatasi permasalahan ekonomi, saya memerlukan para pelaku pemberdayaan, mereka akan memberikan jalan keluar melalui
progam pemberdayaan”
Responden lainnya Bapak SN yang menyatakan biasa saja atau cukup memiliki keinginan berkonsultasi menyatakan sebagai berikut:
“saya pernah beberapa kali berkonsultasi mengenai solusi meningkatkan penghasilan dari bertenun saya dirumah, saya mengharapkan bantuan mereka
juga untuk menunjukkan cara mendapatkan modal”.
Kemudian Bapak RT salah seorang responden yang menjawab sangat rendah intensitas berkonsultasi dengan pelaku pemberdayaan menyatakan sebagai berikut:
”saya memang tidak pernah berkonsultasi, saya tidak kenal orang-orang yang jadi tempat konsultasi, tapi sebenarnya juga saya tidak tau apa yang mau
dikonsultasikan jadi tidak perlu konsultasi kan”.
Adanya kesempatan melakukan konsultasi kepada pelaku pemberdayaan masyarakat, sebenarnya memberikan manfaat yang besar bagi masyarakat untuk
memperoleh informasi, pengetahuan sampai solusi terhadap berbagai persoalan ketidakberdayaan masyarakat desa. Namun kesempatan itu tidak terlalu dipergunakan
baik oleh masyarakat Kecamatan Tarutung, kebanyakan mereka jarang melakukan konsultasi. Ada beberapa hal yang menjadi penyebabnya antara lain mereka memang
Universitas Sumatera Utara
tidak mengenal dengan dekat para pelaku PNPM-MP, selain itu juga tidak terlalu berkeinginan untuk berkonsultasi karena merasa tidak nyaman.
4.3.2.3. Keikutsertaan Masyarakat dalam Proses Perencanaan