Karakteristik Responden HASIL DAN PEMBAHASAN

Sumber: BPS Kabupaten Tapanuli Utara, Tahun 2009 Tabel 4.5. menunjukkan bahwa jumlah rumah tangga miskin di Kecamatan Tarutung mencapai 2.011 rumah tangga. Apabila dibandingkan dengan jumlah rumah tangga keseluruhan di Kecamatan Tarutung sebanyak 8.322 rumah tangga, maka jumlah rumah tangga miskin mencapai sepertiga dari rumah tangga yang ada di Kecamatan Tarutung. Jumlah ini cukup besar, mengingat Kecamatan Tarutung merupakan ibukota dari Kabupaten Tapanuli Utara.

4.2. Karakteristik Responden

Sampel penelitian diambil dari empat desa yang mewakili desa penerima dana fisik dan penerima dana simpan pinjam dari PNPM Mandiri Perdesaan yaitu: Desa Parbaju Tonga, Desa Aeksiancimun, Desa Parbubu I, dan Desa Hutatoruan IV, yang kemudian dari keempat desa tersebut diambil secara acak masing-masing 25 responden, sehingga diperoleh 100 orang yang merupakan masyarakat Kecamatan Tarutung sebagai responden. Berdasarkan data yang diperoleh pada saat penelitian, telah didapatkan gambaran umum dan karakteristik responden yang berjumlah 100 orang. Gambaran umum responden dikelompokkan menurut jenis kelaminnya dapat dilihat pada gambar berikut ini: Universitas Sumatera Utara Gambar 4.1. Jumlah Responden Berdasarkan Jenis Kelamin 76 24 laki-laki perempuan Sumber: Diolah dari Data Primer, Tahun 2010 Gambar 4.1 menunjukkan bahwa sebagian besar responden yang diperoleh dengan acak pada penelitian ini adalah laki-laki dengan jumlah 76 orang atau 76. Sedangkan responden perempuan berjumlah 24 orang atau 24. PNPM-MP sebagai program pemberdayaan, juga memiliki langkah untuk mencapai kesetaraan gender. Maka sebagai wujud keberpihakan kepada perempuan, PNPM-MP mengharuskan adanya keterlibatan perempuan sebagai pengambil keputusan dan pelaku pada setiap tahap perencanaan, pelaksanaan dan pelestarian. Kepentingan perempuan harus terwakili. Oleh karena itu, gambaran responden yang di antaranya terdapat 24 orang perempuan, ikut memberi jawaban mengenai partisipasi mereka dalam Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan. Universitas Sumatera Utara Berbeda dengan data tersebut, apabila mengacu pada data kehadiran masyarakat, baik laki-laki dan perempuan pada saat Musyawarah Desa I sosialisasi dan Musyawarah Desa II Perencanaan, maka jumlah kehadiran perempuan adalah yang paling banyak dibandingkan dengan jumlah kehadiran laki-laki. Hal ini dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 4.6. Kehadiran Masyarakat Kecamatan Tarutung pada MD I dan MDII PNPM-MP berdasarkan Desa yang berpartisipasi di Kecamatan Tarutung Tahun 2009 MD I MD II No Nama Desa Tgl Kegiatan Jlh Lk Pr Tgl Kegiatan Jlh Lk Pr 1 Parbubu II 280609 69 33 36 130909 52 17 35 2 Jambur Nauli 020709 89 38 51 100909 74 19 55 3 Hutatoruan IX 020709 85 33 52 070909 51 5 46 4 Siandor-andor 050709 53 17 36 150909 42 15 27 5 Aeksiansimun 110709 62 19 43 150909 31 6 25 6 Parbaju Julu 120709 56 41 15 070909 41 16 25 7 Parbubu I 120709 68 22 46 130909 40 6 34 8 Parbaju Tonga 130709 64 16 48 110909 47 20 27 9 Hapoltahan 130709 64 30 34 140909 40 24 16 10 Simamora 130709 60 19 41 140909 31 11 20 11 Hutatoruan IV 140709 67 23 44 060909 32 5 27 12 Hutatoruan III 150709 65 19 46 060909 34 9 25 Sumber: Laporan Bulanan FKFT, Tahun 2009 Tabel 4.6 menunjukkan bahwa pada MD I, hampir seluruh desa memiliki tingkat kehadiran perempuan yang lebih banyak dibanding laki-laki, kecuali satu desa yaitu Desa Parbaju Julu. Demikian juga pada saat MD II, jumlah perempuan lebih banyak, bahkan jumlah laki-laki yang hadir menurun dibandingkan pada pelaksanaan MD I. Hal ini menunjukkan minat perempuan untuk ikut berpartisipasi dalam PNPM Universitas Sumatera Utara semakin meningkat, apalagi dengan adanya program SPP atau Simpan Pinjam Perempuan sehingga memberi minat yang tinggi bagi kaum perempuan. Selanjutnya gambaran umum responden berdasarkan kelompok umur dapat dilihat pada gambar berikut: Gambar 4.2. Komposisi Responden Berdasarkan Kelompok Umur Tahun 11 38 31 20 20 40 60 80 100 Jumlah Responden 15-30 31-45 46-60 61-65 K e lom po k U m ur ta hu n Sumber: Diolah dari Data Primer, Tahun 2010 Gambar 4.2 di atas menjelaskan bahwa sebagian besar responden berada pada kelompok umur 31-45 tahun, yaitu berjumlah 38 orang atau 38. Sedangkan responden kelompok umur 15-30 tahun berjumlah 11 orang atau 11, kelompok umur 46-60 tahun berjumlah 31 orang atau 31, dan kelompok umur 61-65 tahun berjumlah 20 orang atau 20. Data ini menunjukkan bahwa kelompok responden yang paling banyak adalah pada usia produktif. Responden pada penelitian ini memang di acak dari masyarakat yang masuk kategori usia kerja. Universitas Sumatera Utara Ketentuan usia kerja ditentukan berdasarkan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 1997 tentang ketenagakerjaan yang menetapkan batas usia kerja adalah 15 tahun atau lebih. Data ini menjadi sejalan dengan sasaran dari PNPM-MP itu sendiri yaitu memberikan perluasan lapangan kerja bagi masyarakat desa yang pada usia produktif, namun belum mendapatkan pekerjaan untuk memenuhi kebutuhan sehari- hari. Kelompok usia produktif dari 15-30 tahun pada data responden adalah yang paling sedikit yaitu berjumlah 11 orang. Bagaimanapun juga pentingnya partisipasi kaum muda di era sekarang semestinya mendapat perhatian karena mereka memiliki semangat yang tidak kalah dibandingkan usia di atas mereka. Tentunya kelebihan kaum muda, dalam hal kemampuan fisik dan penguasaan teknologi menjadi hal yang penting untuk dipertimbangkan dengan tujuan mendukung kelancaran pelaksanaan program pembangunan. Selanjutnya gambaran umum responden dikelompokkan menurut tingkat pendidikan dapat dilihat pada gambar di bawah ini: Universitas Sumatera Utara Gambar 4.3. Komposisi Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan 19 21 43 8 9 20 40 60 80 100 Jumlah Responden SD SMP SMA AkademiDiploma Sarjana S1,S2,S3 Ti ng k a t P e nd id ik a n Sumber: Diolah dari Data Primer, Tahun 2010 Gambar 4.3 di atas, menujukkan bahwa jumlah responden dengan tingkat pendidikan SMA memiliki jumlah paling banyak yaitu 43 orang, sedangkan lulusan SD berjumlah 19 orang, lulusan SMP berjumlah 21 orang, akademi atau diploma berjumlah 8 orang serta sarjana S1, S2, S3 berjumlah 9 orang. Kualitas dari penduduk adalah dilihat dari sumber daya manusianya, termasuk dari pendidikan yang dikecap oleh penduduk. Jumlah penduduk yang besar akan berarti bagi pembangunan apabila sebagian besar mereka memiliki kualitas sumber daya manusia yang baik, mampu berkarya dan berpartisipasi dalam pembangunan, sebaliknya apabila SDM tidak berkualitas, maka hanya akan menjadi beban dari pembangunan Cahyono, 2000. Data responden penelitian menunjukkan jumlah yang paling banyak adalah responden lulusan SMA, data ini cukup baik, bahwa responden telah mengecam Universitas Sumatera Utara pendidikan sampai pada tingkat menengah ke atas. Bahkan yang lulusan sarjana juga sudah ada. Namun memang jumlah responden yang tamatan SD dan SMP juga masih cukup banyak, mencapai 40 orang, ditemukan pada usia 60-an tahun ke atas, yang memang belum mempunyai kesempatan untuk mengecap pendidikan sampai jenjang yang lebih tinggi. Gambaran umum responden tentang kewarganegaraan adalah diperoleh bahwa 100 responden adalah Warga Negara Indonesia. Selanjutnya yang akan dijelaskan adalah gambaran umum responden tentang suku bangsa, disajikan pada gambar berikut: Gambar 4.4. Komposisi Responden Berdasarkan Suku Bangsa 86 4 2 2 6 20 40 60 80 100 Jumlah Responden Batak Jawa Melayu Minang Lain-lain S u ku B an g sa Sumber : Diolah dari Data primer, Tahun 2010 Gambar 4.4 memberikan gambaran bahwa jumlah responden berdasarkan suku bangsa yang paling banyak adalah suku Batak mencapai 86. Dilihat dari sosial kulturalnya memang Kecamatan Tarutung mayoritas adalah masyarakat dengan adat Universitas Sumatera Utara istiadat suku Batak. Nama-nama desa di Kecamatan Tarutung saja kebanyakan merupakan nama marga dari suku Batak dan juga menggunakan bahasa Batak Toba. Beberapa dari responden yang merupakan suku Jawa, Melayu, Minang dan lain- lainya merupakan masyarakat yang merantau ke daerah Tapanuli Utara, dengan jumlah yang tidak terlalu banyak. Gambaran responden mengenai kategori jumlah anggota keluarga dari masing-masing responden dapat dilihat pada gambar berikut: Gambar 4.5. Komposisi Responden Berdasarkan Jumlah Anggota Keluarga 12 29 59 20 40 60 80 100 Jumlah Responden ≤ 2 3 sd 5 ≥ 5 Ju m lah A n g g o ta K el u ar g a Sumber : Diolah dari Data primer, Tahun 2010 Gambar 4.5 di atas memperlihatkan bahwa dari keseluruhan responden, yang memiliki jumlah anggota keluarga lebih atau sama dengan 5 lima orang adalah dalam jumlah paling banyak yaitu mencapai 59. Berdasarkan pengamatan pada saat penelitian, memang masih banyak keluarga yang memiliki anak yang banyak, apalagi Universitas Sumatera Utara dikaitkan dengan budaya batak dengan falsafahnya yang cukup dikenal yaitu “anakhon hi do hamoraon diau”, yang berarti banyak anak banyak rejeki, kenyataannya memang di masyarakat Kecamatan Tarutung masih memiliki anak yang banyak. Rata-rata jumlah anggota keluarga pada setiap rumah tangga responden adalah lima orang dalam satu keluarga, hal ini bisa di artikan bahwa di dalam sebuah keluarga, ada bapak, ibu dan tiga orang anak. Data responden mengenai penghasilan perbulan juga penting untuk diketahui, oleh karena itu berdasarkan biodata responden pada penyebaran hasil kuesioner diperoleh gambaran umum responden berdasarkan penghasilan perbulan, disajikan pada gambar berikut: Gambar 4.6. Komposisi Responden Berdasarkan Kelompok Penghasilan Perbulan 74 11 5 6 4 20 40 60 80 100 Jumlah Responden 1.000.000 1.000.000 sd 2.000.000 2.000.000 sd 3.000.000 3.000.000 sd 4.000.000 4.000.000 P e n gha s il a n P e rbu la n R up ia h Sumber : Diolah dari Data primer, Tahun 2010 Gambar 4.6 di atas, menunjukkan bahwa kebanyakan responden memiliki penghasilan di bawah satu juta rupiah, yaitu sebanyak 74 orang. Responden yang Universitas Sumatera Utara berpenghasilan antara satu juta sampai dua juta rupiah sebanyak 11 orang, yang berpenghasilan antara Rp.3000.000,- tiga juta rupiah sampai Rp.4.000.000,- empat juta rupiah sebanyak 6 orang, yang berpenghasilan antara Rp.2.000.000,- sampai dengan Rp.3.000.000,- sebanyak 5 orang dan yang berpenghasilan di atas Rp.4.000.000,- sebanyak 4 orang. Rata-rata dari keseluruhan desa dan kelurahan yang ada di Kecamatan Tarutung memang memiliki masyarakat yang sumber penghasilan utamanya sebagian besar adalah dari pertanian dengan modal kecil dan sistem yang sederhana dan tradisional. Beberapa responden ada yang memiliki penghasilan kurang dari Rp. 700.000,-, hal ini berarti ada beberapa responden yang tergolong masyarakat miskin. Apabila merujuk pada kategori penduduk miskin oleh BPS, maka penduduk yang memiliki pendapatan kurang dari Rp.700.000,- perbulan adalah tergolong masyarakat hampir miskin, kemudian apabila pendapatannya dibawah Rp. 600.000,- berarti bahwa penduduk tergolong miskin, dan pendapatan penduduk dibawah Rp. 480.000,- perbulan berarti penduduk sangat miskin. Kebanyakan petani di Kecamatan Tarutung adalah petani sawah dan kebun yang memiliki modal kecil, dan juga petani miskin yang pendapatannya kecil. Hal tersebut didukung oleh data yang diperoleh dari Badan Pusat Statistik Kabupaten Tapanuli Utara Tahun 2009, ditunjukkan oleh tabel berikut: Universitas Sumatera Utara Tabel 4.7. SektorBidang Usaha Sumber Penghasilan Utama Sebagian Besar Penduduk di Kecamatan Tarutung Tahun 2008 No Desa Pertanian Perdagangan BesarEceran 1 Siandor andor √ 2 Hutapea Banuarea √ 3 Parbubu Pea √ 4 Parbubu II √ 5 Parbubu Dolok √ 6 Hutatoruan VIII √ 7 Parbubu I √ 8 Hutatoruan I √ 9 Sosunggulon √ 10 Parbaju Toruan √ 11 Hapoltahan √ 12 Hutatoruan IV √ 13 Aek siansimun √ 14 Hutatoruan V √ 15 Hutatoruan VI √ 16 Hutatoruan XI √ 17 Hutatoruan IX √ 18 Hutatoruan X √ 19 Hutatoruan VII √ 20 Partalitoruan √ 21 Parbaju Tonga √ 22 Simamora √ 23 Hutagalung Siwaluompu √ 24 Siraja Oloan √ 25 Hutauruk √ 26 Parbaju Julu √ 27 Partali Julu √ 28 Sitampurung √ 29 Jambur Nauli √ 30 Sihujur √ 31 Hutatoruan III √ Tarutung 25 6 Sumber: BPS Kabupaten Tapanuli Utara, 2008 Tabel 4.7. di atas, dengan jelas menunjukkan bahwa sebagian besar masyarakat Kecamatan Tarutung memiliki sumber mata pencaharian utama di sektor pertanian. Namun kondisi petani di Kecamatan Tarutung tidak terlalu baik. Sistem panen sawah di Tarutung cuma sekali setahun. Kebanyakan penduduk juga bertani Universitas Sumatera Utara dengan modal yang kecil, sehingga penghasilan mereka pun kebanyakan di bawah satu juta, sementara penduduk yang berpenghasilan besar biasanya para karyawan, pedagang dan pengusaha di Kecamatan Tarutung.

4.3. Hasil Penelitian

Dokumen yang terkait

Pengaruh Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan (PNPM MP) Terhadap Kehidupan Sosial Ekonomi Masyarakat Di Desa Kampung Bilah Kecamatan Bilah Hilir Kabupaten Labuhan Batu

0 57 124

Respon Masyarakat Terhadap Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan di Kecamatan Simanindo Kabupaten Samosir

4 59 100

Pengaruh Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan Bidang Agribisnis Terhadap Sosial Ekonomi Masyarakat Desa Sipogu Kecamatan Arse Kabupaten Tapanuli Selatan.

0 50 136

Sosialisasi Pemanfaatan Fasilitas Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri Perdesaan (Study Deskriptif di Desa Purbadolok, Kecamatan Doloksanggul, Kabupaten Humbanghasundutan)

4 63 111

Efektivitas Pelaksanaan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Pedesaan ( Studi Kasus Irigasi Pertanian Di Desa Aritonang, Kecamatan Muara, Kabupaten Tapanuli Utara)

3 57 116

Evaluasi Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan (PNPM-MP) Terhadap Pengembangan Sosio-Ekonomi Dan Kesejahteraan Masyarakat Di Kecamatan Balige Kabupaten Toba Samosir

0 50 160

Efektivitas Pelaksanaan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan (PNPM-MP) di Desa Pulo Dogom Kecamatan Kualuh Hulu Kabupaten Labuhan Batu Utara

1 39 106

Partisipasi Masyarakat dalam Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Nasional (PNPM) Mandiri Perdesaan (Studi Deskriftif di Kelurahan Aek Simotung, Kabupaten Tapanuli Selatan, Sumatera Utara)

0 62 148

Partisipasi Masyarakat Dalam Perencanaan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan (PNPM MP) (Studi Kasus di Desa Sitio II Kecamatan Lintong Nihuta Kabupaten Humbang Hasundutan)

0 46 125

Implementasi Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri Perkotaan di Desa Dolok Hataran Kecamatan Siantar Kabupaten Simalungun

0 55 76