f. Activist yaitu menjadi aktivis melakukan perubahan institusional yang lebih mendasar dengan tujuan pengalihan sumber daya ataupun kekuasaan
pada kelompok yang kurang mendapatkan keuntungan. Memperhatikan isu-isu tertentu, menstimulasi kelompok-kelompok yang kurang
diuntungkan, untuk mengorganisir diri dan melakukan tindakan melalui negosiasi dalam mengatasi konflik; dan
g. Technical roles atau menjadi pelaksana teknis dengan mengorganisir warga masyarakat, juga melaksanakan tugas-tugas teknis seperti
mengumpulkan data, mengolah data, menganalisis, mengoperasikan komputer, menulis, presentasi dan mengatur serta mengendalikan
keuangan.
2.4.2.3. Peranan Pemerintah Daerah
Beberapa literatur mengenai birokrasi menyebutkan bahwa konsep birokrasi berkaitan erat dengan peran dan fungsi organisasi pemerintahan yang besar dalam
rangka mensejahterakan masyarakat melalui suatu kebijakan publik. Sejalan dengan hal tersebut, Osborne dan Gaebler 2000 merumuskan 10 konsep birokrasi
pemerintahan modern yang menjadi ciri-ciri pemerintahan yang lebih baik yaitu: pemerintahan katalis bersifat mengarahkan, pemerintah milik masyarakat,
pemerintah yang kompetitif, digerakkan oleh misi, berorientasi hasil, berorientasi pada pelanggan, wirausaha menghasilkan, antisipatif, desentralisasi serta
Universitas Sumatera Utara
berorientasi pada pasar. Arah pelayanan publik lebih dititikberatkan pada “rowing role’s” fasilitasi untuk mendorong partisipasi masyarakat yang dimanifestasikan
dalam kebijakan publik dan “steering role’s” mengarahkan kegiatan masyarakat dalam proses pemerintahan dan pembangunan.
Upaya pemberdayaan masyarakat saat ini, mengutamakan adanya keterlibatan atau peranan segenap unsur dalam masyarakat, utamanya peranan birokrasi sebagai
unsur yang dekat dengan kehidupan masyarakat. Peranan pemerintah daerah dalam proses pemberdayaan masyarakat adalah penting. Pemerintah Daerah adalah
Gubernur, Bupati atau Walikota dan perangkat Daerah sebagai unsur penyelenggara pemerintahan daerah. Pemerintah daerah yang paling dekat dengan masyarakat
adalah pemerintah Kelurahan dan Desa. Penggunaan kekuasaan negara ada di dalam pemerintahan, seperti pengelolaan sumber daya ekonomi dan sosial bagi
pembangunan masyarakat, sehingga hal ini pasti berpengaruh terhadap keberdayaan masyarakat. Kemudian di dalam menjalankan otonomi daerah, pemerintah daerah
mengambil peranan besar. Di dalam proses pemberdayaan, pemerintah harus mampu menyesuaikan dengan kondisi masyarakat, dalam hal ini, ada beberapa upaya yang
harus dilakukan oleh pemerintah Kartasasmita, 1997 yaitu: 1 Birokrasi harus memahami aspirasi rakyat dan harus peka terhadap
masalah yang dihadapi oleh rakyat. 2 Birokrasi harus membangun partisipasi rakyat. Artinya, berilah sebanyak-
banyaknya kepercayaan pada rakyat untuk memperbaiki dirinya sendiri.
Universitas Sumatera Utara
Aparat pemerintah mambantu memecahkan masalah yang tidak dapat di atasi oleh masyarakat sendiri.
3 Untuk itu maka birokrasi harus menyiapkan masyarakat dengan sebaiknya, baik pengetahuannya maupun cara bekerjanya, agar upaya pemberdayaan
masyarakat dapat efektif. Ini merupakan bagian dari upaya pendidikan sosial untuk memungkinkan rakyat membangun dengan kemandirian.
4 Birokrasi harus membuka dialog dengan masyarakat. Keterbukaan dan konsultasi ini amat perlu untuk meningkatkan kesadaran awareness
masyarakat, dan agar aparat dapat segera membantu jika ada masalah yang tidak dapat diselesaikan sendiri oleh rakyat.
5 Birokrasi harus membuka jalur informasi dan akses yang diperlukan oleh masyarakat yang tidak dapat diperolehnya sendiri.
6 Birokrasi harus menciptakan instrumen peraturan dan pengaturan mekanisme pasar yang memihak golongan masyarakat yang lemah.
Sosok birokrasi yang paling tepat bagi pembangunan masyarakat miskin adalah birokrasi yang dapat melaksanakan fungsi pemberdayaan yaitu menciptakan
iklim agar anggota masyarakat dapat mengembangkan berbagai potensinya, baik potensi sosial, intelektual, mental spiritual, maupun fisiknya secara optimal; dan
fungsi integrasi, agar proliferasi kelembagaan, diferensiasi struktural dan fungsional, tekanan penduduk terhadap sumber dan sebagainya tidak mempunyai efek
disintegratif Tjokrowinoto, 1995. Pada masa sekarang, dituntut perubahan birokrasi
Universitas Sumatera Utara
untuk menjadi salah satu agen yang membawa perubahan di tengah-tengah masyarakat, yang memandang masyarakat sebagai pemilik pembangunan. Perubahan
perilaku yang sentralistik dan kaku menjadi birokrasi yang mampu menumbuhkan inisiatif dan kreativitas masyarakat dan lembaga lokal, serta memandang masyarakat
sebagai subjek dari pembangunan. Masyarakat dan Pemerintah Daerah bersinergi dalam pemberdayaan dan
fasilitasi. Pemerintah daerah dengan prinsip Good Governance memiliki tujuan untuk mensejahterakan masyarakat dengan pendekatan pengembangan komunitas lokal.
Demikian halnya masyarakat tentunya menginginkan kesejahteraan, mencapai masyarakat madani, dengan kelembagaan yang kokoh. Pemerintah mengakomodasi
dan mengapresiasi civil society dan demikian halnya masyarakat mendukung good governance dan social control. Sinergi masyarakat dengan Pemerintah Daerah
dijelaskan melalui Gambar berikut ini Deputi Mekokesra, 2008:
Universitas Sumatera Utara
Gambar 2.1. Sinergi Masyarakat dan Pemerintah Daerah
Sumber: Paparan Deputi Menkokesra, 10 Juli 2008
Stakeholder lokal mampu mandiri
secara berkelanjutan dlm
Penanggulangan Kemiskinan
KEMITRAAN SINERGIS DAN
CHANNELLING PROGRAM
MASYARAKAT PEDULI MANDIRI
PEMDA PRO POOR GOOD GOVT
PEMERINTAH KOTAKAB
Tujuan: Mengembangkan
Community Based Local Development approach
atas dasar prinsip Good Governance
Community Demand Driven
PEMBERDAYAAN DAN FASILITASI PNPM Mandiri
MASYARAKAT Tujuan:
Mengokohkan kelembagaan
masyarakat, Mengembangkan
Community Participatory Development atas dasar
prinsip Civil Society Community
Development
Pemerintah mengakomodasi dan mengapresiasi Civil Society
Masyarakat mendorong Good Governance dan social control
Universitas Sumatera Utara
2.5. Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat PNPM Mandiri