hendak memberikan pengalaman estetis kepada pembaca, menghasilkan jenis narasi artistik atau narasi sugestif.
2. Jenis Narasi
Narasi terbagi menjadi dua jenis, yaitu narasi ekspositori dan narasi sugestif.
a. Narasi Ekspositoris
Narasi ekspositoris dikenal juga dengan narasi informatif adalah narasi yang memiliki sasaran penyampaian informasi secara tepat tentang suatu peristiwa
dengan tujuan memperluas pengetahuan orang tentang kisah seseorang. Dalam narasi ekspositoris, penulis menceritakan suatu peristiwa berdasarkan data yang
sebenarnya. Pelaku yang ditonjolkan biasanya satu orang. Pelaku diceritakan mulai dari kecil sampai saat atau sampai terakhir dalam kehidupannya. Karangan
narasi ini diwarnai oleh eksposisi, dengan penggunaan bahasa yang logis, berdasarkan fakta.
19
Narasi ekspositoris pada dasarnya berkecenderungan sebagai bentuk eksposisi yang cenderung menginformasikan peristiwa dengan bahasa yang lugas
dan konfliknya tidak terlalu kelihatan.
20
Narasi ekspositoris lebih bersifat objektif.
21
Narasi ekspositoris dapat bersifat khas atau khusus dan dapat pula bersifat generalisasi. Narasi yang bersifat khusus adalah narasi yang berusaha
19
Gorys Keraf, Argumentasi dan Narasi, Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 1982, h. 136
20
Atar Semi, Menulis Efektif, h. 35
21
Ibid., h. 37
menceriterakan suatu peristiwa yang khas, yang hanya terjadi satu kali. Sedangkan narasi ekspositoris yang bersifat generalisasi adalah narasi yang
menyampaikan suatu proses yang umum, yang dapat dilakukan siapa saja, dan dapat pula dilakukan secara berulang-ulang.
22
b. Narasi Sugestif
Narasi sugestif atau yang disebut juga dengan narasi artistik yaitu narasi yang disusun sedemikian rupa sehingga mampu menimbulkan daya khayal
pembaca. Jenis narasi ini untuk memberikan suatu maksud tertentu, menyampaikan suatu amanat terselubung implisit, dan menimbulkan daya
khayal pembaca.
23
Berbeda dengan narasi eskspositori, sasaran narasi sugestif bukanlah memperluas pengetahuan seseorang tetapi berusaha memberikan makna atas
peristiwa atau kejadian sebagai suatu pengalaman.
24
Karena sasarannya adalah makna peristiwa atau kejadian, maka narasi sugestif selalu melibatkan daya
khayal imajinasi. Sebagaimana yang dikemukakan di atas, bahwa narasi sugestif dapat
merangsang daya khayal pembaca, pembaca menarik suatu makna baru di luar apa yang diungkapkan secara eksplisit. Sesuatu yang eksplisit adalah sesuatu yang
tersurat mengenai objek atau subjek yang bergerak dan bertindak, sedangkan makna baru adalah sesuatu yang tersirat. Makna yang baru akan dapat dipahami
setelah narasi tersebut selesai dibaca.
22
Gorys Keraf, Argumentasi dan Narasi, h. 136
23
Ibid., h. 138
24
Suparno dan M. Yunus, Keterampilan Dasar Menulis, h. 4.32