Peran dan Posisi Peneliti dalam Penelitian Hasil Intervensi Tindakan yang diharapkan

perilaku siswa. Perilaku siswa yang diamati antara lain keaktifan siswa dalam menjawab pertanyaan, keaktifan siswa dalam berdiskusi dan mengerjakan tugas. d. Refleksi Refleksi ini diperoleh dengan memperhatikan hasil tes tulis dan hasil nontes yang meliputi observasi siswa, observasi guru, jurnal siswa, dan catatan lapangan. Pada siklus II ini, evaluasi dilakukan untuk mengetahui keefektifan penggunaan media foto dalam menulis narasi sugestif pada siswa kelas X MA At-Taqwa 03 Tarumajaya. 4.Siklus III a. Perencanaan Siklus III Pada siklus II terdiri dari dua pertemuan. Kegiatan yang dilakukan pada tahap perencanaan pertemuan pertama ini adalah pembuatan RPP dan menunjukkan kelemahan kekurangan siswa dalam membuat konflik yang bagus dan narasi sugestif tersebut menjadi menarik untuk dibaca dan penggunaan partikel –pun, -lah, dan –kah. Sedangkan perencanaan pada pertemuan kedua yaitu menyiapkan dan membuat catatan lapangan, lembar soal dan mempersiapkan foto-foto yang bertema tentang bencana sebanyak 11 buah foto, kali ini yang digunakan adalah foto-foto tentang gempa bumi. Untuk menunjang pembelajaran, peneliti juga menyiapkan lembar observasi guru dan siswa, jurnal siswa, dan angket. b. Pelaksanaan Siklus III Pelaksanaan siklus III ini terdiri dari dua kali pertemuan. Pada pertemuan pertama, peneliti menjelaskan lagi tentang prinsip-prinsip narasi. Kemudian menjelaskan tentang penggunaan partikel –kal, lah, dan –pun. Dalam menyampaikan materi, peneliti menggunakan slide proyektor agar siswa lebih memahami materi. Kemudian guru menugaskan siswa untuk membuat satu paragraf narasi sugestif dengan menggunakan partikel –pun, -lah, dan –kah. Pelaksanaan siklus III pertemuan kedua peneliti membagi 9 kelompok diskusi masing-masing kelompok beranggotakan 4-5 orang siswa, setiap kelompok mendiskusikan tema apa yang dapat diambil dari 11 buah foto yang telah diberikan dan rangkaian peristiwa kejadian apa yang mereka temukan setelah melihat foto- foto tersebut. Kemudian perwakilan masing-masing kelompok mengemukakan hasil diskusinya dengan menceritakan rangkaian peristiwakejadian di depan kelas. Selanjutnya semua siswa menulis narasi sugestif secara individu. c. Pengamatan Pengamatan terhadap siswa dilakukan oleh peneliti dan observer guru selama proses pembelajaran berlangsung, pada siklus II ini terlihat peningkatan hasil tes dan perilaku respon siswa dibanding dengan siklus sebelumnya. Perilaku siswa yang diamati antara lain keaktifan siswa dalam menjawab pertanyaan, keaktifan siswa dalam berdiskusi, cara siswa menyampaikan hasil diskusi, cara siswa menyampaikan tanggapan dan mengerjakan tugas. Observer juga melakukan pengamatan terhadap kinerja peneliti selama melakukan tindakan. d. Refleksi Refleksi ini diperoleh dengan memperhatikan hasil tes tulis dan hasil nontes yang meliputi observasi siswa, observasi guru, jurnal siswa, catatan lapangan, dan angket. Pada siklus II ini, evaluasi dilakukan untuk mengetahui keefektifan penggunaan media foto dalam menulis narasi sugestif pada siswa kelas X MA At-Taqwa 03 Tarumajaya Bekasi serta untuk mengetahui respon siswa setelah, mengikuti kegiatan pembelajaran.

F. Hasil Intervensi Tindakan yang diharapkan

Penggunaan media foto diharapkan dapat meningkatkan keterampilan siswa dalam menulis narasi sugestif, sehingga mereka mencapai indikator pembelajaran, disertai dengan pencapaian KKM yang diharapkan yakni di atas atau sama dengan 70 ≥ 70.

G. Instrumen Pengumpulan Data

1. Angket terdiri atas serangkaian pertanyaan tertulis yang memerlukan jawaban tertulis. 5 Teknik ini dilakukan untuk mencari data yang berkaitan dengan penilaian siswa terhadap penggunaan media gambar foto. 2. Wawancara adalah metode pengumpulan data dengan mengajukan pertanyaan secara lisan kepada subjek yang diteliti. 6 Wawancara merupakan pertanyaan- 5 Masnur Muslich, Melaksanakan PTK itu Mudah Class.Room Action Reseach: Pedoman Praktis Bagi Guru Profesionalh. 62 pertanyaan yang diajukan secara verbal kepada orang-orang yang dianggap dapat memberikan informasi atau penjelasan hal-hal yang dianggap perlu. 7 Wawancara berisi beberapa pertanyaan yang diajukan kepadaguru mata pelajaran. Wawancara dengan guru Bahasa Indonesia dilakukan sebelum dan setelah melakukan penelitian tindakan kelas. Wawancara ini dilakukan untuk mengetahui gambaran umum tentang proses pembelajaran keterampilan menulis, perilaku siswa ketika proses pembelajaran menulis, dan metode atau strategi yang biasanya digunakan oleh guru dalam mengajar menulis. Penulis juga melakukan wawancara dengan guru untuk mengetahui tanggapannya terhadap usulan penggunaan media foto setelah penelitian tindakan kelas. 3. Observasipengamatan adalah proses pengambilan data dalam penelitian di mana pengamat atau peneliti melihat situasi penelitian. 8 Observasi bertujuan untuk mengumpulkan data yang diperlukan untuk menjawab masalah tertentu. 9 Dalam menggunakan metode observasi cara yang paling efektif adalah melengkapi dengan format atau blangko sebagai instrumen. Format yang disusun berisi item- item tentang kejadian atau tingkah laku yang digambarkan akan terjadi. 10 Dalam 6 Wijaya Kusamah dan Dedi Dwitagama, Mengenal Penelitian Tindakan Kelas, h. 77 7 Rochiati Wiriaatmadja, Metode Penelitian Tindakan Kelas Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2006, h.117 8 Wijaya Kusamah dan Dedi Dwitagama, Mengenal Penelitian Tindakan Kelas, h. 66 9 Igak Wardhani dan Kuswaya Wihardit, Penelitian Tindakan Kelas Edisi 1 Jakarta: Universitas Terbuka, 2010, h. 2.26 10 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik Jakarta: Rineka Cipta, 2006, h. 229 penelitian ini, peneliti menyediakan lembar observasi digunakan untuk mencatat kegiatan siswa selama kegiatan pembelajaran berlangsung dan lembar observasi guru yang digunakan untuk mengetahui kinerja peneliti yang berperan sebagai pengajar. 4. Jurnal siswadiisi pada setiap akhir siklus pembelajaran menulis narasi sugestif. Jurnal siswa berisi respon dan tanggapan siswa mengenai pembelajaran menulis narasi sugestif dengan menggunakan media foto. 5. Catatan lapangan, untuk mencatat proses pembelajaran yang berlangsung di kelas.memuat berbagai kegiatan dan suasana kelas saat dilakukan tindakan. 6. Dokumentasi foto untuk merekam perilaku selama pembelajaran berlangsung. Tingkah laku siswa yang perlu diambil yaitu pada saat siswa mengikuti kegiatan pembelajaran menulis narasi sugestif. Foto ini merupakan bukti otentik mengenai tingkah laku siswa pada saat pembelajaran menulis narasi sugestif. 7. Tes adalah sejumlah pertanyaan yang membutuhkan jawaban dengan tujuan mengukur tingkat kemampuan seseorang atau mengungkap aspek tertentu dari orang yang dikenai tes. 11 Pada dasarnya , tes dilakukan untuk mengetahui sejauh mana penguasaan peserta tes terhadap materi yang ditanyakan pada tes tersebut. Adapun jenis tes yang digunakan adalah tes hasil belajar formatif 11 Harun Rasyid dan Mansur, Penilaian Hasil Belajar Bandung: CV. Wacana Prima, 2009 h. 11 Tabel 3.1 Skor Penilaian Narasi Sugestif No. Aspek Skor Maksimal 1. Kesesuaian isi dengan tema 10 2. Tokoh dan penokohan 10 3. Latar 10 4. Alur 10 5. Sudut pandang 10 6. Koherensi dan kohesi 20 7. Diksi dan gaya bahasa 10 8. Ejaan dan tanda baca 10 9. Amanat 10 Jumlah 100 Tabel 3.2 Aspek Penilaian Menulis Narasi Sugestif No. Aspek Skor Kriteria 1. Kesesuaian isi dengan tema 9-10 Pengembangan ide bagus, relevan dengan tema, terdapat banyak informasi. 6-8 Pengembangan ide cukup bagus, relevan dengan tema, sedikit informasi. 3-5 Pengembangan ide kurang bagus, relevan dengan tema, tidak mengandung informasi. 0-2 Pengembangan ide tidak bagus, tidak relevan dengan tema, tidak mengandung informasi. 2. Tokoh dan penokohan 9-10 Pendeskripsian tokoh dan penokohan sangat kuat, terdapat tokoh utama, dan tokoh tambahan. 6-8 Pendeskripsian tokoh dan penokohan cukup kuat, terdapat tokoh utama, dan tokoh tambahan. 3-5 Pendeskripsian tokoh dan penokohan tidak kuat, terdapat tokoh utama, dan terdapat tokoh tambahan. 0-2 Pendeskripsian tokoh dan penokohan tidak kuat, tidak terdapat tokoh utama, dan tidak terdapat tokoh tambahan. 3. Latar 9-10 Latar digambarkan dengan sangat rinci jelas 6-8 Latar digambarkan dengan cukup jelas rinci. 3-5 Latar digambarkan secara kurang jelas. 0-2 Latar digambarkan secara tidak jelas. 4. Alur 9-10 Alur disusun secara urut kronologis, menarik untuk dibaca, konflik bervariasi, dan ceritanya sudah selesai ada penyelesaian. 6-8 Alur disusun secara kronologis, menarik untuk dibaca, konflik bervariasi, dan ceritanya mengambang kurang jelas penyelesaiannya. 3-5 Alur disusun secara cukup kronologis, menarik untuk dibaca, konflik ysng digunakan tidak bervariasi, dan ceritanya mengambang kurang jelas penyelesaiannya. 0-2 Alur disusun secara cukup kronologis, peristiwa tidak di ceritakan secara jelas, konflik sangat datar karena langsung ada penyelesaian. 5. Sudut pandang 9-10 Pengarang menempatkan dirinya dengan tepat dalam cerita dan sudut pandang yang digunakan konsisten dari awal sampai akhir 6-8 Pengarang menempatkan dirinya cukup tepat dalam cerita. 3-5 Sudut pandang yang digunakan kurang tepat. 0-2 Sudut pandang yang digunakan tidak tepat. 6. Koherensi dan kohesi 16-20 Setiap paragraf menunjukkan kesatuan gagasan dan antarkalimat dihubungkan dengan kata sambung yang sesuai. 9-15 Setiap paragraf menunjukkan kesatuan gagasan dan antarkalimat dihubungkan dengan kata sambung yang kurang sesuai. 4-8 Setiap paragraf menunjukkan kesatuan gagasan dan antarkalimat dihubungkan dengan kata sambung yang tidak sesuai 0-3 Setiap paragraf tidak menunjukkan kesatuan gagasan dan antarkalimat tidak dihubungkan dengan kata sambung yang sesuai. 7. Diksi dan gaya bahasa 9-10 Penggunaan diksi dan gaya bahasa yang sangat bervariasi. 6-8 Penggunaan diksi dan gaya bahasa yang kurang bervariasi. 3-5 Penggunaan diksi dan gaya bahasa yang tidak bervariasi. 0-2 Menggunakan diksi yang tidak bervariasi dan tidak menggunakan gaya bahasa. 8. Ejaan dan tanda baca 9-10 Tidak terdapat kesalahan penggunaan ejaan dan tanda baca. 6-8 Terdapat beberapa tidak lebih dari 3 penggunaan ejaan dan tanda baca. 3-5 Terdapat banyak lebih dari 3 penggunaan ejaan dan tanda baca. 0-2 Terdapat banyak lebih dari 3, penggunaan ejaan dan tanda baca. 9. Amanat 9-10 Amanat sangat relevan dengan narasi sugestif yang ditulis. 6-8 Amanat cukup relevan dengan narasi sugestif yang ditulis. 3-5 Amanat kurang relevan dengan narasi sugestif yang ditulis. 0-2 Amanat tidak relevan dengan narasi sugestif yang ditulis. Tabel 3.3 Pedoman Penilaian Kemampuan Menulis Narasi Sugestif No. Nilai Kategori 1. 81- 100 Sangat baik 2. 70- 80 Baik 3. 60- 69 Cukup 4. 50- 59 Kurang 5. 0- 49 Sangat kurang Berdasarkan pedoman penilaian kemampuan menulis narasi sugestif tersebut, dapat diketahui kemampuan siswa dalam menulis narasi sugestif berhasil dengan baik, berhasil baik, berhasil cukup, kurang berhasil, dan tidak berhasil. Siswa yang berhasil sangat baik adalah siswa yang memperoleh nilai 81-100, siswa yang berhasil dengan baik adalah siswa yang memperoleh nilai 70-80, siswa yang berhasil dengan kategori cukup baik yaitu siswa yang memperoleh nilai 60-69, siswa yang memperoleh nilai 50-59 masuk kategori kurang baik, dan siswa yang tidak berhasil yaitu siswa yang memperoleh nilai 0-49.

H. Teknik Pengumpulan Data

Untuk pengumpulan data dalam penelitian ini, peneliti menggunakan teknik pengukuran. Alat-alat pengukuran yang digunakan berupa tes dan nontes. Tes dilakukan dengan pemberian tugas menulis narasi sugestif dengan menggunakan media foto. Nontes berupa jurnal siswa, lembar observasi siswa dan guru, angket dan catatan lapangan.

Dokumen yang terkait

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS CERPEN DENGAN MEDIA GAMBAR BERSERI PADA SISWA Peningkatan Keterampilan Menulis Cerpen Dengan Media Gambar Berseri Pada Siswa Kelas X-1 SMA Negeri 2 Karanganyar.

0 5 16

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS CERPEN Peningkatan Keterampilan Menulis Cerpen Dengan Media Gambar Berseri Pada Siswa Kelas X-1 SMA Negeri 2 Karanganyar.

0 2 16

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN NARASI DENGAN MEDIA GAMBAR BERSERI PADA SISWA KELAS V Peningkatan Keterampilan Menulis Karangan Narasi Dengan Media Gambar Berseri Pada Siswa Kelas V SD Negeri 1 Kalangbancar Kecamatan Geyer Kabupaten Grobogan T

0 4 12

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI MELALUI MEDIA FOTO IDOLA PADA SISWA Peningkatan Keterampilan Menulis Narasi Melalui Media Foto Idola Pada Siswa Kelas VII.8 SMP Negeri 2 Masaran.

0 3 16

PENDAHULUAN Peningkatan Keterampilan Menulis Narasi Melalui Media Foto Idola Pada Siswa Kelas VII.8 SMP Negeri 2 Masaran.

0 3 5

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI MELALUI MEDIA FOTO IDOLA PADA SISWA Peningkatan Keterampilan Menulis Narasi Melalui Media Foto Idola Pada Siswa Kelas VII.8 SMP Negeri 2 Masaran.

0 4 17

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI DENGAN MEDIA TEKS WACANA DIALOG PADA SISWA KELAS VIIA PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI DENGAN MEDIA TEKS WACANA DIALOG PADA SISWA KELAS VIIA SMP MUHAMMADIYAH 10 SURAKARTA.

0 0 14

Peningkatan Keterampilan Menulis Karangan Narasi dengan Media Animasi Slideshow (Primary Gambar Bergerak) pada Siswa Kelas X Animasi SMK Muhamadiyah I Semarang.

0 0 3

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA PEMBELAJARAN FILM ANIMASI.

1 1 5

PENGARUH PENDEKATAN KETERAMPILAN PROSES TERHADAP KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN NARASI SUGESTIF DI SEKOLAH DASAR

0 0 9