Berdasarkan pendapat para ahli di atas, dapat diambil kesimpulan manfaat menulis yaitu dapat memberikan informasipengetahuan kepada orang
lain, menggali potensi diri, dan membiasakan berpikir dan berbahasa secara sistematis.
5. Menulis sebagai Proses
Keterampilan berbahasa bukanlah sesuatu yang diajarkan melalui uraian dan penjelasan dari guru semata. Siswa tidak dapat memperoleh keterampilan
berbahasa dengan hanya duduk, mendengarkan, dan mencatat penjelasan dari guru.
Menyimak, berbicara, membaca, dan menulis memerlukan adanya pembinaan secara bertahap dan terus-menurus dengan memberikan latihan-latihan
kepada siswa agar siswa memiliki empat keterampilan berbahasa tersebut. Dengan demikian, kemampuan menulis diperoleh karena latihan. Tanpa latihan,
keterampilan menulis tidak akan bisa dimiliki. Berbagai pendekatan dalam pembelajaran menulis yang dikemukakan
Proett dan Gill dalam M. Yunus, yaitu: 1
Pendekatan frekuensi menyatakan bahwa banyaknya latihan menulis atau mengarang, sekalipun tidak dikoreks akan mempertinggi keterampilan
seseorang. 2
Pendekatan gramatikal berpendapat bahwa pengetahuan atau penguasaan seseorang akan struktur bahasa akan mempercepat kemahirannya dalam
menulis. 3
Pendekatan koreksi berkeyakinan bahwa banyaknya masukan koreksi yang diperoleh seseorang akan mempercepat kemampuannya dalam
menulis.
12
Yunus dkk., Menulis 1 h. 1.4
4 Pendekatan formal mengungkapkan bahwa perolehan keterampilan
menulis terjadi bila pengetahuan bahasa, pengalineaan, pewacanaan, serta konvensi atau aturan penulisan dikuasai dengan baik.
13
Kegiatan menulis itu merupakan suatu proses, yaitu proses penulisan.
14
Ini berarti bahwa dalam kegiatan menulis memerlukan proses yaitu berupa langkah-
langkah yang harus dilakukan oleh seseorang apabila ingin menyelasaikan tulisannya. Bila proses tersebut tidak diikuti, maka hasilnya tidak akan
memuaskan. Terdapat tiga tahap dalam menulis, yaitu:
a. Tahap prapenulisan
Tahap ini merupakan fase persiapan menulis. Fase prapenulisan terdiri dari sejumlah kegiatan, yaitu:
1 Menentukan topik
2 Menentukan tujuan masalah
3 Memperhatikan sasaran karangan
4 Mengumpulkan informasi pendukung
5 Mengorganisasikan ide dan informasi
b. Tahap penulisan
Setelah melewati fase prapenulisan, langkah selanjutnya adalah memulai menulis karangan dengan mengembangkan gagasan-gagasan atau butir demi butir
pokok pikiran yang terdapat dalam kerangka karangan.
13
Yunus, dkk., Menulis 1 h 1.25- 1.26
14
Akhadiat, dkk., Pembinaan Kemampuan Menulis Bahasa Indonesia h. 2
c. Tahap pascapenulisan
Fase pascapenulisan merupakan tahap penghalusan dan penyempurnaan karangan. Pada fase ini dilakukan kegiatan penyuntingan dan perbaikan.
Penyuntingan mengacu pada aktivitas membaca ulang, memeriksa, dan menilai ketepatan isi, penyajian, maupun bahasa sebuah karangan. Tujuannya untuk
menemukan informasi mengenai unsur-unsur karangan yang masih memerlukan perbaikan.
Sedangkan perbaikan revisi dilakukan berdasarkan hasil penyuntingan. Kegiatan perbaikan dapat berupa penambahaan, penggantian, penghilangan,
pengubahan, atau penyusunan kembali unsur-unsur karangan. Langkah-langkah untuk melakukan penyuntingan dan perbaikan ialah:
1 Membaca keseluruhan karangan
2 Menandai hal-hal yang perlu diperbaiki atau memberikan catatan, hal-hal yang
harus diubah, diganti, ditambahkan, atau disempurnakan. 3
Melakukan perbaikan sesuai dengan temuan ketika penyuntingan dilakukan.
B. Narasi
1. Pengertian Narasi
Istilah narasi berasal dari bahasa Inggris narration cerita dan narrative yang menceritakan. Dalam kamus Oxford
, Narration : “the act or process of telling a story, especially in a novel, a filmmovie or a play tindakan atau proses