Manfaat Menulis Keterampilan Menulis
menceriterakan suatu peristiwa yang khas, yang hanya terjadi satu kali. Sedangkan narasi ekspositoris yang bersifat generalisasi adalah narasi yang
menyampaikan suatu proses yang umum, yang dapat dilakukan siapa saja, dan dapat pula dilakukan secara berulang-ulang.
22
b. Narasi Sugestif
Narasi sugestif atau yang disebut juga dengan narasi artistik yaitu narasi yang disusun sedemikian rupa sehingga mampu menimbulkan daya khayal
pembaca. Jenis narasi ini untuk memberikan suatu maksud tertentu, menyampaikan suatu amanat terselubung implisit, dan menimbulkan daya
khayal pembaca.
23
Berbeda dengan narasi eskspositori, sasaran narasi sugestif bukanlah memperluas pengetahuan seseorang tetapi berusaha memberikan makna atas
peristiwa atau kejadian sebagai suatu pengalaman.
24
Karena sasarannya adalah makna peristiwa atau kejadian, maka narasi sugestif selalu melibatkan daya
khayal imajinasi. Sebagaimana yang dikemukakan di atas, bahwa narasi sugestif dapat
merangsang daya khayal pembaca, pembaca menarik suatu makna baru di luar apa yang diungkapkan secara eksplisit. Sesuatu yang eksplisit adalah sesuatu yang
tersurat mengenai objek atau subjek yang bergerak dan bertindak, sedangkan makna baru adalah sesuatu yang tersirat. Makna yang baru akan dapat dipahami
setelah narasi tersebut selesai dibaca.
22
Gorys Keraf, Argumentasi dan Narasi, h. 136
23
Ibid., h. 138
24
Suparno dan M. Yunus, Keterampilan Dasar Menulis, h. 4.32
Menurut Atar Semi, pada dasarnya narasi sugestiflah yang sesungguhnya murni sebagai tulisan narasi. Narasi jenis ini umumnya berupa cerita pendek atau
novel. Narasi sugestif lebih bersifat subjektif.
25
Perbedaan narasi ekspositoris dan narasi sugestif dikemukakan oleh Gorys Keraf sebagai berikut:
Tabel 2.1 Perbedaan antara Narasi Ekspositoris dengan Narasi Sugestif
No. Narasi Ekspositoris
Narasi Sugestif
1. Memperluas pengetahuan.
Menyampaikan suatu makna atau suatu amanat yang tersirat.
2. Menyampaikan informasi mengenai
suatu kejadian. Menimbulkan daya khayal.
3. Didasarkan pada penalaran untuk
mencapai kesepakatan rasional. Penalaran hanya berfungsi sebagai
alat untuk menyampaikan makna, sehingga kalau perlu penalaran
dapat dilanggar.
4. Bahasanya lebih condong ke bahasa
informatif dengan titik berat pada penggunaan kata-kata denotatif.
Bahasanya lebih
condong ke
bahasa figuratif dengan menitik- beratkan
penggunaan kata-kata
konotatif.