Pembiayaan konsumtif yaitu pembiayaan yang digunakan untuk memenuhi

yang berkeadilan dengan menerapkan kaidah moral dan tata nilai yang mengarahkan terciptanya kemaslahatan orang banyak.

H. Pasar Uang Antar Bank Syariah PUAS

1. Pasar Uang Antar Bank Syariah dan Landasannya

Dengan adanya fasilitas pasar uang antar bank, maka bank-bank syariah, akan mendapatkan kemudahan-kemudahan, untuk memanfaatkan dana yang sementara idle, bank dapat melakukan investasi jangka pendek di Pasar Uang, dan begitu sebaliknya, untuk memenuhi kebutuhan likuiditas jangka pendek, bank juga dapat memperolehnya dari Pasar Uang. Namun, karena surat-surat berharga yang beredar di pasar uang konvensional merupakan surat-surat berharga yang berbasis bunga, maka bank-bank syariah tidak dapat memanfaatkan pasar uang yang ada, karena perbankan syariah tidak diperbolehkan menjadi bagian dari aktiva maupun pasiva yang berbasis bunga, dan hal ini merupakan kendala bagi kalangan perbankan syariah dalam melakukan pengelolaan likuiditas. Oleh karena itu untuk mendukung kelancaran perbankan syariah dalam mengelola likuiditasnya, maka perlu adanya instrumen-instrumen pasar uang yang berbasis syari’ah, sehingga perbankan syariah dapat melakukan fungsinya secara penuh, tidak saja dalam memfasilitasi kegiatan perdagangan jangka pendek akan tetapi juga berperan dalam mendukung Investasi jangka panjang. Adapun landasan atau dalil yang dijadikan dasar atas diperbolehkannya pelaksanaan pasar uang antar bank dengan prinsip syariah yaitu firman Allah dalam surat Al Baqarah ayat 275 yang berbunyi :                                                    Artinya : ”Orang-orang yang makan mengambil riba tidak dapat berdiri melainkan seperti berdirinya orang yang kemasukan syaitan lantaran tekanan penyakit gila. keadaan mereka yang demikian itu, adalah disebabkan mereka Berkata berpendapat, Sesungguhnya jual beli itu sama dengan riba, padahal Allah Telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba. orang-orang yang Telah sampai kepadanya larangan dari Tuhannya, lalu terus berhenti dari mengambil riba, Maka baginya apa yang Telah diambilnya dahul sebelum datang larangan; dan urusannya terserah kepada Allah. orang yang kembali mengambil riba, Maka orang itu adalah penghuni-penghuni neraka; mereka kekal di dalamnya”. Kaidah ini dapat dijadikan sebagai rujukan bahwa penyelenggaraan pasar uang antar bank tidak dilarang sepanjang tidak bertentangan dengan prinsip syariah, artinya sepanjang jual beli aset yang terjadi di pasar uang tersebut tidak mengandung unsur riba, maka dibolehkan dalam Islam.

2. Transaksi Pasar Uang Antar Bank Syari’ah

Piranti yang digunakan transaksi dalam pasar Uang Antar Syari’ah PUAS adalah Sertifikat Investasi Mudharabah Antar Bank Syari’ah IMA. Sertifikat ini merupakan sertifikat yang digunakan sebagai sarana Investasi bagi Bank yang kelebihan dana untuk mendapatkan keuntungan, dan di pihak lain Sertifikat Investasi Mudharabah Antar Bank Syari’ah IMA juga sebagai sarana bagi Bank Syari’ah yang mengalami kekurangan dana untuk mendapatkan dana jangka pendek dengan prinsip mudharabah. Di Indonesia masalah ini telah diatur oleh Bank Indonesia dengan PBI No.28PBI2000. dan Fatwa DSN Nomor: 38DSNMUI X.2002. Untuk penerbitan Sertifikat Investasi Mudharabah Antar Bank Syari’ah IMA harus memenuhi empat 4 persyaratan sebagai berikut: a. Mencantumkan hal-hak antara lain : kata-kata ”Sertifikat Investasi Mudharabah Antar Bank”, tempat dan tanggal penerbitan Sertifikat Investasi Mudharabah Antar Bank Syari’ah IMA, nomor Seri Sertifikat Investasi Mudharabah Antar Bank Syari’ah IMA, nilai nominal investasi, nisbah bagi hasil, jangka waktu investasi, tingkat indikasi imbalan, tanggal pembayaran nominal dan imbalan, tempat pembayaran, nama bank penanam dana, nama Bank Penerbit dan tanda tangan pejabat yang berwenang. b. Berjangka waktu paling lama 90 sembilan puluh hari. c. Diterbitkan oleh kantor pusat bank Syari’ah atau Unit Usaha Syari’ah. d. Format Sertifikat Investasi Mudharabah Antar Bank Syari’ah IMA hendaknya mengikuti aturan yang telah ditetapkan oleh Bank Indonesia. Bagi bank Syariah yang telah menerbitkan Sertifikat Investasi Mudharabah Antar Bank Syari’ah IMA wajib melaporkan kepada Bank Indonesia pada hari penerbitan Sertifikat Investasi Mudharabah Antar Bank Syari’ah IMA tersebut mengenai nilai nominal investasi, nisbah bagi hasil, jangka waktu Investasi dan tingkat indikasi imbalan sertifikat IMA. Adapun mekanisme dan penyelesaian transaksi Investasi Mudharabah Antar Bank Syari’ah IMA dalam pasar uang adalah sebagai berikut: a. Sertifikat Investasi Mudharabah Antar Bank Syari’ah IMA yang diterbitkan oleh Bank Pengelola dana dalam rangkap tiga, lembar pertama dan kedua tersebut wajib diserahkan kepada bank penanam dana sebagai bukti penanaman dana, sedangkan lembar ketiga digunakan sebagai arsip bagai bank penerbit dana. b. Bank penanam dana pada Sertifikat Investasi Mudharabah Antar Bank Syari’ah IMA melakukan pembayaran kepada bank penerbit sertifikat IMA dengan mengunakan nota kredit melalui kliring, atau Bilyet Giro Bank Indonesia dengan melampiri lembar kedua Sertifikat Investasi Mudharabah Antar Bank Syari’ah IMA atau dengan transfer dana elektronik yang disertai dengan penyampaian lembar kedua Sertifikat Investasi Mudharabah Antar Bank Syari’ah IMA kepada Bank Indonesia. c. Pemindahtanganan Sertifikat Investasi Mudharabah Antar Bank Syari’ah IMA hanya dapat dilakukan oleh pihak bank penanam dana pertama, sedangkan bank penanam dana kedua tidak diperkenankan untuk memindah tangankan kepada bank lain sampai berahirnya jangka waktu, artinya sertifikat Investasi Mudharabah Antar Bank Syari’ah IMA hanya sekali dapat dipindahtangankan. Hal ini dimaksudkan agar Bank Penerbit sertifikat IMA dapat melakukan pembayaran kepada bank yang berhak, oleh karena itu bank pemegang sertifikat terakhir wajib memberitahukan kepemilikan sertifikat tersebut kepada bank penerbit Investasi Mudharabah Antar Bank Syari’ah IMA IMA. d. Kemudian pada saat sertifikat Investasi Mudharabah Antar Bank Syari’ah IMA jatuh tempo, penyelesaian transaksi dilakukan oleh bank Penerbit Sertifikat Investasi Mudharabah Antar Bank Syari’ah IMA dengan melakukan pembayaran kepada pemegang sertifikat terakhir sebesar nilai nominal Investasi face Value dengan menggunakan nota kredit melalui kliring,menggunakan Bilyet Giro BI atau menggunakan transfer dana secara elektronik. Sedangkan imbalan Sertifikat Investasi Mudharabah Antar Bank Syari’ah IMA akan dibayar pada hari kerja pertama bulan berikutnya. Selanjutnya penghitungan imbalan Sertifikat Investasi Mudharabah Antar Bank Syari’ah IMA dihitung berdasarkan tingkat realisasi imbalan Sertifikat Investasi Mudharabah Antar Bank Syari’ah IMA mangacu pada tingkat imbalan Deposito Investasi Mudharabah pada bank penerbit sesuai dengan jagka waktu penanaman.

3. Mekanisme Operasi Pasar Uang Antar Bank Syariah

Pembayaran Sertifikat IMA oleh bank penanam dana dapat dilakukan dengan menggunakan nota kredit melalui kliring atau bilyet giro Bank Indonesia dengan melampiri lembar kedua Sertifikat IMA, atau transfer dana secara elektronis. Dalam hal pembayaran Sertifikat IMA dilakukan dengan menggunakan transfer dana secara elektronis, bank