Tahap Validasi Tahapan Pemodelan

proyeksi tersebut diperoleh nilai Simulasi Sertifikat bank Indonesia Syariah dengan nilai pada Januari 2011 sebesar Rp 5,984 milyar dan Desember 2011 sebesar Rp 7,852 milyar, pada Januari 2012 sebesar Rp 8,048 dan Desember 2012 sebesar Rp 10,560 milyar, pada Januari 2013 sebesar Rp 10,824 milyar dan Desember 2013 sebesar Rp 14,203 milyar, pada Januari 2014 sebesar Rp 14,558 milyar dan Desember 2014 sebesar Rp 19,101 milyar hasil simulasi tersebut dapat dilihat pada tabel lampiran 9. Hal ini memberikan insentif bagi para peserta lelang Sertifikat Bank Indonesia Syariah untuk menempatkan dananya pada Sertifikat Bank Indonesia Syariah, sehingga diperlukan kebijakan dari pihak penerbit Sertifikat Bank Indonesia Syariah Bank Indonesia maupun pemerintah sebagai regulator. 2. Analisis Skenario B Pada Saat Laju Inflasi Rendah dan Pembiayaan Perbankan Syariah Rendah Grafik 4.3 Analisis skenario B pada saat inflasi rendah dan Pembiayaan Perbankan Syariah rendah Ja n Fe b Ma r Ap r Me i Ju n Ju l Ag u st Se p O k t No p De s Ja n Fe b Ma r Ap r Me i Ju n Ju l Ag u st Se p O k t No p De s Ja n Fe b Ma r Ap r Me i Ju n Ju l Ag u st Se p O k t No p De s Ja n Fe b Ma r Ap r Me i Ju n Ju l Ag u st Se p O k t No p D e s Ja n Fe b Ma r Ap r Me i Ju n Ju l Ag u s t Se p O k t No p De s 2 0 1 0 2 0 1 1 2 0 1 2 2 0 1 3 2 0 1 4 6 . 0 0 0 8 . 0 0 0 1 0 . 0 0 0 S B I S Menurut hasil simulasi dengan laju inflasi rendah di kisaran 0.39 atau 39 yang merupakan laju inflasi yang lebih rendah dibandingkan kondisi normal sebesar 48 dimana pada januari 2006 tingkat inflasi sebesar 17.03 menjadi sebesar 3.60 pada desember 2009 dan Pembiayaan Perbankan Syariah rendah di kisaran 0.10 atau 10 yang merupakan laju pembiayaan yang lebih rendah jika dibandingkan dengan kondisi normal sebesar 29 dimana nilai pembiayaan perbankan syariah pada januari 2006 sebesar Rp 15,042 milyar menjadi sebesar Rp 22,218 milyar pada desember 2009, maka diperoleh nilai Sertifikat Bank Indonesia Syariah pada Januari 2011 sebesar Rp 5,381 milyar dan Desember 2011 sebesar Rp 6,454 milyar, pada Januari 2012 sebesar Rp 6,562 dan Desember 2012 sebesar Rp 7,871 milyar, pada Januari 2013 sebesar Rp 8,002 milyar dan Desember 2013 sebesar Rp 9,598 milyar, pada Januari 2014 sebesar Rp 9,758 milyar dan Desember 2014 sebesar Rp 11,703 milyar hasil simulasi tersebut dapat dilihat pada tabel lampiran 10. Nilai simulasi dari skenario ini mengindikasikan bahwa peningkatan nilai Sertifikat Bank Indonesia Syariah tidak terlalu berbeda pada saat kondisi normal. Dalam kondisi ini memungkinkan masyarakat meningkatkan tabungannya sehingga sumber dana pada perbankan syariah bertambah dan pada kondisi ini dana yang disalurkan untuk pembiayaan rendah dengan demikian dana yang ada dapat ditempatkan pada Sertifikat Bank Indonesia Syariah sebagai media pengelolaan likuiditas. 3. Analisis Skenario C Pada Saat Laju Inflasi Rendah dan Pembiayaan Perbankan Syariah Tinggi Grafik 4.4 Analisis skenario C pada saat laju inflasi rendah dan Pembiayaan Perbankan Syariah tinggi Menurut hasil simulasi dengan laju inflasi rendah sebesar 0.39 atau 39 yang merupakan laju inflasi yang lebih rendah dibandingkan kondisi normal sebesar 48 dimana pada januari 2006 tingkat inflasi sebesar 17.03 menjadi sebesar 3.60 pada desember 2009 dan Pembiayaan Perbankan Syariah tinggi di kisaran 0.33atau 33 yang merupakan laju pembiayaan yang lebih tinggi jika dibandingkan dengan kondisi normal sebesar 29 dimana nilai pembiayaan perbankan syariah pada januari 2006 sebesar Rp 15,042 milyar menjadi sebesar Rp 53,840 milyar pada desember 2009, maka diperoleh nilai Sertifikat Bank Indonesia Syariah pada Januari 2011 sebesar Rp 6,860 milyar dan Desember 2011 sebesar Rp 10,106 milyar, pada Januari 2012 sebesar Rp 10,468 milyar dan Desember Ja n Fe b Ma r Ap r Me i Ju n Ju l Ag u st Se p O k t No p D e s Ja n Fe b Ma r Ap r Me i Ju n Ju l Ag u st Se p O k t No p De s Ja n Fe b Ma r Ap r Me i Ju n Ju l Ag u st Se p O k t No p De s Ja n Fe b Ma r Ap r Me i Ju n Ju l Ag u st Se p O k t No p De s Ja n Fe b Ma r Ap r Me i Ju n Ju l Ag u s t Se p O k t No p De s 2 0 1 0 2 0 1 1 2 0 1 2 2 0 1 3 2 0 1 4 1 0 . 0 0 0 2 0 . 0 0 0 3 0 . 0 0 0 S B I S