Pembiayaan produktif yaitu pembiayaan yang ditujukan untuk memenuhi

bank selaku penyedia bank dengan nasabah yang memesan untuk membeli barang. Rukun murabahah antara lain penjual, pembeli, barang yang diperjual- belikan, harga dan Ijab-qabul. 4. Pembiayaan Al Bai’Bithaman Ajil adalah pembiayaan untuk membeli barang dengan cicilan.syarat-syarat dasar dari produk ini hampir sama dengan pembiayaanmurabahah. Perbedaan diantara keduanya terletak pada cara pembayaran, dimana pada pembiayaan murabahah pembayaran ditunaikan setelah berlangsungnya akad kredit, sedangkan pada pembiayaan Al Bai’Bithaman Ajil cicilan baru dilakukan setelah nasabah penerima barang mampu memperlihatkan hasil usahanya. 5. Pembiayaan Salam diaplikasikan dalam bentuk pembiayaan jangka pendek untuk produksi agrobisnis atau industri jenis lainnya. 6. Pembiayaan Isthina’ diaplikasikan dalam bentuk pembiayaan manufaktur, industri, kecil-menengah, dan konstruksi.dalam pelaksanaannya pembiayaan isthina dapat dilakukan dengan dua cara,yakni pihak produsen ditentukan oleh bank atau pihak produsen ditentukan oleh nasabah.pelaksanaan salah satu dari kedua cara tersebut harus ditentukan dimuka dalam akad berdasarkan kedua belah pihak. 7. Pembiayaan sewa beli ijarah wa iqtina atau ijarah muntahiyyah bi tamlik adalah akad sewa suatu barang antara bank dengan nasabah, dimana nasabah diberi kesempatan untuk membeli obyek sewa pada akhir akad atau dalam dunia usaha dikenal dengan finance lease Harga sewa dan harga beli ditetapkan bersama diawal perjanjian. Dalam pembiayaan ini yang menjadi obyek sewa diisyaratkan harus barang yang bermanfaat dan dibenarkan oleh syariat dan nilai dari manfaat dapat diperhitungkan atau diukur.pembiayaan sewa beli ini dapat dilakukan dengan cara: pertama lembaga pembiayaan atau perusahaan leasing yang berdasarkan syariah Islam membeli aset yang akan dibeli oleh nasabah, setelah terbeli maka, lembaga tersebut menyewakan aset itu dalam jangka waktu dan harga yang ditentukan dalam perjanjian kedua belah pihak. 8. Hiwalah adalah produk perbankan syari’ah yang disediakan untuk membantu supplier dan mendapatkan modal tunai agar melanjutkan produksinya. dalam hal ini Bank akan mendapatkan imbalan fee atas jasa pemindahan piutang. Besarnya imbalan yang akan diterima Bank ditetapkan berdasarkan hasil kesepakatan antar Bank dengan nasabah. 9. Rahn produk perbankan ini disediakan untuk membantu nasabah dalam pembiyaan kegiatan multiguna.Rahn sebagai produk pinjaman berarti Bank hanya memperoleh imbalan atas penyimpanan, pemeliharaan, asuransi dan administrasi barang yang digadaikan. berkenaan dengan hal tersbut maka, produk Rahn hanya digunakan bagi keperluan Sosial seperti pendidikan dan kesehatan. Dari produk-produk tersebut bank syariah dapat meningkatkan investasinya terutama dalam bentuk pembiayaan atas kegiatan usaha produksi, distribusi, jual beli dan konsumsi dari produk atau jasanya kepada nasabah debiturnya secara baik dan signifikan. Pembiayaan yang diberikannya juga dilakukan atas dasar manfaat yang dapat mendorong terciptanya sistem ekonomi dan kegiatan usaha yang berkeadilan dengan menerapkan kaidah moral dan tata nilai yang mengarahkan terciptanya kemaslahatan orang banyak.

H. Pasar Uang Antar Bank Syariah PUAS

1. Pasar Uang Antar Bank Syariah dan Landasannya

Dengan adanya fasilitas pasar uang antar bank, maka bank-bank syariah, akan mendapatkan kemudahan-kemudahan, untuk memanfaatkan dana yang sementara idle, bank dapat melakukan investasi jangka pendek di Pasar Uang, dan begitu sebaliknya, untuk memenuhi kebutuhan likuiditas jangka pendek, bank juga dapat memperolehnya dari Pasar Uang. Namun, karena surat-surat berharga yang beredar di pasar uang konvensional merupakan surat-surat berharga yang berbasis bunga, maka bank-bank syariah tidak dapat memanfaatkan pasar uang yang ada, karena perbankan syariah tidak diperbolehkan menjadi bagian dari aktiva maupun pasiva yang berbasis bunga, dan hal ini merupakan kendala bagi kalangan perbankan syariah dalam melakukan pengelolaan likuiditas. Oleh karena itu untuk mendukung kelancaran perbankan syariah dalam mengelola likuiditasnya, maka perlu adanya instrumen-instrumen pasar uang yang berbasis syari’ah, sehingga perbankan syariah dapat melakukan fungsinya secara penuh, tidak saja dalam memfasilitasi kegiatan perdagangan jangka pendek akan tetapi juga berperan dalam mendukung Investasi jangka panjang. Adapun landasan atau dalil yang dijadikan dasar atas diperbolehkannya pelaksanaan pasar uang antar bank dengan prinsip syariah yaitu firman Allah dalam surat Al Baqarah ayat 275 yang berbunyi :