Metodologi System Dynamics Metode Analisis Data

Pemahaman atas sistem melahirkan identifikasi dan definisi atas permasalahan yang terjadi dalam sistem tersebut. Konseptualisasi sistem kemudian dilakukan atas dasar permasalahan yang didefinisikan, hal ini akan menimbulkan pemahaman yang lebih mendalam atas sistem yang selanjutnya mungkin akan menimbulkan redefinisi masalah sampai konseptualisasi sistem dinyatakan diterima. Pendekatan System Dynamics menyimpan filosofi tinggi mengenai pentingnya seorang peneliti menciptakan sesuatu yang baru, karena di dalam proses System Dynamics selalu ada stock flow diagram yang baru. Hal ini berarti setiap penelitian yang dibuat dalam kerangka System Dynamics akan menciptakan suatu yag baru. Validasi perilaku model akan sangat membantu dalam menilai kesesuaian analisis, konsistensi analisis, dan utilitas serta efektivitas. Hasil validasi kemudian akan menimbulkan proses perbaikan dan memformulasi analisis. Akibatnya dilakukan analisis kebijakan pada analisis yang menimbulkan perbaikan selanjutnya diimplementasikan dan umpan balik, yang diperoleh dari sistem nyata pada akhirnya juga akan menimbulkan tambahan pemahaman atas sistem. Software yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah software Powersim versi 2007. Software ini banyak digunakan karena sifatnya yang komprehensif dan mampu merepresentasikan dari metode penelitian dengan pendekatan System Dynamics ini.

4. Uji Statistik

Uji statistik yang digunakan dalam penelitian ini antara lain:

a. Pengujian Abosolute Error

Metode uji statistik abosolute error adalah uji statistik untuk melihat penyimpangan antara hasil simulasi dengan data empirik, dengan menghitung Absolute Variation Error AVE dan Abosolute Means Error AME. AVE adalah melakukan pengujian dengan melihat penyimpangan nilai variasi hasil simulasi terhadap data empirik. Dengan rumus sebagai berikut: AVE =   100 x V V V e e s  ....................................... 3.1 Dimana: Vs = Varians hasil simulasi; dan Ve = Varians dari data empirik. Sedangkan AME adalah melakukan pengujian untuk melihat penyimpangan antara nilai rata-rata hasil simulasi terhadap data empirik atau data aktual. Dengan rumus sebagai berikut: AME =   100 x X X X e e s  ..................................... 3.2 Dimana: Xs = Means hasil simulasi; dan Xe = Means data empirik

b. Pengujian Root Means Square Error

Root Means Square Error RMSE mengukur akar rataan kuadrat persentase perbedaan antara nilai yang disimulasikan dengan nilai yang sebenarnya. Besarnya RMSE ditentukan dengan rumus sebagai berikut:       3 . 3 ........ 1 2          At At St n RMSE Dimana: RMSE = Akar rataan kuadrat persentase kesalahan St = Nilai simulasi pada waktu t; At = Nilai aktual pada waktu t; dan n = Jumlah pengamatan t =1,2,...n. Statistik ketidaksamaan Theil membagi rataan kuadrat kesalahan Mean Square Error, MSE ke dalam komponen yang mengukur bagian-bagian kesalahan yang disebabkan oleh bias Inequality bias proportion, ketidaksamaan varian Inequality variance proportion, dan ketidaksamaan kovarian Inequality covarian proportion. Bias terjadi karena adanya perbedaan rata-rata nilai yang disimulasikan dengan nilai rata-rata aktual. Untuk mengukur besarnya bagian kesalahan karena bias digunakan hubungan berikut:        4 . 3 ....... 1 2      At St n A S A S U m Dimana: U m = Bagian MSE karena bias inequality bias proportion; S = Rata-rata nilai simulasi; A = Rata-rata nilai aktual; St = Nilai aktual pada waktu t; dan n = Jumlah pengamatan.

c. Proses Uji Statistik

Adapun proses memilih uji statistik dengan AVE, AME, dan RSME sebagai uji validasi adalah sebagai berikut: 1 AVE merupakan pengujian statistik yang diperoleh dari mengkuadratkan penyimpangan data dari nilai rata-ratanya. Selanjutnya, nilai varians dihitung dengan menjumlahkan hasil pengkuadratan selisih nilai data observasi. Hasil AVE masih agak sulit untuk diinterpretasikan karena nilainya cukup besar yaitu dari hasil pengkuadratan. Oleh karena itu, perlu dicari ukuran varians yang sama dengan data aslinya dengan cara menarik akar varians. 2 AME digunakan hanya untuk menyatakan berapa besar penyimpangan rata-rata dari data yang dihasilkan berdasarkan hasil simulasi terhadap rata-rata data referensi. Hasil yang diperoleh masih dianggap terlalu kasar berdasarkan analisis statistik. 3 RMSE merupakan pengujian dalam statistik dengan ukuran varians yang dihasilkan mempunyai unit pengukuran yang sama dengan data asli.

E. Definisi Variabel Penelitian

1. Sertifikat Bank Indonesia Syariah SBIS adalah surat berharga

berdasarkan prinsip syariah berjangka waktu pendek dalam mata uang rupiah yang diterbitkan oleh Bank Indonesia. 2. Inflasi adalah suatu proses meningkatnya harga-harga secara umum dan terus-menerus berkaitan dengan mekanisme pasar dapat disebabkan oleh berbagai faktor, antara lain, konsumsi masyarakat yang meningkat atau adanya ketidak lancaran distribusi barang. Dengan kata lain, inflasi juga merupakan proses menurunnya nilai mata uang secara kontinu. 3. Produk Domestik Bruto adalah jumlah produk berupa barang dan jasa yang dihasilkan oleh unit-unit produksi di dalam batas wilayah suatu negara domestik selama satu tahun.

4. Pembiayaan Perbankan Syariah adalah pembiayaan berdasarkan prinsip

syariah yang penyediaan uang atau tagihan yang dipersamakan dengan itu berdasarkan persetujuan atau kesepakatan antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak yang dibiayai untuk mengembalikan uang atau tagihan tersebut setelah jangka waktu tertentu dengan imbalan atau bagi hasil. 5. Pasar Uang Antar Bank Syariah PUAS adalah kegiatan transaksi keuangan jangka pendek antar peserta pasar berdasarkan prinsip-prinsip syariah dan merupakan salah satu sarana perangkat dan piranti yang memudahkan bank syariah untuk berinteraksi dengan bank syariah lain atau unit usaha syariah Bank Konvensional.

BAB IV PENEMUAN DAN PEMBAHASAN

A. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian

1. Sejarah Bank Indonesia BI

Jauh sebelum kedatangan bangsa barat, nusantara telah menjadi pusat perdagangan internasional. Sementara di daratan Eropa, merkantilisme telah berkembang menjadi revolusi industri dan menyebabkan pesatnya kegiatan dagang Eropa. Pada saat itulah muncul lembaga perbankan sederhana, seperti Bank van Leening di negeri Belanda. Sistem perbankan ini kemudian dibawa oleh bangsa barat yang mengekspansi nusantara pada waktu yang sama. VOC di Jawa pada 1746 mendirikan De Bank van Leening yang kemudian menjadi De Bank Courant en Bank van Leening pada 1752. Bank itu adalah bank pertama yang lahir di nusantara, cikal bakal dari dunia perbankan pada masa selanjutnya. Pada 24 Januari 1828, pemerintah Hindia Belanda mendirikan bank sirkulasi dengan nama De Javasche Bank DJB. Selama berpuluh-puluh tahun bank tersebut beroperasi dan berkembang berdasarkan suatu oktroi dari penguasa Kerajaan Belanda, hingga akhirnya diundangkan DJB Wet 1922. Masa pendudukan Jepang telah menghentikan kegiatan DJB dan perbankan Hindia Belanda untuk sementara waktu. Kemudian masa revolusi tiba, Hindia Belanda mengalami dualisme kekuasaan, antara Republik Indonesia RI dan Nederlandsche Indische Civil Administrative NICA.