Grafik di atas menunjukkan bahwa model diagram alir yang diharapkan ke dalam perangkat lunak Powersim sudah berhasil
disimulasikan sesuai dengan periode waktu yang telah ditentukan.
d. Tahap Validasi
Langkah selanjutnya adalah dengan melakukan validasi model atau hasil simulasi dengan tujuan untuk mengetahui kesesuaian antara
hasil simulasi dengan gejala ataupun proses dari suatu sistem yang ditirukan. Hasil simulasi dapat dinyatakan valid atau sahih bila model
yang dibuat dapat menunjukkan pola-pola atau kecenderungan dengan gejala-gejala sebenarnya. Maka perlu dilakukan peninjauan kembali atas
model yang telah dibuat tersebut untuk kemudian dilakukan perbaikan atau restrukturisasi model hingga didapat model yang valid.
Prosedur validasi data yang harus dilakukan adalah sebagai berikut:
a. Mengeluarkan hasil simulasi, khususnya hasil simulasi dari variabel utama reference model untuk kemudian membandingkannya
dengan pola perilaku data historis yaitu dengan cara: - Melakukan perbandingan secara visual terhadap grafik terlebih
dahulu, jika ditemukan terdapat penyimpangan yang menonjol, maka kemudian dilakukan perbaikan terhadap variabel dan
parameter model berdasarkan hasil penelusuran terhadap sebab- sebab penyimpangan tersebut.
- Apabila secara visual pola hasil simulasi telah mengikuti pola data aktual maka kemudian dilakukan uji statistik dengan tujuan
untuk memperoleh besar deviasi yang ada. b. Langkah selanjutnya adalah dengan melakukan uji statistik untuk
melihat penyimpangan antara output simulasi dengan data aktual dengan menggunakan Absolute Varians Error AVE, Absolute
Means Error AME dan Root Means Square Error RMSE. Tabel 4.7 Validasi AVE, AME, dan RMSE
Variabel Hasil
AVE AME
RMSE SBIS
0.122 0.263
0.350 12.23
26.26 34.97
Sumber: Data Diolah, 2010 Lampiran 4 Sertifikat Bank Indonesia Syariah pada perhitungan uji statistik
AVE diperoleh hasil sebesar 12.23 yang merupakan hasil perbedaan paling kecil dari tiga uji statistik ini. Nilai 12.23 menunjukkan
penyimpangan yang dilakukan dari data hasil simulasi terhadap data aktual Sertifikat Bank Indonesia Syariah. Pada uji statistik AME
diperoleh hasil 26.26 yang merupakan rata-rata perbedaan antara data aktual dan hasil simulasi pada Sertifikat Bank Indonesia Syariah. Untuk
mendapatkan hasil yag lebih akurat maka dilakukan uji statistik RMSE dengan hasil 34.97 . Besaran AVE, AME dan RMSE adalah deviasi,
perbedaan, selisih antara nilai aktual dan nilai simulasi sedangkan sisa dari nilai AVE, AME dan RMSE tersebut merupakan nilai aktual itu
sendiri.
Hasil validasi terhadap variabel-variabel di atas secara keseluruhan dapat disimpulkan bahwa berdasarkan perilaku dan hasil
simulasi memiliki kecenderungan yang sama dengan data historis yang ada, maka model sudah dapat dikategorikan valid. Dengan demikian
model ini dapat digunakan untuk membuat suatu formulasi kebijakan.
e. Analisis Kebijakan 1. Analisis skenario
Hasil simulasi model System Dynamics dari kebijakan pengembangan Sertifikat Bank Indonesia syariah adalah sebagai
berikut: 1. Analisis Skenario A Sertifikat Bank Indonesia Syariah Pada
Saat Normal
Grafik 4.2 Analisis skenario A Sertifikat Bank Indonesia Syariah Pada Saat Normal
Menurut hasil simulasi dalam kondisi normal diperoleh laju Sertifikat Bank Indonesia Syariah di kisaran 0.3 atau 30 yang
merupakan perubahan nilai awal simulasi SBIS pada Januari 2006 sebesar Rp 2,156 milyar menjadi sebesar Rp 3,192 milyar pada
Ja n Fe b
Ma r Ap r
Me i Ju n
Ju l Ag u s t
Se p O k t
No p De s
Ja n Fe b
Ma r Ap r
Me i Ju n
Ju l Ag u s t
Se p O k t
No p De s
Ja n Fe b
Ma r Ap r
Me i Ju n
Ju l Ag u s t
Se p O k t
No p De s
Ja n Fe b
Ma r Ap r
Me i Ju n
Ju l Ag u s t
Se p O k t
No p D e s
Ja n Fe b
Ma r Ap r
Me i Ju n
Ju l Ag u s t
Se p O k t
No p De s
2 0 1 0 2 0 1 1
2 0 1 2 2 0 1 3
2 0 1 4 5 . 0 0 0
1 0 . 0 0 0 1 5 . 0 0 0
2 0 . 0 0 0
S B
I S
desember 2009, laju Inflasi di kisaran 0.48 atau 48 yang merupakan perubahan nilai awal simulasi inflasi pada Januari 2006
sebesar 17.03 menjadi sebesar 2.50 pada desember 2009, laju Produk Domestik Bruto di kisaran 0.07 atau 7 yang merupakan
perubahan nilai awal simulasi Produk Domestik Bruto pada Januari 2006 sebesar Rp 441,761 juta menjadi sebesar Rp 580,648 juta pada
desember 2009, laju Pembiayaan Perbankan Syariah di kisaran 0.29 atau 29 yang merupakan perubahan nilai awal simulasi
Pembiayaan Perbankan Syariah pada Januari 2006 sebesar Rp 15,042 milyar menjadi sebesar Rp 46,213 milyar pada desember 2009 dan
laju Pasar Uang Antarbank Syariah di kisaran 0.41 atau 41 yang merupakan perubahan nilai awal simulasi Pasar Uang Antarbank
Syariah pada Januari 2006 sebesar Rp 578 milyar menjadi sebesar Rp 2,807 milyar pada desember 2009.
Dalam kondisi normal tersebut maka diperoleh nilai simulasi Sertifikat Bank Indonesia Syariah pada Januari 2010 sebesar Rp
3,271 Miliar. Hal ini sesuai dengan kondisi nyata bahwa nilai Sertifikat Bank Indonesia Syariah pada statistik perbankan syariah
Januari 2010 sebesar Rp 3,371 Miliar yang berarti jika dibandingkan antara kondisi nyata dengan hasil simulasi dari pemodelan tidak
terlalu berbeda. Kemudian peneliti melakukan proyeksi untuk tahun-tahun
berikutnya dalam hal ini peneliti membatasi hingga tahun 2014. Dari
proyeksi tersebut diperoleh nilai Simulasi Sertifikat bank Indonesia Syariah dengan nilai pada Januari 2011 sebesar Rp 5,984 milyar dan
Desember 2011 sebesar Rp 7,852 milyar, pada Januari 2012 sebesar Rp 8,048 dan Desember 2012 sebesar Rp 10,560 milyar, pada
Januari 2013 sebesar Rp 10,824 milyar dan Desember 2013 sebesar Rp 14,203 milyar, pada Januari 2014 sebesar Rp 14,558 milyar dan
Desember 2014 sebesar Rp 19,101 milyar hasil simulasi tersebut
dapat dilihat pada tabel lampiran 9. Hal ini memberikan insentif
bagi para peserta lelang Sertifikat Bank Indonesia Syariah untuk menempatkan dananya pada Sertifikat Bank Indonesia Syariah,
sehingga diperlukan kebijakan dari pihak penerbit Sertifikat Bank Indonesia Syariah Bank Indonesia maupun pemerintah sebagai
regulator. 2. Analisis Skenario B Pada Saat Laju Inflasi Rendah dan
Pembiayaan Perbankan Syariah Rendah
Grafik 4.3 Analisis skenario B pada saat inflasi rendah dan Pembiayaan Perbankan Syariah rendah
Ja n Fe b
Ma r Ap r
Me i Ju n
Ju l Ag u st
Se p O k t
No p De s
Ja n Fe b
Ma r Ap r
Me i Ju n
Ju l Ag u st
Se p O k t
No p De s
Ja n Fe b
Ma r Ap r
Me i Ju n
Ju l Ag u st
Se p O k t
No p De s
Ja n Fe b
Ma r Ap r
Me i Ju n
Ju l Ag u st
Se p O k t
No p D e s
Ja n Fe b
Ma r Ap r
Me i Ju n
Ju l Ag u s t
Se p O k t
No p De s
2 0 1 0 2 0 1 1
2 0 1 2 2 0 1 3
2 0 1 4 6 . 0 0 0
8 . 0 0 0 1 0 . 0 0 0
S B
I S