Prinsip-Prinsip Umum Investasi syariah
merupakan kemungkinan keuntungan yang diterima lebih kecil dari keuntungan yang diharapkan. Dalam teori portofolio, risiko dinyatakan
sebagai kemungkinan keuntungan menyimpang dari yang diharapkan. Karenanya risiko mempunyai dua dimensi yaitu menyimpang lebih besar
atau lebih kecil dari return yang diharapkan. Menurut Tandelilin 2001, dalam analisis tradisional risiko total
dari berbagai aset keuangan bersumber dari: a. Interest Rate Risk. Risiko yang berasal dari variabilitas return akibat
perubahan tingkat suku bunga. Perubahan tingkat suku bunga ini berpengaruh negatif terhadap harga sekuritas.
b. Market Risk. Risiko yang berasal dari variabilitas return karena fluktuasi dalam keseluruhan pasar sehingga berpengaruh pada semua sekuritas.
c. Inflation Risk. Suatu faktor yang mempengaruhi semua sekuritas adalah purchasing power risk. Jika suku bunga naik, maka inflasi juga
meningkat karena lenders membutuhkan tambahan premium inflasi untuk mengganti kerugian purchasing power.
d. Business Risk. Risiko yang ada karena melakukan bisnis pada industri tertentu.
e. Financial Risk. Risiko yang timbul karena penggunaan leverage finansial oleh perusahaan.
f. Liquidity Risk. Risiko yang berhubungan dengan pasar sekunder tertentu dimana sekuritas diperdagangkan. Suatu investasi jika dapat dibeli dan
dijual dengan cepat tanpa perubahan harga yang signifikan, maka investasi tersebut dikatakan likuid, demikian sebaliknya.
g. Exchange Rate Risk. Risiko yang berasal dari variabilitas return sekuritas karena fluktuasi kurs currency.
h. Country Risk. Risiko ini menyangkut politik suatu negara sehingga mengarah pada political risk.
Berbeda dengan analisis tradisional, analisis investasi modern membagi risiko total menjadi dua bagian yaitu resiko sistematis dan risiko
tidak sistematis Husnan,1998. Risiko sistematis adalah risiko yang disebabkan oleh faktor-faktor makro yang mempengaruhi semua sekuritas
sehingga tidak dapat dihilangkan dengan diversifikasi sedangkan risiko tidak sistematis adalah risiko yang disebabkan oleh faktor-faktor unik pada suatu
sekuritas dan dapat dihilangkan dengan melakukan diverdsifikasi. Pada umumnya seorang investor adalah risk averse. Oleh karena
itu para investor lebih memilih melakukan diversifikasi dalam portofolio investasinya guna mengurangi sebagian risiko yang harus ditanggungnya.
Karena risiko tidak sistematis dapat dihilangkan dengan diversifikasi, maka risiko sistematis menjadi lebih relevan bagi investor.
Dalam investasi ada 3 tiga tipe investor yaitu: Ahmad Rodoni, 2009:50
a. Investor yang suka terhadap risiko risk seeker. Merupakan investor yang apabila dihadapkan pada dua pilihan
investasi yang memberikan tingkat pengembalian yang sama dengan
risiko yang berbeda, maka ia akan lebih suka mengambil investasi dengan risiko yang lebih besar. Investor dengan karakter tersebut lebih
cenderung bersikap agresif dan spekulatif dalam mengambil keputusan investasi.
b. Investor yang netral terhadap risiko risk neutrality. Merupakan tipikal investor yang meminta kenaikan tingkat
pengembalian yang sama untuk setiap kenaikan risiko. Investor dengan karakter tersebut lebih cenderung bersikap hati-hati dan fleksibel dalam
mengambil keputusan investasi. c. Investor yang tidak suka terhadap risiko risk averter.
Merupakan tipikal investor yang apabila dihadapkan pada dua pilihan investasi yang memberikan tingkat pengembalian yang sama
dengan risiko yang berbeda, maka ia lebih cenderung mengambil investasi dengan risiko yang lebih kecil.