Keadaan Siswa Kurikulum Profil Sekolah

59 keberadaan murid merupakan faktor yang sangat penting dalam proses belajar mengajar disamping eksistensi guru. Tabel 4.2 Jumlah Siswa SMP Dua Mei Tahun Ajaran 2010-2013: Tahun Pelajaran Jumlah Pendaftar Cln siswa baru Kelas VII Kelas VIII Kelas IX Jumlah Kls VII + VIII + IX Jml Siswa Jml Rombel Jml Siswa Jml Rombel Jml Siswa Jml Rombel Jml Siswa Jml Rombel 20102011 121 68 2 79 2 71 2 218 6 20112012 129 69 2 64 2 80 2 212 6 20122013 108 75 2 66 2 56 2 197 6 Tabel 4.3 Jumlah Siswa SMP Dua Mei Tahun Ajaran 2013-2014: No. Data Kelas Jumlah Rombel Jumlah siswa Laki-laki Perempuan Jumlah 1 VII 2 36 21 57 2 VIII 2 45 32 77 3 IX 2 35 30 65 Jumlah 6 116 83 199

14. Kurikulum

Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai kegiatan pendidikan tertentu. Adapun muatan kurikulum di SMP Dua Mei meliputi sejumlah mata pelajaran yang ditempuh mulai kelas VII sampai dengan kelas IX. Materi muatan lokal dan 60 pengembangan diri merupakan bagian dari muatan kurikulum. Untuk kurikulum SMP, terdiri dari 10 mata pelajaran, muatan lokal, dan pengembangan diri. Tabel 4.4 Struktur Kurikulum SMP Dua Mei Ciputat: Komponen Kelas dan Alokasi Waktu VII VIII IX A. Mata Pelajaran 1. Pendidikan Agama 2. Pendidikan Kewarganegaraan 3. Bahasa Indonesia 4. Bahasa Inggris 5. Matematika 6. Ilmu Pengetahuan Alam 7. Ilmu Pengetahuan sosial 8. Seni Budaya 9. Pendidikan Jasmani, olah Raga dan Kesehatan 10. Teknologi Informasi dan komunikasi 3 2 5 5 6 6 5 2 2 2 3 2 5 5 6 6 5 2 2 2 3 2 5 5 6 6 5 2 2 2 B. Muatan Lokal - Pendidikan Jasa Pembukuan - Pendidikan Tata Busana 2 2 2 C. Pengembangan Diri 2 2 2 Jumlah A + B 32 + 8 32 + 8 32 + 8 61

D. Deskripsi Data

Di Sekolah Menengah Pertama Dua Mei sistem pengajaran khususnya pada pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial dibagi kedalam dua bagian, yaitu Bapak Saptono, S.Pd, yang mengajar pada mata pelajaran Sosiologi dan geografi dan ibu Dra. Soparidah, M.Pd, yang mengajar pada pelajaran Ekonomi dan Sejarah. Pada hasil belajarnya digabungkan antara mata pelajaran Bapak Saptono, S.Pd dan Ibu Dra. Soparidah, M.Pd. Pada penelitian ini, untuk mengetahui pola interaksi dalam pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial di SMP Dua Mei Ciputat. Tahap pertama yang dilakukan ialah pengamatan. Hasil dari pengamatan tersebut adalah bahwa pola interaksi dalam pembelajaran yang terjadi di SMP Dua Mei Ciputat adalah pola interaksi satu arah dan pola interaksi dua arah. Pengamatan ini dilakukan sebanyak 5 kali selama proses penelitian dilakukan. Pengamatan ini dilakukan pada saat pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial berlangsung, karena guru IPS merupakan narasumber dari penelitian yang dilakukan. Hasil dari pengamatan yang dilakukan mengenai pola interaksi dalam pembejaran yang dilakukan oleh guru IPS di SMP Dua Mei Ciputat adalah pola interaksi satu arah dan pola interaksi dua arah. Hasil dari pengamatan tersebut didukung dengan hasil wawancara yang dilakukan pada guru di SMP Dua Mei Ciputat. Menurut guru Ilmu Pengetahuan Sosial di SMP Dua Mei Ciputat mengatakan bahwa metode pembelajaran yang sering digunakan adalah metode ceramah dan metode Tanya jawab. Metode ceramah merupakan pola interaksi satu arah, karena peran guru sangat mendominasi saat terjadinya proses pembelajaran. Guru berperan sebagai pemberi aksi dan siswa penerima aksi dari guru tersebut. Sedangkan metode Tanya jawab merupakan pola interaksi dua arah, karena adanya timbal balik yang dilakukan oleh guru dan siswa. Guru berperan sebagai pemberi aksi dan penerima aksi. Dengan demikian, hasil tersebut merupakan referensi untuk melakukan penelitian lanjut, yang akan digunakan sebagai bahan penelitian tentang bagaimana persepsi siswa terhadap pola interaksi dalam pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial di SMP Dua Mei Ciputat. Untuk mengetahui persepsi siswa terhadap pola interaksi dalam pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial di SMP Dua 62 Mei Ciputat, peneliti menggunakan kuesioner untuk mendapatkan informasi. Peneliti membatasi hanya pada pola interaksi satu arah dan pola interkasi dua arah. Karena kedua pola tersebut merupakan pola yang sering dilakukan dalam proses pembelajaran. Sedangkan pola tiga arah tidak dijadikan sebagai bahan penelitian, karena pola tersebut jarang digunakan oleh guru IPS. Dalam pengumpulan datanya melalui kuesioner yang disebarkan kepada 40 siswa dari jumlah 199 siswa. Jumlah kelas di SMP Dua Mei Ciputat tercata enam kelas, dari setiap jenjang terdapat dua kelas. Dan dari setiap kelas diambil sampelnya sebanyak enam sampai tujuh responden dari kelas VII sampai kelas IX. Jumlah pertanyaan yang diajukan kepada siswa berjumlah 10 item, masing- masing dari pola interaksi memiliki lima pertanyaan berbentuk pilihan yang harus dijawab siswa dengan memberikan ceklist pada pilihan yang ada dan memberikan alasannya. Data yang dikumpulkan dari hasil angket yang disebarkan diolah dengan menggunakan analisis statistik deskriptif dengan rumus: P = fn x 100 Maksud dari pengolahan tersebut agar data yang diperoleh dapat memberikan arti dan penjelasan. Hasil angket kemudian dimasukan kedalam tabulasi, yang merupakan proses data-data instrument angket menjadi angka persentase yang dapat dilihat pada tabel dibawah ini :