Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN

2 interaksi edukatif dengan memanfaatkan bahan ajar sebagai mediumnya. Pada kegiatan belajar mengajar, keduanya guru-murid saling mempengaruhi dan memberikan masukan. Karena itulah kegiatan belajar mengajar harus merupakan aktivitas yang hidup, sarat nilai dan senantiasa memiliki tujuan. ” 4 “Pendidikan di dalam proses belajar-mengajar, kegiatan interaksi antara guru dan siswa merupakan kegiatan yang cukup dominan kemudian di dalam kegiatan interaksi antara guru dan siswa dalam rangka transfer of knowledge dan bahkan juga transfer of values, akan senantiasa menuntut komponen yang serasi antara komponen yang satu dengan yang lainnya. Serasi dalam hal ini berarti komponen-komponen yang ada pada kegiatan proses belajar mengajar itu saling menyesuaikan dalam rangka mendukung pencapaian tujuan belajar bagi anak didik. ” 5 Proses kegiatan interaksi belajar mengajar yang dilakukan oleh guru di dalam kelas akan mempengaruhi jalannya proses pembelajaran. Ketika siswa tidak dapat bertanya pada saat kegiatan belajar mengajar dapat menghambat berlangsungnya proses kegitan belajar mengajar. Proses ini diharapkan dapat memicu keterampilan guru, sehingga keterampilan guru dalam mengajar perlu dipersiapkan dengan membuat rencana pembelajaran sebaik-baiknya dan semenarik mungkin. Makna penting dalam proses belajar mengajar, yaitu terciptanya suatu proses interaksi belajar baik antara guru dan siswa, antara siswa dengan siswa, maupun antara siswa dengan lingkungannya. Interaksi dalam proses belajar mengajar dapat memberikan manfaat di sekolah yang baik bagi keduanya, karena guru dan siswa secara tidak langsung saling mempengaruhi ke dalam hal yang baik. Guru dan siswa memiliki peran dalam berlangsungnya proses interaktif, dimana guru memiliki peran sebagai pengajar dan siswa sebagai anak yang belajar. 4 Pupuh Fathurrohman, dan M. Sobry Sutikno, Strategi Belajar Mengajar, Bandung: PT. Refika Aditama, 2007, h. 8. 5 Sardiman A.M, Interaksi dan Motivasi-Belajar Mengajar, Jakarta: Rajawali Pers, 2011, h. 172 3 Belajar adalah proses interaksi guru dengan siswa, siswa dengan guru ataupun siswa dengan siswa, dalam proses ini siswa dapat memperoleh pengalaman dari gurunya dan juga teman-temannya sendiri. Kemudian pengalaman yang didapatkan oleh siswa itu akan di konsultasikan kepada guru. Atau siswa dihadapkan masalah agar dapat diatasinya untuk dipecahkan masalahnya. Dengan adanya hal ini, maka terjadnya proses interaksi yang sangat memungkinkan dapat mengembangkan kemampuan siswa dan siswa akan berkembang, baik mental maupun intelektual. Oleh karena itu, dari kedua belah pihak antara guru dan siswa akan melahirkan interaksi edukatif dengan memanfaatkannya sebagai mediumnya. Maka dengan adanya interkasi belajar mengajar jika diperankan secara optimal guna mencapai pengajaran yang sesuai dengan tujuan akan memiliki dampak yang baik. Adapun tujuan pengajaran itu dianggap berhasil dengan melihat sejauh mana hasil belajar siswa yang dapat dicapai atau diperoleh oleh siswa. Maka untuk mencapai itu semua perlu adanya kerjasama yang baik antara guru dan siswa selama proses pembelajaran. Tidak terlepas guru yang berfungsi sebagai fasilitator, motivator dan tranformator memiliki peran yang amat penting untuk mencapai tujuan itu sendiri, sebagai upaya penyampaian pembelajaran dengan memperoleh hasil belajar siswa yang memuaskan. Ilmu Pengetahuan Sosial IPS merupakan salah satu mata pelajaran yang diberikan dari SDMI, SMPMTS sampai SMASMKMAN. Di SMPMTS dan SMASMKMAN mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial memuat materi yang terdiri dari Geografi, Sejarah, Sosiologi, dan Ekonomi. Melalui mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial, siswa diarahkan untuk dapat mengenal dan mempelajari lingkungan sekitar atau lingkungan sosial. Jika ditinjau lebih dalam lagi, maka nampak yang dibicarakan pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial merupakan hubungan antar manusia, kelompok dengan kelompok, mengenal peradaban awal atau sejarah manusia, manusia dengan alam sekitarnya dan lingkungannya serta permasalahan-permasalahan sosial. 4 Hal ini berkaitan dengan fenomena yang terjadi di SMP Dua Mei Ciputat. Dalam beberapa bulan selama berlangsungnya Praktek Profesi Keguruan Terpadu peneliti telah mengamati di sekolah SMP Dua Mei Ciputat mengenai proses interaksi yang dilakukan oleh guru dan siswa, khususnya pada saat proses belajar mengajar mata pelajaran IPS. Peneliti melihat ada sebuah fenomena yang terjadi di dalam kelas, yaitu kegiatan pembelajaran yang diciptakan guru lebih sering didominasi oleh metode ceramah dan kurang divariasikan dengan metode pembelajaran lain. Kecenderungan guru ialah hanya terfokuskan penyampaian materi atau siswa hanya menjadi objek selama proses mengajar yang seharusnya keduannya saling memiliki peran selama proses belajar mengajar. Siswa hanya menyimak dan mendengarkan dengan baik. Dalam hal ini, siswa menjadi lebih pasif dan sangat kurang aktif, sehingga minat dan motivasi siswa terhadap pembelajaran menjadi sangat penting dalam mencapai pembelajaran yang optimal dan bertujuan. “Untuk mencapai tujuan pembelajaran, tentu saja seseorang bergantung pada ketrampilan guru dalam mengelola kegitan interaksi belajar mengajar. Penggunaan variasi pola interaksi mutlak dilakukan oleh guru. Hal ini dimaksudkan agar tidak menimbulkan kebosanan, kejenuhan, serta untuk menghidupkan suasana kelas demi keberhasilan anak didik dalam mencapai tujuan. ” 6 Dalam interaksi guru dengan siswa menjadi sangat optimal apabila siswa memiliki rasa antusiasme dan semangat belajar. Salah satunya dengan adanya motivasi belajar pada setiap siswa. Motivasi menjadi hal yang penting dalam kegiatan proses belajar siswa, karena dapat mempengaruhi proses belajarnya. Motivasi dapat memberikan semangat belajar dengan menumbuhkan rasa ingin tahu, rasa ingin mencapai, sehingga dapat menunjang proses belajar menjadi lebih baik. Ada banyak faktor-faktor yang dapat menunjang seorang siswa terdorong motivasi belajarnya, antara lain dengan adanya sarana dan prasarana, lingkungan sekolah, perilaku seorang guru, dan materi yang materi yang disampaikan guru 6 Syaiful Bahri Djamarah, Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif, Jakarta: Rineka Cipta. 2010, h. 12. 5 serta temen sekelas juga memiliki peran penting. Melalui interaksi antara guru dan siswa diharapkan siswa dapat berkembang dengan baik, baik mental maupun intelektual. Dengan demikian peneliti melihat, pola interaksi merupakan unsur yang penting dalam proses pembelajaran. Khususnya siswa sebagai sesorang yang menjadi objek pembelajaran. Melalui pola interaksi yang dibagi menjadi tiga yaitu, pola satu arah, pola dua arah, dan pola tiga arah atau banyak arah memungkinkan salah satunya membentuk pembelajaran yang menjadi lebih efektik guna mencapai tujuan pembelajaran. Untuk dapat menciptakan suasana belajar menjadi lebih efektif, kondusif dan produktif serta dapat mencapai hasil belajar yang memuaskan. Atas dasar permasalahan di atas, maka peneliti tergugah untuk menela’ah lebih dalam terkait permasalahan tersebut. Untuk menjawab permasalahan tersebut peneliti tertarik dengan judul “Persepsi Siswa terhadap Pola Interaksi dalam Pembelajaran IPS di SMP Dua Mei Ciputat ”.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan uraian pada latar belakang di atas, maka dapat diidentifikasikan permasalahan sebagai berikut: 1. Proses pembelajaran lebih banyak didominasi oleh guru. 2. Kegiatan pembelajaran lebih didominasi oleh metode ceramah dan kurang divariasikan dengan metode pembelajaran lain. 3. Siswa menjadi pasif kurang terlibat secara aktif. 4. Pola pembelajaran satu arah menyebabkan siswa kurang memiliki motivasi dalam pembelajaran. 5. Kurang adanya interaksi antara guru dan siswa dalam proses belajar-mengajar. 6. Siswa kurang perhatian terhadap mata pelajaran IPS.

C. Pembatasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah di atas dan keterbatasan peneliti untuk membatasi masalah-masalah yang sudah ada diidentifikasi dengan tujuan agar 6 penelitian lebih terarah dan terfokuskan serta tidak menyimpang dari pokok pembahasan dan pokok penelitian. Oleh karena itu, penelitian membatasi pada pokok pola interaksi dalam pembelajaran, serta difokuskan pada persepsi siswa terhadap pola interaksi dalam pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial di SMP Dua Mei Ciputat.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan pada pembatasan masalah di atas, maka dibuatlah suatu rumusan masalahnya, yaitu; 1. Apa yang menyebabkan proses pembelajaran di dominasi oleh guru. 2. Bagaimana persepsi siswa terhadap pola interaksi dalam pembelajaran IPS di SMP Dua Mei Ciputat.

E. Tujuan Penelitian

Sejalan dengan perumusan masalah yang sudah dijelaskan di atas. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memperoleh gambaran tentang; 1. Mendeskripsikan penyebabkan proses pembelajaran di dominasi oleh guru. 2. Mengetahui persepsi siswa terhadap pola interaksi dalam pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial di SMP Dua Mei Ciputat.

F. Manfaat Penelitian

Manfaat pada penelitian ini dibagi ke dalam dua bagian, yang terdiri dari : 1. Manfaat Teoritis Secara teoritik, hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memperkaya dan memberikan sumbangan bagi ilmu pengetahuan, khususnya disiplin ilmu pendidikan dan disiplin ilmu sosiologi. Belajar sebagai perubahan tingkah laku, karena hasil dari pengalaman yang diperoleh. Kegiatan belajar adalah kegiatan yang merangsang serta mengarahkan kegiatan belajar siswasubjek belajar untuk memperoleh pengetahuan, ketrampilan, nilai, dan sikap yang membawa perubahan tingkah laku maupun perubahan serta kesadaran diri sebagai pribadi.