Keterangan: : Reliabilitas yang dicari
n : Banyaknya butir soal yang valid
: Variance dari pertanyaan : Variance total
X : Skor tiap soal
k : Banyaknya sampel
Berdasarkan hasil perhitungan uji realibilitas instrumen, diperoleh nilai 0,678 maka instrumen penelitian tersebut dapat disimpulkan memiliki
kriteria koefisien reliabilitas yang sedang, dan memenuhi persyaratan instrumen yang memiliki ketetapan jika digunakan.
3. Taraf Kesukaran
Uji taraf kesukaran instrumen penelitian dihitung dengan menghitung indeks besarannya. Indeks kesukaran adalah bilangan yang menunjukan
sukar dan mudahnya sesuatu soal. Besarnya indeks kesukaran antara 0,00 sampai 1,0. Indeks kesukaran ini menunjukan taraf kesukaran soal. Hal ini
bertujuan untuk mengetahui soal-soal tersebut mudah, sedang dan sukar. Untuk itu digunakan rumus
48
:
Keterangan : P = indeks kesukaran
B = skor siswa yang menjawab soal itu dengan benar JS = skor maksimal seluruh soal
Kriteria indeks kesukaran Menurut ketentuan yang sering diikuti, indeks kesukaran sering
diklasifikasikan sebagai berikut :
48
Ibid, h. 208.
Soal dengan P 0,00 sampai 0,30 adalah soal sukar Soal dengan P 0,31 sampai 0,70 adalah soal sedang
Soal dengan P 0,71 sampai 1,00 adalah soal mudah
Berdasarkan hasil perhitungan uji tingkat kesukaran butir soal instrumen, dari delapan soal yang diujikan diperoleh enam soal dengan
tingkat kesulitan “sedang” dan 2 soal dengan tingkat kesulitan “sukar”.
4. Daya Pembeda
Daya pembeda soal adalah kemampuan sesuatu soal untuk membedakan siswa yang pandai berkemampuan tinggi dengan siswa
yang bodoh berkemampuan rendah. Seluruh pengikut tes dikelompokkan menjadi 2 kelompok, yaitu kelompok pandai atau kelompok atas upper
groupdan kelompok bodoh atau kelompok bawah lower group. Daya pembeda suatu soal tes dapat dihitung dengan menggunakan rumus:
49
Keterangan : B
A
= jumlah skor yang benar pada butir soal pada kelompok atas B
B
= jumlah skor yang benar pada butir soal pada kelompok bawah J
A
= skor maksimal kelompok atas J
B
= skor maksimal kelompok bawah Klasifikasi daya pembeda :
D : 0,00
– 0,20 : jelek D
: 0,20 – 0,40 : cukup
D : 0,40
– 0,70 : baik D
: 0,70 – 1,00 : baik sekali
Dari hasil perhitungan daya pembeda soal, ditemukan bahwa dari delapan soal yang diujikan, lima soal memiliki daya pembed
a “jelek”, satu soal memi
liki daya beda yang “cukup”, satu soal memiliki daya beda “baik” dan satu soal memiliki daya beda “baik sekali”. Soal nomor empat
49
Ibid., h.213
dan nomor tujuh memilki daya beda yang jelek, dan soal tersebut juga tidak valid maka soal tidak digunakan.
Hasil-hasil validitas instrumen, reliabilitas instrumen, daya pembeda, dan tingkat kesukaran dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 3.2 Rekap Data Hasil Uji Coba Instrumen
No Soal
Validitas Taraf
Kesukaran Daya Beda
Keterangan
1 Valid
Sedang Jelek
Digunakan 2
Valid Sedang
Jelek Digunakan
3 Valid
Sedang Jelek
Digunakan 4
Tidak Valid Sukar
Jelek Tidak Digunakan
5 Valid
Sedang Cukup
Digunakan 6
Valid Sedang
Baik Digunakan
7 Tidak Valid
Sukar Jelek
Tidak Digunakan 8
Valid Sedang
Baik Sekali Digunakan
Derajat Reliabilitas 0,678
F. Teknik Analisis Data
Analisis data yang digunakan adalah pengujian hipotesis mengenai perbedaan dua rata
– rata. Uji yang digunakan adalah uji – t. Sebelum dilakukan pengujian hipotesis, terlebih dahulu dilakukan uji prasyarat analisis
yaitu: 1.
Uji Normalitas
Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah data post test kelompok kontrol dan kelompok eksperimen berasal dari populasi
berdistribusi normal atau tidak. Dalam penelitian ini, pengujian normalitas menggunakan uji Lilliefors. Dengan hipotesis yang digunakan sebagai
berikut: H
: data berasal dari populasi yang berdistribusi normal H
1
: data berasal dari populasi yang tidak berdistribusi normal