Proses Pembelajaran Kelas Eksperimen dan Kontrol

Dari hasil jawaban kedua siswa di atas dapat dilihat bahwa jawaban soal posttest siswa kelas eksperimen lebih baik daripada siswa dari kelas kontrol. Hal ini karena jawaban siswa kelas eksperimen lebih terlihat berpikir kreatif matematikanya dibandingkan jawaban siswa kelas kontrol. Berdasarkan gambar 4.9 dapat dilihat bahwa siswa mampu menjawab soal dengan memberikan lebih dari satu cara penyelesaian dan menghasilkan jawaban yang benar. Dalam kelas eksperimen, hanya sedikit siswa yang menjawab soal nomor 6 dengan kekeliruan jawaban seperti kekeliruan dalam menentukan harga apel dan pisang, sehingga berefek salah dalam menentukan nilai x dan y Dalam kelas kontrol, sama seperti kelas eksperimen hanya sedikit siswa yang menjawab soal nomor 6 dengan kekeliruan jawaban seperti kekeliruan dalam menentukan harga apel dan pisang, sehingga berefek salah dalam menentukan nilai x dan y. Namun kebanyakan siswa hanya mampu menjawab soal dengan satu cara penyelesaian dan menghasilkan jawaban yang benar, seperti jawaban pada gambar 4.10 Temuan tentang kemampuan berpikir kreatif matematis siswa pada indikator keluwesan flexibility diatas, sesuai dengan penelitian Ali Mahmudi 2009 tentang “Mengembangkan Kemampuan Berpikir Siswa melalui Pembelajaran Matematika Realistik ” yang menemukan bahwa dalam pembelajaran matematika realistik, aktivitas menyelesaikan masalah kontekstual dapat mendorong siswa mengembangkan kemampuan berpikir kreatif siswa pada indikator keluwesan flexibility yang merupakan salah satu aspek kemampuan berpikir kreatif pada penelitian ini.

3. Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis Siswa pada Indikator

Original Originaility Pada soal posttest yang diberikan, soal nomor dua dan nomor lima keduanya mewakili indikator orisinal originality. Dari hasil posttest diperoleh bahwa rata-rata kemampuan berpikir original pada kelas eksperimen sebesar 4,93 dengan persentase 61,56 sedangkan pada kelas kontrol rata-rata kemampuan berpikir original sebesar 3,90 dengan persentase 48,75. Sebagai gambaran umum hasil penelitian mengenai kemampuan berpikir kreatif matematis siswa, berikut ini akan ditampilkan soal masalah beserta jawaban posttest siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol. Salah satu hasil jawaban siswa pada soal nomor dua sebagai berikut: Diana mempunyai satu bundel tiket sepak bola untuk dijual. Pada hari Minggu, ia dapat menjual 10 lembar tiket kepada keluarganya. Pada hari Senin, ia dapat menjual setengah tiket dari tiket yang tersisa. Pada hari Selasa, ia menjual 5 tiket kepada teman sekolahnya dan 2 tiket terakhir kepada dua orang gurunya. Tentukan berapa lembar tiket dalam satu bundel? Perbedaan jawaban dari kelas eksperimen dan kontrol disajikan pada gambar berikut: Gambar 4.11 Jawaban Siswa Indikator Originality Kelas Eksperimen Gambar 4.12 Jawaban Siswa Indikator Originality Kelas Kontrol Berdasarkan gambar 4.11 dapat dilihat bahwa siswa mampu menjawab soal dengan jawaban yang menggunakan caranya sendiri dengan penjelasan yang lengkap dan benar. Sedangkan pada gambar 4.12 dapat dilihat bahwa siswa mampu memberi jawaban dengan caranya sendiri tetapi tidak dapat dipahami cara penyelesaiannya. Nilai rata-rata kemampuan berpikir kreatif matematis siswa untuk indikator originality adalah nilai rata-rata yang terkecil diantara indikator berpikir kreatif matematis yang lain adalah karena masih sedikitnya siswa yang menjawab dengan pemahaman siswa itu sendiri sehingga penyelesaian soal nomor dua tidak dapat dijawab oleh kebanyakan siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol, meskipun begitu kelas eksperimen masih memiliki rata-rata kemampuan berpikir kreatif matematis siswa untuk indikator originality lebih tinggi. Temuan tentang kemampuan berpikir kreatif matematis siswa pada indikator originality diatas, sesuai dengan penelitian Tatag 2005 tentang “Upaya Meningkatkan Kemampuan Berpikir kreatif melalui Pengajuan Masalah” yang menemukan bahwa pemahaman terhadap masalah, kebaruan, dan kefasihan dalam menjawab masalah dapat ditingkatkan melalui pengajuan masalah.

E. Keterbatasan Penelitian

Penulis menyadari penelitian ini belum sempurna. Berbagai upaya telah dilakukan dalam pelaksanaan penelitian ini agar diperoleh hasil yang optimal. Walaupun demikian, masih ada beberapa faktor yang sulit dikendalikan sehingga membuat penelitian ini mempunyai beberapa keterbatasan diantaranya.: 1. Siswa belum terbiasa dengan proses pembelajaran yang diajarkan dengan menggunakan strategi heuristik tebak dan periksa, sehingga peneliti harus lebih membimbing setiap kelompok agar dapat menerapkan dengan baik strategi heuristik. 2. Kelas yang digunakan dalam penelitian memiliki jumlah siswa yang relatif banyak, sehingga peneliti agak kesulitan dalam membimbing siswa dengan jumlah kelompok yang banyak, terkadang masih terdapat kelompok yang bingung dalam mengerjakan soal yang terdapat dalam LKS. 3. Pemberian petunjuk pada LKS belum dipahami oleh siswa, sehingga peneliti perlu memberikan penjelasan kembali tentang petunjuk penggunaan strategi heuristik tebak dan periksa yang terdapat dalam LKS.