Perbedaan jawaban dari kelas eksperimen dan kontrol disajikan pada gambar berikut:
Gambar 4.7. Hasil Jawaban Siswa Indikator
Fluency Kelas Eksperimen
Gambar 4.8 Hasil Jawaban Siswa Indikator
Fluency Kelas Kontrol
Dari hasil jawaban kedua siswa di atas dapat dilihat bahwa jawaban soal posttest siswa kelas eksperimen lebih baik daripada siswa dari kelas kontrol.
Hal ini karena jawaban siswa kelas eksperimen lebih terlihat berpikir kreatif matematikanya dibandingkan jawaban siswa kelas kontrol. Alasannya adalah
siswa kelas eksperimen mampu dengan tepat memberikan jawaban sesuai dengan ketentuan soal yaitu menentukan bilangan-bilangan pengganti huruf a,
b, c, d, dan e dengan syarat jumlah bilangan-bilangan pada setiap garis adalah 30 serta menggunakan penyelesaian yang lengkap dan jelas, sehingga dapat
menentukan nilai a, b, c, d dan e dengan benar. Sementara jawaban siswa kelas kontrol yaitu siswa sudah mampu dengan
tepat memberikan jawaban sesuai dengan ketentuan soal, sehingga siswa hanya dapat menentukan nilai a, b, c, dan d dengan benar, tetapi e bernilai
salah. Hal ini dikarenakan penyelesaian soal yang kurang lengkap dan jelas. Temuan tentang kemampuan berpikir kreatif matematis siswa pada
indikator kelancaran fluency diatas, sesuai dengan penelitian Novila Rahmad Basuki 2012 tentang “Proses Berpikir Kreatif Siswa SMP kelas VIII dalam
Pengajuan Masalah Problem Posing Matematika pada Materi Bang un Datar”
yang menemukan bahwa dalam proses berpikir kreatif pada tahap membangun ide sudah terlihat adanya kebaruan, kefasihan maupun fleksibilitas individu
dalam menyelesaikan masalah. Hal ini dibuktikan dengan kemampuan siswa mensintesis ide berdasarkan gambar yang sudah ada, kemudian mencoba
menggabungkan dari gambar-gambar yang terdapat dalam soal.
2. Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis Siswa pada Indikator
Keluwesan Flexibility
Pada soal posttest yang diberikan, soal nomor tiga dan nomor empat keduanya mewakili indikator keluwesan flexibility. Dari hasil posttest
diperoleh bahwa rata-rata kemampuan berpikir luwes pada kelas eksperimen sebesar 5,75 dengan persentase 71,88 sedangkan pada kelas kontrol rata-rata
kemampuan berpikir luwes sebesar 4,78 dengan persentase 59,69. Sebagai gambaran umum hasil penelitian mengenai kemampuan berpikir kreatif
matematis siswa, berikut ini akan ditampilkan soal masalah beserta jawaban posttest siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol. Salah satu hasil jawaban
siswa pada soal nomor empat sebagai berikut:
Perhatikan tabel dibawah ini.
Harga =
-
Total Rp.500
x y
z
Dengan melihat tabel diatas, tentukan harga apel dan pisang serta tentukan nilai x dan y?
Perbedaan jawaban dari kelas eksperimen dan kontrol disajikan pada gambar berikut:
Gambar 4.9 Hasil Jawaban Siswa Indikator
Flexibility Kelas Eksperimen
Gambar 4.10 Hasil Jawaban Siswa Indikator
Flexibility Kelas Kontrol
Dari hasil jawaban kedua siswa di atas dapat dilihat bahwa jawaban soal posttest siswa kelas eksperimen lebih baik daripada siswa dari kelas kontrol.
Hal ini karena jawaban siswa kelas eksperimen lebih terlihat berpikir kreatif matematikanya dibandingkan jawaban siswa kelas kontrol. Berdasarkan
gambar 4.9 dapat dilihat bahwa siswa mampu menjawab soal dengan memberikan lebih dari satu cara penyelesaian dan menghasilkan jawaban yang
benar. Dalam kelas eksperimen, hanya sedikit siswa yang menjawab soal nomor 6 dengan kekeliruan jawaban seperti kekeliruan dalam menentukan
harga apel dan pisang, sehingga berefek salah dalam menentukan nilai x dan y Dalam kelas kontrol, sama seperti kelas eksperimen hanya sedikit siswa
yang menjawab soal nomor 6 dengan kekeliruan jawaban seperti kekeliruan dalam menentukan harga apel dan pisang, sehingga berefek salah dalam
menentukan nilai x dan y. Namun kebanyakan siswa hanya mampu menjawab soal dengan satu cara penyelesaian dan menghasilkan jawaban yang benar,
seperti jawaban pada gambar 4.10 Temuan tentang kemampuan berpikir kreatif matematis siswa pada
indikator keluwesan flexibility diatas, sesuai dengan penelitian Ali Mahmudi 2009
tentang “Mengembangkan Kemampuan Berpikir Siswa melalui Pembelajaran Matematika Realistik
” yang menemukan bahwa dalam pembelajaran matematika realistik, aktivitas menyelesaikan masalah
kontekstual dapat mendorong siswa mengembangkan kemampuan berpikir kreatif siswa pada indikator keluwesan flexibility yang merupakan salah satu
aspek kemampuan berpikir kreatif pada penelitian ini.
3. Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis Siswa pada Indikator
Original Originaility
Pada soal posttest yang diberikan, soal nomor dua dan nomor lima keduanya mewakili indikator orisinal originality. Dari hasil posttest
diperoleh bahwa rata-rata kemampuan berpikir original pada kelas eksperimen sebesar 4,93 dengan persentase 61,56 sedangkan pada kelas kontrol rata-rata