Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN

E. Tujuan Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah diatas, maka tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini antara lain: 1. Untuk mengetahui kemampuan berpikir kreatif matematis siswa yang menerapkan pembelajaran dengan strategi heuristik dan konvensional. 2. Untuk mengetahui pengaruh strategi heuristik terhadap kemampuan berpikir kreatif matematis siswa.

F. Manfaat Penelitian

Manfaat yang penulis harapkan dari hasil penelitian ini sebagai berikut: 1. Bagi siswa Dapat mengembangkan daya kreatifitas siswa, membantu siswa agar mendapatkan pembelajaran yang bermakna dan meningkatkan kemampuan berpikir kreatif dalam matematika. 2. Bagi guru Memberi masukan kepada guru bahwa pembelajaran dengan strategi heuristik dapat dijadikan salah satu alternatif dalam pembelajaran matematika khususnya dalam usaha mengembangkan kemampuan berpikir kreatif matematis siswa. 3. Bagi sekolah Dapat memberikan sumbangan alternatif pembelajaran yang baik untuk diterapkan dan dikembangkan di sekolah dalam rangka perbaikan dan peningkatan pembelajaran matematika serta dapat menjadi sumber informasi untuk mengenalkan lebih dalam tentang penerapan strategi heuristik.

BAB II LANDASAN TEORITIS, KERANGKA BERPIKIR

DAN HIPOTESIS PENELITIAN

A. Landasan Teoritis

1. Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis

a Pengertian Berpikir Kreatif Berpikir kreatif merupakan suatu kegiatan berpikir yang dimulai karena adanya kesadaran terhadap sesuatu yang dikatakan masalah yang menuntut seseorang untuk secepatnya menyelesaikan masalah tersebut. Sehingga diperlukan tindakan cepat dan tepat untuk memecahkan masalah tersebut. Hal ini didasari oleh pendapat Sabandar , bahwa berpikir kreatif sesungguhnya adalah suatu kemampuan berpikir yang berawal dari adanya kepekaan terhadap situasi yang sedang dihadapi, bahwa situasi ini terlihat atau teridentifikasi adanya masalah yang harus cepat diselesaikan. Selanjutnya ada unsur originalitas gagasan yang muncul terkait dengan apa yang teridentifikasi. 10 Berpikir kreatif sering disebut berpikir divergen, karena pengertian berpikir disini yaitu berpikir yang dituntut untuk memperluas pengetahuan yang dimiliki dalam mencari ide-ide baru. Ketika seseorang menerapkan berpikir kreatif dalam suatu praktek pemecahan masalah, pemikiran divergen menghasilkan banyak ide yang akan berguna dalam memecahkan masalah yang diberikan. Hal ini diperkuat oleh pendapat Pehkonen yaitu berpikir kreatif adalah suatu kombinasi dari berpikir logis dan berpikir divergen yang didasarkan pada intuisi tetapi masih dalam kesadaran. 11 Pengertian ini menjelaskan bahwa berpikir kreatif memperhatikan berpikir logis maupun intuitif untuk menghasilkan ide-ide. Keseimbangan antara logika dan intuisi sangat penting. Jika menempatkan berpikir logis terlalu banyak, maka ide-ide kreatif akan terabaikan. Dengan 10 La Moma, “Menumbuhkan Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis melalui Pembelajaran Generatif Siswa SMP ”, Prosiding, FKIP Univ Pattimura Ambon, h. 507 11 Tatag Yuli. E, “Konstruksi Teoritik Tingkat Berpikir Kreatif Siswa dalam Matematika”, Jurnal Universits Adibuana, 2008, h.1 9 demikian untuk memunculkan kreativitas diperlukan kebebasan berpikir tidak dibawah kontrol atau tekanan. Berpikir kreatif dapat juga dipandang sebagai suatu proses yang digunakan ketika seseorang individu memunculkan suatu ide baru. Ide baru tersebut merupakan gabungan ide-ide sebelumnya yang belum pernah diwujudkan. Pengertian berpikir kreatif ini ditandai dengan adanya ide baru yang dimunculkan sebagai hasil dari proses berfikir tersebut. Hal ini sejalan dengan pendapat Krulik dan Rudnick bahwa berpikir kreatif melibatkan sintesis ide-ide, membangun ide-ide baru dan menentukan efektivitasnya. 12 Mc Gregor juga mendefinisikan berpikir kreatif adalah berpikir yang mengarah pada perolehan wawasan baru, pendekatan baru, persfektif baru. 13 Namun berpikir kreatif bukanlah sebuah proses yang sangat terorganisasi. Berpikir kreatif adalah sebuah kebiasaan dari pikiran yang dilatih dengan memperhatikan intuisi, menghidupkan imajinasi, mengungkapkan kemungkinan- kemungkinan baru, membuka sudut pandang menakjubkan dan membangkitkan ide-ide yang tidak terduga. Berpikir kreatif membutuhkan ketekunan, disiplin diri, dan perhatian penuh, meliputi aktivitas mental antara lain: 14 mengajukan pertanyaaan, mempertimbangkan informasi-informasi baru dan ide-ide yang tidak biasanya dengan suatu pemikiran terbuka, membangun keterkaitan khususnya diantar hal- hal yang berbeda, menerapkan imajinasi pada setiap situasi untuk menghasilkan hal yang baru dan berbeda. Proses berpikir kreatif merupakan gambaran nyata dalam menjelaskan bagaimana kreativitas terjadi. Sehingga untuk menjadi seseorang yang berpikir kreatif, terdapat berbagai tahap yang harus dilalui yaitu: 15 12 Tatag Yuli Eko Siswono, “Desain Tugas untuk Mengidentifikasikan Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa dalam Matematika”, Yogyakarta: FMIPA UNY, 2008, h. 2 13 Ali M ahmudi, “Mengukur Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis”, Yogyakarta: FMIPA UNY, 2009, h. 2 14 La Moma, op. cit., h. 506 15 Euis Eti Rohaeti, “Sulitnya Berpikir Kreatif dalam Matematika: Bagaimana dan Mengapa? ”, Jurnal STKIP Siliwangi, Vol. 2 No. 2, 2008, h. 49. 1 Orientasi masalah: merumuskan masalah dan mengidentifikasi aspek-aspek masalah tersebut. 2 Preparasi: tahap dimana pikiran harus mendapat sebanyak mungkin informasi relevan dengan masalah tersebut 3 Inkubasi: ketika proses pemecahan masalah menemui jalan buntu, biarkan pikiran beristirahat sebentar 4 Iluminasi: tahap dimana pemikir mulai mendapat ide serta serangkaian pengertian yang dianggap dapat memecahkan masalah 5 Verifikasi: tahap menguji dan menilai secara kritis solusi yang diajukan pada tahap iluminasi. Bila ternyata cara yang diajukan tidak dapat memecahkan masalah, sebaiknya kembali menjalani kelima tahap sebelumnya, untuk mencari hasil penyelesaian yang tepat. Kreativitas sering kali dianggap sebagai suatu keterampilan yang didasarkan pada bakat alam, dimana hanya mereka yang berbakat saja yang bisa menjadi kreatif. Anggapan ini tidak sepenuhnya benar, walaupun memang dalam kenyataannya terlihat bahwa orang-orang tertentu memiliki kemampuan untuk menciptakan ide-ide baru dengan cepat dan beragam. Namun demikian sesungguhnya kemampuan berpikir kreatif pada dasarnya dimiliki semua orang. Kecerdasan juga bukan merupakan syarat mutlak bagi tumbuhnya kreativitas. Hal ini diperkuat oleh pendapat Hayes bahwa kreativitas tidak mempersyaratkan kecerdasan, melainkan juga perlu didukung oleh tumbuhnya motivasi yang tinggi. 16 Karena motivasi yang tinggi akan mendorong individu mencurahkan perhatian pada aktivitas yang dilakukan, sehingga ia akan lebih berpengetahuan dalam bidangnya. Pengetahuan inilah yang memungkinkannya menjadi individu kreatif. Kreativitas memiliki definisi dari beberapa sudut pandang. Ada yang mengungkapkan definisi kreativitas dari sudut pandang yang ditekankan kepada proses, sementara pandangan lain mendefinisikan kreativitas dari sudut pandang produk yang dihasilkan. 16 Ali Mahmudi a, “Tinjauan Kreativitas dalam Matematika”, Jurnal Pythagoras Jurusan FMIPA UNY, Volume 4 No 2, 2008, h. 4. Seperti pendapat Dickhut yaitu kreativitas ditinjau dari prosesnya. Dihasilkannya suatu produk kreatif, apapun jenisnya pasti didahului oleh konstribusi ide kreatif. Ide kreatif ini dihasilkan melalui proses berpikir kreatif. 17 Kreativitas atau produk kreatif tidak tergantung pada prikometrik Tes IQ. Tetapi kreativitas adalah suatu kemampuan berpikir yang orisinil, yang sangat fleksibel penuh dengan temuan baru dalam melakukan pemecahan masalah. 18 Begitu pula dengan kemandirian dan keingintahuan dalam rangka melihat dan memecahkan masalah, semuanya akan berkaitan dengan kreativitas. Apakah terdapat kreativitas dalam matematika? Menurut Pehnoken kreativitas tidak hanya terjadi pada bidang-bidang tertentu, seperti seni, sastra, atau sains, melainkan juga ditemukan dalam berbagai bidang kehidupan, termasuk matematika. Pembahasan kreativitas dalam matematika lebih menekankan dalam prosesnya, yakni proses berpikir kreatif matematis. 19 Berdasarkan beberapa pendapat ahli tentang berpikir kreatif yang telah dipaparkan diatas, dapat disimpulkan bahwa berpikir kreatif merupakan suatu kegiatan mental yang dilakukan seseorang dalam memecahkan masalah yang dapat dilatih dengan menghidupkan imajinasi serta mengungkapkan kemungkinan-kemungkinan yang ada sehingga menghasilkan ide-ide dalam memecahkan masalah. b Pengertian Matematika Matematika merupakan suatu disiplin ilmu yang dipelajari mulai dari tingkat taman kanak-kanak hingga perguruan tinggi. Di tingkat taman kanak-kanak, para siswa sudah diperkenalkan dengan konsep perhitungan sederhana, khususnya pengenalan simbol angka dan nilai dari angka tersebut. Di tingkat SD, siswa dikenalkan dengan konsep operasi bilangan, aritmetika, aljabar, dan geometri 17 Ali Mahmudi b , “Mengembangkan Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa melalui Pembelajaran Topik Pecahan ”, Yogyakarta:FMIPA UNY, 2009, h. 2. 18 Agnes Tri Harjaningrum dkk, Peranan Orang Tua dan Praktisi dalam Membantu Tumbuh Kembang Anak Berbakat Melalui Pemahaman Teori dan Tren Pendidikan, Jakarta: Prenada Media Group, 2007, h. 117 19 Ali Mahmudi. loc. cit. sederhana, dan seterusnya. Hal ini menunjukkan bahwa matematika mempunyai peranan penting dalam kehidupan khususnya dalam bidang pendidikan. Matematika adalah bahasa, sebab matematika merupakan simbol yang berlaku secara universal dan sangat padat makna dan pengertian. Bahasa yang menggunakan istilah yang didefinisikan dengan cermat, jelas dan akurat persentasinya dengan simbol, lebih berupa bahasa simbol mengenai ide daripada mengenai bunyi. Jhonson dan Myklebust, Lerner, Kliner menitikberatkan matematika sebagai bahasa simbolis. Secara lebih spesifik Jhonson dan Myklebust mengemukakan bahwa matematika adalah bahasa simbolis yang fungsi praktisnya untuk mengekspresikan hubungan-hubungan kuantitatif dan keruangan sedangkan fungsi teoritisnya adalah untuk memudahkan berpikir. 20 Selain sebagai bahasa, matematika juga sebagai suatu alat berpikir. Karena matematika adalah ilmu pengetahuan yang terbentuk karena pikiran-pikiran manusia yang berhubungan dengan ide, proses serta matematika lebih menekankan kegiatan dalam dunia rasio penalaran. Hal ini sejalan dengan pendapat Johnson dan Rising yang mengemukakan bahwa matematika adalah pola berpikir, pola menggorganisasikan, pembuktian yang logis. 21 Soedjadi menambahkan bahwa matematika adalah pengetahuan tentang penalaran logika dan berhubungan dengan bilangan serta pengetahuan tentang struktur-struktur yang logis. 22 Terdapat beberapa alasan mengapa matematika diajarkan disekolah, salah satunya yaitu untuk mengembangkan kreativitas anak. Sehingga dengan kreativitas yang dimilki, siswa dapat memecahkan masalah yang dihadapinya dengan cermat, cepat, dan tepat. Contohnya: memecahkan persoalan dunia nyata, membentuk pola pikir menjadi pola pikir matematis sehingga orang yang mempelajarinya berpikir kritis, sisitematis dan logis. 20 Mulyono Abdurrahman, Anak Berkesulitan Belajar “Teori, Diagnosis, dan Remediasinya ”, Jakarta: PT Rineka Cipta, 2012, h. 202 21 Erna Suwaningsih, dan Tiurlina, Model pembelajaran Matematika, Bandung: UPI Press, 2006, h. 4 22 Nahrowi Adjie, dan Maulana, Pemecahan Masalah Matematika, Bandung: UPI Press, 2006, cetakan ke-1, h. 34. Seperti yang dikemukakan Cockroft terdapat beberapa alasan mengapa matematika perlu diajarkan kepada siswa yaitu: 23 1. Selalu digunakan dalam segala segi kehidupan. 2. Semua bidang studi memerlukan keterampilan matematika yang sesuai. 3. Meningkatkan kemampuan berpikir logis, ketelitian, dan kesadaran keruangan. 4. Merupakan sarana komunikasi yang kuat, singkat, dan jelas. 5. Memberikan kepuasan terhadap usaha memecahkan masalah yang menantang. Tujuan pembelajaran matematika itu sendiri antara lain: 24 1. Melatih cara berpikir dan bernalar dalam menarik kesimpulan, misalnya melalui kegiatan penyelidikan, eksplorasi, eksperimen, menunjukan kesamaan, perbedaan, konsisten, dan inkonsisten. 2. Mengembangkan aktivitas kreatif yang melibatkan imajinasi, institusi, dan penemuan dengan mengembangkan pemikiran divergen, orisinil, rasa ingin tahu, membuat prediksi, dan dugaan serta mencoba-coba. 3. Mengembangkan kemampuan pemecahan masalah 4. Mengembangkan kemampuan menyampaikan informasi atau mengkomunikasikan gagasan antara lain melalui pembicaraan lisan, catatan, grafik, peta dan diagram dalam menjelaskan gagasan. Berdasarkan uraian diatas, maka dapat disimpulkan bahwa matematika merupakan suatu ilmu yang digunakan untuk memudahkan berpikir dalam mengemukakan ide yang dibutuhkan untuk meyelesaikan masalah yang bertujuan untuk mengembangkan kemampuan berpikir kreatif. c Kemampuan Berfikir Kreatif Matematis Kemampuan berpikir kreatif matematis perlu dikembangkan dalam proses pembelajaran. Kemampuan berpikir kreatif merupakan kemampuan penting yang harus dimiliki siswa dalam menyelesaikan masalah matematika dengan mengembangkan ide-ide yang berbeda. 23 Ibid. 24 Ibid.