Pengujian Hipotesis Teknik Analisis Data

G. Hipotesis Statistik

Adapun hipotesis statistik yang akan diuji adalah sebagai berikut : 17 1. Masalah 1 Baris Metode Pembelajaran H : H 1 : ada 2. Masalah 2 Kolom Level kognitif siswa H : H 1 : ada 3. Masalah 3 Interaksi antara baris dan kolom metode pembelajaran dan level kognitif siswa H : H 1 : ada . Keterangan : : Pengaruh metode WPS terhadap kemampuan komunikasi matematis siswa : Pengaruh metode konvensional terhadap kemampuan komunikasi matematis siswa : Pengaruh tingkat kemampuan kognitif rendah terhadap kemampuan komunikasi matematis siswa : Pengaruh tingkat kemampuan kognitif sedang terhadap kemampuan komunikasi matematis siswa : Pengaruh interaksi metode pembelajaran dan tingkat kemampuan kognitif siswa terhadap kemampuan komunikasi matematis. Adapun kriteria pengujian untuk uji ANAVA dua jalur ini adalah: Jika maka H ditolak Jika maka H diterima 17 Richard Lungan, Aplikasi Statistika dan Hitung Peluang, Yogyakarta: Graha Ilmu, 2006, h. 295-296 36

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Data

Penelitian dilakukan di kelas VII SMP Negeri 3 Parungpanjang. Dengan kelas VII-7 ditetapkan sebagai kelas eksperimen dan kelas VII-8 sebagai kelas kontrol. Sampel dalam penelitian ini berjumlah 79 siswa, 40 siswa kelas eksperimen dan 39 siswa kelas kontrol. Siswa kelas eksperimen belajar dengan menggunakan metode Write Pair Switch WPS sementara kelas kontrol belajar dengan menggunakan metode konvensional. Kemampuan yang akan diteliti adalah kemampuan komunikasi matematis dan materi yang dipelajari adalah Persamaan Linear Satu Variabel PLSV. Dari 40 siswa kelas eksperimen dibentuk kembali 3 kelompok berdasarkan tingkat kemampuan kognitif siswa. Pembagian ini dilakukan dengan acuan tes kemampuan prasyarat yang diberikan sebelum penerapan metode pembelajaran di kedua kelas dilakukan. Berdasarkan hasil yang diperoleh dari tes kemampuan prasyarat diketahui 14 siswa kelas eksperimen masuk ke dalam kategori siswa dengan kemampuan kognitif sedang, 26 siswa masuk kategori kemampuan kognitif rendah dan tidak ada siswa yang masuk kategori kemampuan kognitif tinggi. Dengan cara yang sama dilakukan pembagian kepada 39 siswa kelas kontrol berdasarkan kemampuan kognitifnya. Diperoleh hasil 12 siswa masuk kategori kemampuan kognitif sedang, 27 siswa masuk kategori kemampuan kognitif rendah dan tidak ada siswa yang masuk kategori kemampuan kognitif tinggi. Kelompok siswa ini kemudian diberikan perbedaan perlakuan berupa metode pembelajaran yang digunakan di dalam kelas. Kelas Eksperimen belajar dengan metode WPS sedangkan kelas kontrol belajar dengan metode Konvensional. Setelah itu kedua kelas diberikan tes akhir berupa instrumen tes kemampuan komunikasi matematis yang telah melalui uji kelayakan instrumen sebelumnya. Data hasil tes akhir kelas eksperimen dan kelas kontrol dapat dilihat pada tabel 4.1 Tabel 4.1 Struktur Data Hasil Penelitian Level Kognitif Metode Pembelajaran WPS Konvensional Rendah 40 65 30 55 45 65 35 55 45 70 35 65 50 70 40 60 50 70 45 60 55 70 45 60 55 70 45 60 55 70 45 65 ̅. 57.45 60 75 50 65 Sd. 11,25 60 75 50 65 60 75 50 70 60 50 75 65 55 65 55 65 55 ̅ 61,73 ̅ 53,33 Sd 9,89 Sd 11,09 Sedang 65 85 60 85 70 85 60 85 75 85 65 75 90 70 75 70 80 75 ̅. 76.53 80 75 Sd. 8,09 80 75 80 80 85 80 ̅ 79,28 ̅ 73,33 Sd 6,75 Sd 8,61 ̅. 67,87 59,48 ̅.. 63.73 Sd. 12,24 13,89 Sd.. 13.67

1. Siswa Kemampuan Kognitif Rendah di Kelas Eksperimen

Kemampuan komunikasi matematis siswa diukur menggunakan instrumen tes kemampuan komunikasi matematis yang sebelumnya telah lolos uji validitas, reliabilitas, dan serangkaian uji lainnya. Pada tabel 4.1 terlihat siswa berkemampuan kognitif rendah di kelas eksperimen memiliki nilai rata-rata kemampuan komunikasi matematis sebesar 61,73 dengan simpangan baku sebesar 9,89. Dapat kita lihat pula sebanyak 14 siswa atau sekitar 53 dari siswa kelompok rendah kelas eksperimen memiliki nilai lebih baik dari nilai rata-rata kelompoknya. Lebih lanjut lagi deskriptif data hasil tes kemampuan komunikasi matematis siswa kelompok rendah di kelas eksperimen dapat dilihat pada tabel hasil penghitungan dengan menggunakan SPSS di bawah ini : Tabel 4.2 Deskriptif Data Kelompok Rendah Kelas Eksperimen Dari tabel 4.2 dapat dilihat nilai rata-rata hasil tes kemampuan komunikasi matematis siswa di kelas eksperimen sebesar 61,73. Nilai lower bound dan upper bound menunjukan dinamika nilai rata-rata apabila sampel diperbanyak. Upper bound menunjukan batas atas nilai rata-rata yang akan diperoleh jika sampel diperbanyak, sedangkan lower bound menunjukan batas bawah nilai rata-rata. Terlihat selisih nilai rata-rata hasil penelitian tidak terlalu jauh dari nilai estimasi