Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN

B. Identifikasi Masalah

Penelitian dilakukan berkaitan dengan masalah yang muncul seperti yang telah diuraikan dalam latar belakang yaitu mengenai kurangnya kemampuan komunikasi matematika siswa serta kurangnya kesadaran guru akan pentingnya pengembangan kemampuan komunikasi matematis siswa. Identifikasi masalah yang ditemui yaitu: 1. Siswa belum terbiasa untuk mengembangkan kemampuan komunikasi matematis dalam pembelajaran matematika. 2. Siswa kurang percaya diri dengan kemampuan komunikasi matematisnya 3. Siswa belum terbiasa belajar matematika secara berkelompok.

C. Pembatasan Masalah

Untuk menghindari meluasnya permasalahan yang muncul penulis membatasi permasalahan yang hendak diteliti yaitu : 1. Penelitian dilakukan untuk mengetahui pengaruh implementasi metode write-pair-switch terhadap kemampuan komunikasi matematis yang ditinjau berdasarkan kategori tingkat kemampuan kognitif yang dimiliki masing-masing siswa. 2. Kemampuan komunikasi matematis yang diteliti meliputi empat butir indikator yaitu : memberi jawaban dengan kalimat sendiri, membuat model matematika dari suatu permasalahan, menyatakan hasil pemeriksaan suatu pernyataan, menyatakan konsep matematika kedalam ilustrasi di kehidupan nyata. 3. Penelitian dilaksanakan pada siswa kelas VII-7 dan VII-8 di SMP Negeri 3 Parungpanjang. 4. Materi yang disampaikan pada saat penelitian adalah Persamaan Linier Satu Variabel dan dilakukan selama 8 kali pertemuan.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan, maka masalah dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut : 1. Apakah terdapat pengaruh dari metode pembelajaran terhadap kemampuan komunikasi matematis siswa? 2. Apakah terdapat pengaruh tingkat kemampuan kognitif siswa terhadap kemampuan komunikasi matematis siswa? 3. Apakah terdapat pengaruh interaksi antara metode pembelajaran dan tingkat kemampuan kognitif siswa terhadap kemampuan komunikasi matematis siswa?

E. Tujuan Penelitian

Tujuan utama dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh penerapan metode Write-Pair-Switch dalam pembelajaran di kelas terhadap kemampuan komunikasi matematis siswa dan apakah terdapat pengaruh tingkat kemampuan kognitif terhadap kemampuan komunikasi matematis siswa. Lebih lanjut lagi pengaruh yang dimaksud akan dikategorikan berdasarkan interaksinya dengan tingkat kemampuan kognitif siswa kemampuan tinggi, sedang, dan rendah.

F. Manfaat Penelitian

1. Bagi Sekolah Dapat menjadi masukan yang baik bagi sekolah dalam rangka perbaikan dan peningkatan pembelajaran terutama dalam mengenal metode-metode pembelajaran yang baru dan kegunaannya. 2. Bagi Guru Guru dapat memperoleh pengalaman dan pengetahuan untuk memilih metode yang sesuai dalam rangka meningkatkan kemampuan komunikasi matematis siswa, khususnya mengenai metode Write-Pair-Switch. 3. Bagi Siswa Siswa mendapat pengalaman belajar dengan metode baru yaitu metode Write-Pair-Switch. Dengan metode baru tersebut diharapkan persepsi siswa tentang matematika dapat menjadi lebih baik dan siswa dapat lebih senang belajar matematika, dan tentu saja dapat mengembangkan kemampuan komunikasi matematisnya dengan lebih baik. 4. Bagi Peneliti Penelitian ini dapat memberikan pengalaman langsung kepada peneliti sebagai calon guru dalam mengembangkan strategi, metode, dan teknik pembelajaran yang inovatif serta implementasinya di sekolah. 7

BAB II LANDASAN TEORI, KERANGKA BERPIKIR, DAN

PENGAJUAN HIPOTESIS

A. Landasan Teoritis

1. Kemampuan Komunikasi Matematis Siswa

Kemampuan komunikasi matematis merupakan salah satu standar pengembangan yang harus dicapai dalam proses pembelajaran matematika di sekolah. 1 Selain itu komunikasi matematis merupakan salah satu tujuan pembelajaran matematika yang tercantum pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan KTSP yang digunakan di Indonesia. 2 Menurut Polla komunikasi matematika adalah salah satu faktor yang penting dalam proses pembelajaran matematika di dalam atau di luar kelas. Komunikasi memegang peranan penting dalam matematika. Setiap orang yang berkepentingan dengan matematika akan memerlukan komunikasi dalam perbendaharaan informasi yang lebih banyak. 3 Peressini dan Bassett berpendapat bahwa tanpa komunikasi dalam matematika, kita hanya akan sedikit memiliki keterangan, data, dan fakta tentang pemahaman siswa dalam melakukan proses dan aplikasi matematika. Pendapat ini menyiratkan makna bahwa dengan komunikasi matematis, guru tertolong untuk dapat lebih memahami kemampuan siswa pada saat menginterpretasi dan mengungkapkan pemahamannya tentang ide matematika yang sedang atau telah mereka pelajari selama proses pembelajaran. Sedangkan untuk terciptanya situasi pembelajaran yang lebih kondusif sehingga dapat mengoptimalkan kemampuan siswa dalam komunikasi matematis, siswa dapat diorganisasikan dalam kelompok-kelompok kecil. Model pembelajaran dalam kelompok-kelompok kecil 1 NCTM, Principles and Standards for School Mathematics, Reston: NCTM, 2000 2 BSNP, Standar Isi Standar Kompetensi Kompetensi Dasar, Jakarta : BSNP, 2006 h. 146 3 I srok’atun, Meningkatkan Komunikasi Matematika Siswa SMP Melalui Realistic Mathematics Education RME Dalam Rangka Menuju Sekolah Bertaraf Internasional, Jurnal Pendidikan Dasar Nomor 11, 2009. h. 8