Seperti halnya uji normalitas lainnya uji Shapiro-Wilk ini juga memiliki 2 buah hipotesis yang diujikan, yaitu :
H : Sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal
H
1
: Sampel berasal dari populasi yang tidak berdistribusi normal Kriteria pengujian yang digunakan dalam uji Shapiro-Wilk ini adalah apabila
nilai W
hitung
≤ 0,05 maka data dikatakan tidak berdistribusi normal H ditolak.
Sebaliknya apabila nilai W
hitung
0,05 maka data dikatakan berdistribusi normal H
diterima.
13
Sesuai dengan desain penelitian yang telah ditetapkan sebelumnya sampel dalam penelitian ini dibagi menjadi dua kelas dan masing-masing kelas dibagi
kembali menjadi 3 kelompok berbeda berdasarkan level kognitif yang dimiliki siswa. Pembahasan hasil uji normalitas akan dibahas pada bab selanjutnya.
2. Uji Homogenitas
Uji homogenitas varians dilakukan untuk mengetahui apakah kedua kelompok sampel memiliki kesamaan karakteristik homogen atau tidak. Dalam penelitian
ini, pengujian homogenitas menggunakan uji Levene. Pemilihan uji Levene berdasar pada desain penelitian yang memunculkan data dengan jumlah kelompok
lebih dari dua. Penghitungan uji Levene dalam penelitian ini dilakukan dengan bantuan software SPSS. Adapun rumus yang digunakan dalam uji Levene ini
adalah sebagai berikut :
14
Adapun pasangan hipotesis yang akan diuji adalah sebagai berikut: H
:
Kelompok sampel berasal dari populasi yang mempunyai varians sama atau homogen
H
1
: Kelompok sampel berasal dari populasi yang mempunyai varians berbeda atau tidak homogen
13
Ibid., h. 160
14
National Institute
of Standards
and Technology
: Levene
Test, 2013
http:www.itl.nist.govdiv898softwaredataplotrefman1auxillarlevetest
Kriteria pengujian yang digunakan dalam uji Levene ini adalah apabila nilai W
hitung
≤ 0,05 maka kelompok data dikatakan memiliki varians yang tidak homogen H
ditolak. Sebaliknya apabila nilai W
hitung
0,05 maka kelompok data dikatakan memiliki varians yang homogen H
diterima. Dengan desain dan hasil penelitian yang diperoleh akan dicari nilai homogenitas bersama yang melibatkan
empat kelompok data sekaligus.
3. Pengujian Hipotesis
Apabila uji normalitas dan homogenitas menunjukkan bahwa data berdistribusi normal dan memiliki varians yang homogen maka analisis
dilanjutkan dengan melakukan uji hipotesis penelitian. Dalam penelitian ini uji hipotesis penelitian menggunakan uji analisis varians atau disingkat menjadi
ANAVA. Uji ANAVA dilakukan untuk menguji hipotesis yang berkaitan dengan dua atau lebih nilai rata-rata. Lebih spesifik lagi uji ANAVA yang digunakan
dalam penelitian ini adalah uji ANAVA 2 jalur yang digunakan untuk menguji hipotesis tentang perbedaan rata-rata antara kelompok sampel yang dibagi
berdasarkan Two Factorial Design atau Treatmen by Level Design.
Sesuai dengan rumusan masalah dan hipotesis dalam penelitian ini uji ANAVA dua jalur dilakukan untuk mengetahui 3 hal, yang pertama apakah
terdapat pengaruh metode terhadap kemampuan komunikasi matematis?. Kedua, apakah terdapat pengaruh tingkat kemampuan kognitif terhadap kemampuan
komunikasi matematis siswa?. Ketiga, apakah interaksi antar dan metode dengan tingkat kemampuan kognitif turut mempengaruhi kemampuan komunikasi
matematis siswa?. Ketiga hipotesis akan diuji dengan kriteria pengujian yang berbeda-beda untuk masing-masing bagiannya. Dalam penelitian ini penghitungan
ANAVA menggunakan software SPSS dengan memanfaatkan fasilitas analisis univariate. Dengan menetapkan kategori faktor analisis yang melibatkan dua
variabel yaitu metode pembelajaran dan tingkat kemampuan kognitif maka akan diperoleh tiga hasil nilai signifikansi yang berbeda. Pembahasan mengenai hasil
uji ANAVA akan dilakukan pada bab berikutnya.