Identifikasi Masalah Pembatasan Masalah

7

BAB II LANDASAN TEORI, KERANGKA BERPIKIR, DAN

PENGAJUAN HIPOTESIS

A. Landasan Teoritis

1. Kemampuan Komunikasi Matematis Siswa

Kemampuan komunikasi matematis merupakan salah satu standar pengembangan yang harus dicapai dalam proses pembelajaran matematika di sekolah. 1 Selain itu komunikasi matematis merupakan salah satu tujuan pembelajaran matematika yang tercantum pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan KTSP yang digunakan di Indonesia. 2 Menurut Polla komunikasi matematika adalah salah satu faktor yang penting dalam proses pembelajaran matematika di dalam atau di luar kelas. Komunikasi memegang peranan penting dalam matematika. Setiap orang yang berkepentingan dengan matematika akan memerlukan komunikasi dalam perbendaharaan informasi yang lebih banyak. 3 Peressini dan Bassett berpendapat bahwa tanpa komunikasi dalam matematika, kita hanya akan sedikit memiliki keterangan, data, dan fakta tentang pemahaman siswa dalam melakukan proses dan aplikasi matematika. Pendapat ini menyiratkan makna bahwa dengan komunikasi matematis, guru tertolong untuk dapat lebih memahami kemampuan siswa pada saat menginterpretasi dan mengungkapkan pemahamannya tentang ide matematika yang sedang atau telah mereka pelajari selama proses pembelajaran. Sedangkan untuk terciptanya situasi pembelajaran yang lebih kondusif sehingga dapat mengoptimalkan kemampuan siswa dalam komunikasi matematis, siswa dapat diorganisasikan dalam kelompok-kelompok kecil. Model pembelajaran dalam kelompok-kelompok kecil 1 NCTM, Principles and Standards for School Mathematics, Reston: NCTM, 2000 2 BSNP, Standar Isi Standar Kompetensi Kompetensi Dasar, Jakarta : BSNP, 2006 h. 146 3 I srok’atun, Meningkatkan Komunikasi Matematika Siswa SMP Melalui Realistic Mathematics Education RME Dalam Rangka Menuju Sekolah Bertaraf Internasional, Jurnal Pendidikan Dasar Nomor 11, 2009. h. 8 ini memungkinkan timbulnya komunikasi dan interaksi yang lebih berkualitas antarsiswa. 4 Menurut NCTM komunikasi adalah bagian yang tidak terpisahkan dari matematika dan pembelajaran matematika. Melalui komunikasi, ide-ide matematika akan didiskusikan dan mengalami proses refleksi, sehingga ide-ide tersebut dapat disempurnakan secara maksimal. Proses komunikasi matematis ini akan membangun pengalaman belajar yang nyata serta pemahaman yang lebih baik. 5 Komunikasi baik berupa lisan atau tulisan tentu memiliki keterkaitan erat terhadap bahasa, tak terkecuali dengan komunikasi matematis. Hal ini didukung oleh pernyataan Barrody, bahwa sesungguhnya matematika adalah bahasa mathematics as a language; matematika tidak hanya sekedar alat bantu berpikir, alat untuk menemukan pola, atau alat untuk menyelesaikan masalah, namun matematika juga adalah alat untuk mengkomunikasikan berbagai ide dengan jelas, tepat, dan ringkas. 6 Pentingnya komunikasi matematis berdasar pada manfaat matematika itu sendiri dalam bidang komunikasi. Cockroft mengemukakan beberapa alasan mengapa matematika perlu diajakan kepada siswa antara lain karena matematika merupakan sarana komunikasi yang kuat, singkat dan jelas. 7 Pernyataan tersebut menunjukan bahwa salah satu tujuan dari pembelajaran matematika di sekolah adalah agar siswa dapat berkomunikasi dengan matematika sehingga penyampaian informasi menjadi lebih singkat dan jelas. Hal ini diperkuat dengan kesimpulan Cockroft yang menyatakan, pada dasarnya semua alasan pentingnya mengajarkan matematika berdasar pada manfaat matematika itu sendiri dalam menyelesaikan masalah di kehidupan sehari-hari. 8 4 Ibid. 5 NCTM, op. cit., p. 60 6 Kadir, Kemampuan Komunikasi Matematika Siswa SMP di Daerah Pesisir Kabupaten Buton Setelah Mendapat Pembelajaran kontekstual Pesisir, FKIP Unhalu Kendari, 2009 7 Mulyono, Abdurrahman, Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar Jakarta : Rineka Cipta, 1999 h.253 8 Ibid., h.253