185
Indonesia, permintaan tepung terigu Indonesia dan variabel bedakala impor tepung terigu Indonesia dari Australia variabel eksogen secara bersama mampu
menjelaskan perilaku persamaan impor tepung terigu Indonesia dari Australia. Berdasarkan elatisitasnya, dalam jangka panjang, impor tepung terigu
Indonesia dari Australia hanya bersifat elastis terhadap permintaan tepung terigu
Indonesia. Elastisitas jangka panjang permintaan tepung terigu Indonesia dari
impor tepung terigu dari Australia sebesar 1.79 artinya terjadi peningkatan impor tepung terigu Indonesia dari Australia sebesar 1.79 persen sebagai respon
peningkatan permintaan tepung terigu Indonesia sebesar 1 persen. Sehingga pada persamaan impor tepung terigu Indonesia dari Australia, variabel harga tepung
terigu impor, impor gandum Indonesia dan jumlah penduduk Indonesia bukan merupakan yang efektif untuk dikenakan suatu kebijakan untuk mempengaruhi
impor tepung terigu Indonesia dari Australia. Kebijakan akan efektif ketika dikenakan pada permintaan tepung terigu Indonesia.
Persamaan impor tepung terigu Indonesia dari Australia menunjukan bahwa penurunan tarif impor tepung terigu Indonesia akan meningkatkan impor
tepung terigu Indonesia dari Australia walau dengan perubahan yang lebih kecil. Berbeda dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Hu and Yan 2007 bahwa
penurunan tarif impor komoditi primer China pada tahun 2004 sebesar 26 persen berdampak pada meningkatnya nilai impor komoditi sebesar 340 persen.
Perbedaan ini diduga karena tepung terigu bukan merupakan kebutuhan pokok bangsa Indonesia.
2. Impor Tepung Terigu Indonesia dari Jepang
For m a t t e d: English U .S.
For m a t t e d: N orm al, Justified, I ndent: First line: 1,27 cm , Space Before: 0 pt
For m a t t e d: Font: Bold
For m a t t e d: I ndonesian For m a t t e d: Space Before: 0 pt
186
Tabel 5760
menunjukkan impor tepung terigu Indonesia dari Jepang dipengaruhi oleh
selisih harga impor tepung terigu Indonesia dengan variabel bedakala harga impor tepung terigu Indonesia -, ns, impor biji gandum Indonesia
-, ns, variabel bedakala pendapatan perkapita Indonesia +, s dan selisih jumlah penduduk Indonesia dengan variabel bedakala jumlah penduduk Indonesia +,
ns.variabel bedakala harga riil impor tepung terigu Indonesia -, ns, variabel bedakala deman tepung terigu Indonesia +, s, dan variabel bedakala impor
tepung terigu Indonesia dari Jepang +, ns. Meningkatnya variabel bedakala deman tepung terigu Dimana selisih harga impor tepung terigu Indonesia dengan
variabel bedakala harga impor tepung terigu Indonesia, impor biji gandum Indonesia dan selisih jumlah penduduk Indonesia dengan variabel bedakala
jumlah penduduk Indonesia tidak berbeda nyata pada taraf α 0.15, sedangkan
variabel bedakala pendapatan perkapita Indonesia berbeda nyata pada taraf α
0.15. Meningkatnya pendapatan perkapita Indonesia akan meningkatkan
permintaan tepung terigu Indonesia dari Jepang.
Nilai R² sebesar 0.2879 pada Table 57 menggambarkan bahwa sekitar 28.79 persen variabel selisih harga impor tepung terigu Indonesia dengan variabel
bedakala harga impor tepung terigu Indonesia, impor biji gandum Indonesia, variabel bedakala pendapatan perkapita Indonesia dan selisih jumlah penduduk
Indonesia dengan variabel bedakala jumlah penduduk Indonesia variabel eksogen secara bersama mampu menjelaskan perilaku persamaan impor tepung
terigu Indonesia dari Jepang. Sedangkan berdasarkan elatisitasnya, impor tepung terigu Indonesia dari
Jepang bersifat elastis terhadap variabel impor biji gandum Indonesia dan
For m a t t e d: I ndonesian
For m a t t e d: I ndonesian
For m a t t e d: I ndonesian
For m a t t e d: I ndonesian
For m a t t e d: Font: Bold For m a t t e d: Space Before: 0 pt
187
For m a t t e d: I ndonesian For m a t t e d: Left
For m a t t e d: I ndonesian For m a t t e d: I ndonesian
For m a t t e d: I ndonesian For m a t t e d: I ndonesian
For m a t t e d: I ndonesian For m a t t e d: I ndonesian
For m a t t e d T a ble
For m a t t e d: Font: 9 pt For m a t t e d: I ndonesian
For m a t t e d: Justified, Space A fter: 6 pt
For m a t t e d T a ble
pendapatan perkapita Indonesia, sedangkan terhadap variabel harga impor tepung terigu Indonesia dan jumlah penduduk Indonesia bersifat inelastis. Elastisitas
impor biji gandum Indonesia dari impor tepung terigu Indonesia dari Jepang sebesar -1.33 artinya terjadi penurunan impor tepung terigu Indonesia dari Jepang
sebesar 1.33 persen sebagai respon peningkatan impor biji gandum Indonesia sebesar 1 persen. Sehingga variabel harga impor tepung terigu Indonesia, dan
jumlah penduduk Indonesia bukan merupakan variabel yang efektif untuk dikenakan suatu kebijakan untuk mengubah impor tepung terigu Indonesia.
Sebaliknya variabel impor biji gandum Indonesia dan pendapatan perkapita Indonesia merupakan variabel yang efektif untuk dikenalan suatu kebijakan untuk
mengubah impor tepung terigu Indonesia Indonesia akan meningkatkan impor tepung terigu Indonesia dari Jepang.
Nilai R² sebesar 0.4635 menggambarkan bahwa sekitar 0.4635 persen variabel penjelas variabel eksogen secara bersama mampu menjelaskan perilaku
persamaan impor tepung terigu Indonesia dari Jepang. Tabel
5760 .
Hasil Pendugaan Parameter Persamaan Impor Tepung Terigu Indonesia
dD ari Jepang
Variabel Parameter
Dugaan Standar
Error t-
hitung Prob
|T| Elastisitas
Intersep -10008
13493 -0.742
0.4678 RPMTIDN
t
- RPMTIDN
-0.079347
t- 1
6.401691 -0.012
0.9902 0.001987868
MGIDN
t
-0.002365 0.002612
-0.905 0.3773
-1.33454122 ICIDN
27.005679
t- 1
11.826164 2.284
0.0348 4.154390753
PENIDN
t
- PENIDN
t - 1
773.495307 4023.312851
0.192 0.8497
0.000246645 F =
1.819
R-Square =0.2879
Durbin-Watson=1.113
Variabel Parameter
Dugaan Standar Error
t- hitung
Prob |T| Elastisitas
Jangka Pendek Jangka Panjang
RPMTIDN
t- 1
-0.257119 1.369551 -0.188 0.8530
-0.055450969
188
-0.0715333 DTIDN
0.002135
t- 1
0.000909 2.349 0.0292 0.936427884
1.208018148 MTIJPN
0.224823
t- 1
0.202872 1.108 0.2809 F =
5.758
R-Square =0.4635 Durbin-Watson=1.791
Berbeda dengan impor tepung terigu Indonesia dari Australia yang tidak dipengaruhi oleh pendapatan perkapita, impor tepung terigu Indonesia dari Jepang
sangat dipengaruhi oleh pendapatan perkapita bangsa Indonesia. Keadaan ini diduga karena impor tepung terigu Indonesia dari Australia merupakan importir
utama Indonesia, sedangkan impor tepung terigu Indonesia dari Jepang merupakan pilihan berikutnya.
Dalam jangka pendek, semua variabel pembentuk persamaan impor tepung terigu Indonesia bersifat inelastis sehingga tidak dapat digunakan sebagai
instrumen kebijakan. Dalam jangka panjang deman tepung terigu Indonesia dapat digunakan sebagai instrumen kebijakan.
3. Impor Tepung Indonesia dari Singapura