3.6. 3.9. HH arga Tepung Terigu di

196 harga tepung terigu di tingkat industri diduga karena hampir 90 persen kebutuhan tepung terigu indonesia diperoleh dari produksi dalam negeri yang bahan bakunya di impor. Sehingga transmisi harga tepung terigu di tingkat Industri yang terjadi bukan hanya dari harga impor tepung terigu tetapi juga dari harga impor biji gandum. Dalam jangka pendek, semua variabel pembentuk persamaan bersifat inelastis, sehingga tidak dapat diterapkan sebagai instrumen kebijakan. Dalam jangka panjang, variabel deman tepung terigu industri makanan bersifat elastis, sehingga dapat diterapkan sebagai instrumen kebijakan. 5. 3.6.5. 3.9. HH arga Tepung Terigu di Tingk at Pedagang Besar Tabel 6 14 memperlihatkan harga tepung terigu ditingkatdi tingkat Pedagang Besar dipengaruhi oleh harga tepung terigu ditingkatdi tingkat industri Indonesia +, s, selisih produksi tepung terigu Indonesia dengan variabel bedakala produksi tepung terigu Indonesia -, ns, selisih deman tepung terigu industri kecil menengah dengan variabel bedakala deman tepung terigu industri kecil menengah +, ns, variabel bedakala demanpermintaan tepung terigu indus tri kecil menengahrumah tangga +, ns , dan variabel bedakala permintaan tepung terigu industri rumahtanggaharga tepung terigu ditingkat pedagang besar +, ns. Dimana variabel bedakala permintaan tepung terigu industri kecil menengah, dan variabel bedakala permintaan tepung terigu industri rumahtangga tidak berbeda nyata pada taraf α 0.15, sedangkan harga tepung terigu di tingkat industri Indonesia berbeda nyata pada taraf α 0.15. Meningkatnya For m a t t e d: English U .S. For m a t t e d: N o bullets or num bering For m a t t e d: English U .S. For m a t t e d: English U .S. For m a t t e d: I ndonesian 197 harga tepung terigu ditingkatdi tingkat industri Indonesia akan meningkatkan harga tepung terigu ditingkatdi tingkat pedagang besar. Nilai R² sebesar 0.9994 pada Tabel 61 menggambarkan bahwa sekitar 99.94 persen variabel harga tepung terigu di tingkat industri Indonesia, variabel bedakala permintaan tepung terigu industri kecil menengah, dan permintaan tepung terigu industri rumahtangga variabel eksogen secara bersama mampu menjelaskan perilaku persamaan harga tepung terigu di tingkat Pedagang Besar. Selanjutnya tabel juga memperlihatkan bahw a harga tepung terigu di tingkat pedagang besar bersifat inelastis terhadap semua variabel pembentuk persamaan harga tepung terigu di tingkat pedagang besar. Elastisitas harga tepung terigu di tingkat indus tri dari harga tepung terigu di tingkat pedagang besar sebesar 0.97 artinya terjadi peningkatan harga tepung terigu di tingkat pedagang besar sebesar 0.97 persen sebagai respon peningkatan harga tepung terigu di tingkat industri sebesar 1 persen. Sehingga pada persamaan harga tepung terigu di tingkat pedagang besar, variabel harga tepung terigu di tingkat industri, variabel bedakala permintaan tepung terigu di tingkat industri kecil menengah dan permintaan tepung terigu di tingkat industri rumahtangga bukan merupakan variabel yang efektif untuk dikenakan suatu kebijakan untuk mempengaruhi harga tepung terigu di tingkat pedagang besar. Harga tepung terigu di tingkat Industri mempunyai pengaruh yang nyata dan ditransmisikan secara langsung pada harga tepung terigu di tingkat pedagang besar. Hal ini diduga karena sebagian besar tepung terigu yang beredar di pasaran berasal dari industri tepung terigu dalam negeri, sedangkan tepung terigu impor For m a t t e d: Space Before: 0 pt For m a t t e d: I ndonesian For m a t t e d: I ndonesian For m a t t e d: I ndonesian For m a t t e d: I ndonesian 198 For m a t t e d: Line spacing: M ultiple 1,9 li For m a t t e d: N ot Superscript For m a t t e d: I ndonesian For m a t t e d: Justified, Space A fter: 6 pt, Line spacing: M ultiple 1,9 li For m a t t e d: Line spacing: M ultiple 1,9 li For m a t t e d T a ble For m a t t e d: I ndonesian For m a t t e d: Line spacing: M ultiple 1,9 li For m a t t e d: Line spacing: M ultiple 1,9 li, D ont adj ust space betw een Latin and A sian text For m a t t e d: I ndonesian For m a t t e d: Line spacing: M ultiple 1,9 li For m a t t e d: Line spacing: M ultiple 1,9 li, D ont adj ust space betw een Latin and A sian text For m a t t e d: I ndonesian For m a t t e d: I ndonesian For m a t t e d: I ndonesian For m a t t e d: I ndonesian For m a t t e d: Line spacing: M ultiple 1,9 li For m a t t e d ... For m a t t e d: I ndonesian For m a t t e d: I ndonesian For m a t t e d: I ndonesian For m a t t e d: I ndonesian For m a t t e d ... For m a t t e d ... For m a t t e d: I ndonesian For m a t t e d: I ndonesian For m a t t e d ... For m a t t e d ... For m a t t e d: I ndonesian For m a t t e d: I ndonesian For m a t t e d: I ndonesian For m a t t e d ... For m a t t e d ... For m a t t e d: Left For m a t t e d: Line spacing: single For m a t t e d: I ndonesian For m a t t e d ... sebagian besar untuk memenuhi kebutuhan industri makanan yang tidak terintegrasi dengan industri penggilingan tepung terigu. Nilai R² sebesar 0.9994 menggambarkan bahwa sekitar 0.9994 persen variabel penjelas variabel eksogen secara bersama mampu menjelaskan perilaku persamaan harga tepung terigu ditingkat Pedagang Besar. Tabel 64. Hasil Pendugaan Parameter Persamaan Harga Tepung Terigu ditingkat Pedagang Besar Variabel Parameter Dugaan Standar Error t-hitung Prob|T| Elastisitas Jangka Pendek Jangka Panjang Intersep 60.152433 12.705798 4.734 0.0002 RPTIDN 0.992751 t 0.013007 76.326 0.0001 0.961231815 0.966953278 QTIDN t - QTIDN t- 1 -0.000005148 0.000008773 -0.587 0.5651 -0.00018988 -0.00019101 DTKM t - DTKM t-1 0.000000526 , 0.000007689 0.068 0.9463 1.3853E-05 1.39355E-05 DTRT t 0.000084322 0.000077915 1.082 0.2943 0.003319107 0.003338863 RPTPB t- 1 0.005917 0.013377 0.442 0.6638 F = 5539.180 R-Square =0.9994 Durbin-Watson=2.133 Tabel 61. Hasil Pendugaan Parameter Persamaan Harga Tepung Terigu di Tingkat Pedagang Besar Dalam jangka pendek dan jangka panjang hanya variabel selisih deman tepung terigu industri kecil menengah dengan variabel bedakala deman tepung terigu industri kecil menengah yang bersifat elastis, sehingga hanya variabel tersebut yang dapat diterapkan sebagai instrumen kebijakan. Adapun variabel yang lain, karena bersifat inelastis, maka tidak dapat diterapkan sebagai instrumen kebijakan. Variabel Parameter Dugaan Standar Error t- hitung Prob|T| Elastisitas Intersep 61.317375 11.791173 5.200 0.0001 199 RPTIDN 0.998085 t 0.006657 149.939 0.0001 0.966396464 DTKM 0.000002352 t-1 0.000006083 0.387 0.7034 0.00129213 DTRT 0.000048839 t 0.000093133 0.524 0.6061 0.001922415 F = 10 039 R-Square =0.9994 Durbin- Wat son=2.141

5. 3.10. Harga Tepung Terigu di Tingk at Pedagang Eceran