Kebijak an Perdagangan Tepung Terigu Dunia

21 impor masih lebih tinggi dari ekspor, sebagaimana diperlihatkan pada Tabel 8. Selanjutnya apabila dicermati lebih mendalam terhadap industri tepung terigu dunia, terlihat bahwa terdapat beberapa negara yang meskipun bukan penghasil biji gandum tetapi mampu memproduksi tepung terigu bahkan mampu mengekspor ke negara lain dan bahkan masuk kedalam sepuluh eksportir terbesar yakni Jepang. Hasil dari proses penggilingan biji gandum akan diperoleh tepung terigu yang selanjutnya dapat diolah menjadi berbagai bahan makanan. Adapun konversi biji gandum menjadi tepung terigu untuk setiap pabrik berbeda-beda tergantung oleh beberapa faktor antara lain kualitas biji gandum dan efisiensi mesin pengolah. Wikipedia 2011 menyatakan bahwa proses tepung terigu yang baik umumnya menghasilkan 74-84 persen tepung terigu, artinya setiap satu ton biji gandum akan menghasilkan 740-840 kg tepung terigu. 2. 2. Kebijak an Perdagangan Tepung Terigu Dunia Data perdagangan dunia pada Tabel 9 memperlihatkan bahwa tidak terdapat pola yang sistimatik dari negara-negara produsen dan konsumen utama untuk menjadi eksportir ataupun importir utama tepung terigu dunia. Tidak adanya pola perdagangan tersebut karena sangat bervariasinya kondisi dan kepentingan suatu negara. Hal tersebut dikarenakan kebijakan perdagangan biji gandum dan tepung terigu di negara eksportir dan importir dunia, sangat menentukan arah perdagangan biji gandum dan tepung terigu dunia. Di negara maju maupun negara yang sedang berkembang, umumnya pemerintah selalu turut campur dalam produksi dan perdagangan. Keadaan ini For m a t t e d: Sw edish Sw eden For m a t t e d: Sw edish Sw eden 22 menyebabkan perdagangan biji gandum dan tepung terigu terdistorsi oleh intervensi pemerintah di negara pengekspor maupun pengimpor, sehingga harga biji gandum dan tepung terigu tidak semata-mata digerakkan oleh kekuatan penawaran dan permintaan, melainkan juga dipengaruhi oleh hambatan tarif dan non tarif. Tabel 9. Nilai Ekspor dan Impor Biji Gandum dan Tepung Terigu Dunia Tahun 2003, dan 2008 Ekspor Impor Nilai Gandum Nilai Tepung Terigu Negara Nilai 1000 Dunia Negara Nilai 1000 Dunia Ekspor USA 3 958 343 21.64 Belgia 204 708 12.07 Perancis 2 312 325 12.64 Jerman 159 285 9.39 Kanada 2 026 099 11.08 It ali 122 141 7.20 Aust ralia 1 574 014 8.60 Turki 114 656 6.76 Argent ina 940 518 5.14 Spanyol 86 321 5.09 Rusia 779 317 4.26 India 85 733 5.05 Kenya 687 006 3.76 USA 84 363 4.97 Zimbawe 644 000 3.52 Jepang 80 004 4.71 Kyrgyzt an 537 000 2.92 Belanda 71 117 4.19 Net herland Art 531 000 2.90 China 62 373 3.67 Sisa Dunia 4 292 958 23.48 Sisa Dunia 624 527 36.84 Duni a 2003 18 292 580 100.00 Dunia 2003 1 695 228 100.00 Dunia 2008 42 760 573 100.00 Dunia 2008 4 680 198 100.00 Impor It ali 1 202 551 7.45 Libya 247 979 15.69 Brasil 1 009 719 6.26 Iraq 89 741 5.68 Aljazair 673 471 4.17 Belanda 84 429 5.34 Korea Selat an 610 277 3.78 USA 76 248 4.82 Mesir 606 533 3.76 Kuba 76 035 4.81 Spanyol 596 794 3.70 Indonesia 75 398 4.77 Indonesia 579 925 3.59 Hongkong 55 858 3.53 Mexico 565 831 3.50 Belgia 47 193 2.98 Belgia 533 093 3.30 Jerman 32 399 2.05 Ukrania 467 412 2.89 Yaman 29 606 1.87 Sisa Dunia 9 280 310 57 55 Sisa Dunia 765 381 48.43 Duni a 2003 16 125 916 100.00 Dunia 2003 1 580 267 100.00 Duni a 2008 32 259 552 100.00 Dunia 2008 3 666 267 100.00 Sumber : FAO, 2011 Keterangan : = Unofficial Figur e 23 Negara penghasil sektor pertanian seperti Belgia, Jerman, Itali, Spanyol, Amerika Serikat, dan Inggris menetapkan kebijakan khusus, antara lain; penetapan harga dasar, pembangunan infrastruktur angkutan, penelitian dan pengembangan, menanamkan rasa berbisnis business sense, serta pendanaan melalui bank dengan suku bunga yang relatif rendah, sehingga komoditasnya mampu menembus pasar dunia, termasuk Indonesia Kartasasmita dalam Kompas, 2004 3

2. 3. Liberalisasi Perdagangan Tepung Terigu