Permintaan Tepung Terigu Industri Rumah Tangga

101 Y t-j = Vektor endogen lag j tahun B ik k = 1, … 6 = Vektor koefisien variablevariabel penjelas k dari persamaan i Ui t = Vektor factor kesalahan persamaan I pada tahun t

4. 2. Prosedur Analisis

4. 2.1. Data

Data yang digunakan untuk simulasi Model Industri Tepung Terigu Indonesia adalah data sekunder dengan seri waktu time series dalam rentang waktu tahun 1980 sampai dengan 2003. Data tersebut terkait dengan mata rantai kegiatan industri tepung terigu, yakni pengadaan biji gandum, pengolahan biji gandum menjadi tepung terigu, pemasaran hingga konsumsi rumahtangga, dan industri makanan dan minuman. Koutsouyiannis 1977 menyatakan bahwa penggunaan data seri waktu dimaksudkan untuk memperoleh informasi nilai variablevariabel - variablevariabel dari waktu ke waktu yang secara teoritik lebih sesuai untuk menduga hubungan- hubungan ekonomi, meskipun mengandung problem terjadinya interkorelasi multikolinerity antar sesama variablevariabel penjelas yang cenderung berubah dari waktu ke waktu. Rentang waktu dari tahun 1980 sampai dengan 2003 ditetapkan atas dasar pertimbangan bahwa pada tahun tersebut merupakan sebagai awal kegiatan impor biji gandum sebagai bahan baku tepung terigu secara besar-besaran oleh BULOGPT ISM-Bogasari Flour Mills. Dengan didirikannya perusahaan For m a t t e d: Line spacing: M ultiple 2,1 li For m a t t e d: Line spacing: M ultiple 2,1 li, D ont adj ust space betw een Latin and A sian text For m a t t e d: Line spacing: M ultiple 2,1 li 102 pengolah tepung terigu tersebut, maka dimulailah upaya besar-besaran untuk memperkenalkan penggunaan tepung terigu sebagai bahan makanan pokok alternatif. Data dihimpun dari Badan Pusat Statistik BPS, Bank Indonesia, Bank Dunia, Food and Agricultural Organization FAO, Asosiasi serta hasil penelitian terdahulu yang masih relevan terhadap materi penelitian.

4. 2.2. Identifikasi dan Pendugaan Model

Aplikasi komputer SASETS Statistical Analysis SystemEconomic Time Series digunakan untuk mengidentifikasi model ITTI. Adapun tujuan dari identifikasi model dimaksudkan adalah untuk menetapkan metode penggunaan parameter dengan menggunakan Model ITTI yang telah dirumuskan. Untuk melakukan identifikasi terhadap suatu persamaan tersebut, Koutsouyiannis 1977 menyatakan bahwa ada dua kondisi agar suatu persamaan teridentifikasi, yaitu kondisi ordo atau urutan order condition sebagai syarat keharusan, dan kondisi tingkatan rank conditon sebagai syarat kecukupan. Agar model teridentifikasi, Koutsouyiannis, 1977; Pindyck dan Rubinfeld, 1998 menggunakan rumus K – M G – 1, atau exluded variablevariabel s jumlah persamaan – 1. Adapun yang dimaksud dengan G adalah jumlah persamaan atau jumlah total variablevariabel endogen; K adalah jumlah total variablevariabel di dalam model atau system endogenous dan predetermined; M adalah jumlah variablevariabel endogen dan eksogen yang ada di dalam suatu persamaan yang diidentifikasi. 103 Selanjutnya apabila K – M G – 1, maka persamaan tersebut tidak teridentifikasi atau under identified, dan teknik ekonometrika tidak dapat diterapkan untuk menduga semua parameternya. Sedangkan apabila K – M = G – 1 maka persamaan exactly identified, dan teknik ekonometrika yang sesuai adalah Indirect Least Squares ILS. Apabila K – M G –1, maka persamaan teridentifikasi berlebih atau over identified. Untuk kondisi dimana semua persamaan structural adalah over identified, maka penggunaan ILS tidak akan memberikan dugaan parameter structural dengan unik, sehingga teknik ekonometrika yang dapat digunakan antara lain metoda pangkat dua terkecil dua tahap atau Two Stages Least Squares 2SLS; atau metoda pangkat dua terkecil tiga tahap atau Three Stages Least Squares 3SLS. Syarat kecukupan atau rank condition menunjukkan suatu persamaan teridentifikasi jika dan hanya jika hal tersebut memungkinkan untuk membentuk atau paling tidak menghasilkan satu determinan yang bukan nol pada ordo G –1 dari parameter-parameter struktural yang tidak termasuk dalam persamaan tersebut atau variablevariabel - variablevariabel exclude K – M dari satu persamaan.

4. 2.3. Metode Estimasi

Metode 2SLS digunakan dalam penelitian ini karena tergolong metode yang ekonomis, banyak digunakan, pendugaan setiap parameternya unik dan penerapannya relatif mudah meskipun dirancang untuk menangani persamaan yang over indentified Gujarati, 1995. Adapun metode 3SLS jauh lebih rumit dan sensitive terhadap perubahan spesifikasi, artinya jika ada suatu perubahan 104 For m a t t e d: Spanish I nternational Sort For m a t t e d: Spanish I nternational Sort For m a t t e d: Finnish For m a t t e d: Finnish For m a t t e d: Finnish For m a t t e d: Finnish For m a t t e d: Finnish For m a t t e d: Sw edish Sw eden spesifikasi pada salah satu persamaan dalam sistem, maka dapat mempengaruhi semua parameter dugaan Koutsouyiannis ,1977. 4. 2.4. Validasi Model Dalam penelitian ini validasi model dilakukan dengan menggunakan kriteria -kriteria statistik, yaitu Root Mean Squares Percentage Error RMSPE, penyimpangan statistik dengan peramalan Theil Theil Forecast Error Statistic, dan Inequality Coeficient dari U-Theil. Validasi model dilakukan dalam rangka untuk melihat sejauhmana suatu model dapat mewakili dunia nyata. Pindyck dan Rubinfeld 1998 menyatakan bahwa RMSPE mengukur deviasi dari variabel yang distimulasikan dari alur waktu aktual dalam ukuran persen. RMSPE = 100 dimana: Ytb = nilai dugaan, atau nilai simulasi dasar pada tahun t Yta = nilai aktual pada tahun t n = jumlah periode pengamatan dalam simulasi tahun U = + dimana: 1 n Σ Ytb – Yta Yta n t = 1 Σ Pi – Ai 2 Σ Ai 2 n n 105 Pi = perubahan peramalan dari variabel endogen Ai = perubahan aktual dari variabel endogen sedangkan R 2 koefisien diterminasi digunakan untuk melihat keeratan arah slope antara yang aktual dengan yang distimulasi. Semakin kecil RMSPE, dan U serta makin besarnya R 2

4. 2.5. Simulasi Model

maka model semakin valid untuk disimulasi. Nilai U berkisar antara 0 dan 1, apabila U = 0, maka pendugaan model sempurna. Sebaliknya apabila U = 1, maka pendugaan model naïf. Simulasi histori e s expost sebagai simulasi yang diarahkan untuk mengevaluasi kebijakan tidak dilakukan.dan Sedangkan simulasisimulasi peramalan exante forecast terhadap penerapan kebijakan fiskalkebijakan ekonomi akan dilakukan dalam penelitian . ini. 1. Simulasi kebijakan dilakukan pada simulasi histories expost untuk tahun 1999 – 2003, dan dimaksudkan untuk mengevaluasi kebijakan dalam periode 1999 – 2003 untuk menjadi pelajaran bagi penerapan kebijakan yang akan datang. Simulasi peramalan dilakukan untuk rentang waktu 2011-2015, dimaksudkan untuk meramalkan dampak yang terjadi sebagai akibat diterapkannya kebijakan ekonomi yang akan datang. AEvaluasi maupun a nalisis dampak dari alternatif simulasi kebijakan terhadap kinerja industri tepung terigu dan kesejahteraan produsen dan konsumen periode tahun 1999 –2003 pada periode tahun 2011 - 2015 adalah: 1. Kuota Impor Biji Gandum Indonesia sebesar 90 persen For m a t t e d: Finnish For m a t t e d: Spanish I nternational Sort For m a t t e d: Spanish I nternational Sort For m a t t e d: Spanish I nternational Sort For m a t t e d: I ndent: First line: 1,27 cm , Line spacing: M ultiple 2,1 li For m a t t e d: Bullets and N um bering For m a t t e d: English U .S. For m a t t e d: English U .S. For m a t t e d: English U .S. For m a t t e d: D utch N etherlands For m a t t e d: I ndent: Left: 0 cm , First line: 0 cm , Line spacing: M ultiple 2,1 li For m a t t e d: I ndent: Left: -0 cm , Line spacing: M ultiple 2,1 li For m a t t e d: Bullets and N um bering