201
Nilai R² sebesar 0.9590 menggambarkan bahwa sekitar 0.9590 persen variabel penjelas variabel eksogen secara bersama mampu menjelaskan
perilaku persamaan harga riil tepung terigu ditingkat pedagang eceran Semua variabel pembentuk harga riil tepung terigu ditingkat pedagang
eceran bersifat inelastis, sehingga tidak ada variabel yang tidak digunakan sebagai instrumen kebijakan.
5. 3.7.5.3.11. Permintaan Tepung Terigu Indonesia
Permintaan tepung terigu domestik terdiri dari permintaan langsung dalam bentuk tepung terigu dan permintaan tidak langsung dalam bentuk makanan
olahan. Permintaan langsung dalam bentuk tepung terigu merupakan permintaan tepung terigu oleh
rumah tanggarumahtangga , sedangkan permintaan tidak
langsung tercakup dalam permintaan oleh usaha kecil menengah dan industri makanan.
Empat persamaan permintaan tepung terigu Indonesia menunjukkan rentang terendah hingga tertinggi dari nilai F hitung = 2
1.641.335 –
54.362509.956 , koefisien determinasi
R² = 0.
68402694 – 0.
84469871 , dan Durbin
Watson = 1.9772.112
– 2. 109383
. Pada umumnya permintaan tepung terigu dipengaruhi oleh
harga riilharga impor tepung terigu, tingkat pendapatan
perkapita, produksi tepung terigu, jumlah penduduk.
1. Permintaan Tepung Terigu Pemakaian Sendiri
Tabel 6 36
menunjukkan permintaan langsung tepung terigu domestik untuk pemakaian sendiri dipengaruhi oleh
variabel bedakala harga riilharga
For m a t t e d: Space Before: 12 pt, O utline num bered + Lev el: 3 +
N um bering Sty le: 1, 2, 3, … + Start at: 10 + A lignm ent: Left + A ligned at: 0
cm + Tab after: 1,27 cm + I ndent at: 1,27 cm
For m a t t e d: Space Before: 18 pt, O utline num bered + Lev el: 3 +
N um bering Sty le: 1, 2, 3, … + Start at: 10 + A lignm ent: Left + A ligned at: 0
cm + Tab after: 1,27 cm + I ndent at: 1,27 cm
For m a t t e d: English U .S. For m a t t e d: English U .S.
For m a t t e d: English U .S. For m a t t e d: English U .S.
For m a t t e d: English U .S. For m a t t e d: English U .S.
For m a t t e d: English U .S. For m a t t e d: Sw edish Sw eden
202
tepung terigu domestik di pedagang pengecer -, s ,
dan jumlah penduduk
Indonesia +, s ., dan variabel bedakala permintaan tepung terigu domestik oleh
industri rumahtangga +, ns. Dimana variabel bedakala harga tepung terigu
domestik di pedagang pengecer, dan jumlah penduduk Indonesia berbeda nyata pada taraf
α 0.15. Meningkatnya
harga riil tepung terigu domestik di pedagang pengecer, dan
jumlah penduduk Indonesia akan meningkatkan permintaan langsung tepung terigu domestik
ditingkatdi tingkat pedagang eceran
, sedangkan meningkatnya harga tepung terigu di pedagang eceran akan menurangi permintaan
tepung terigu untuk pemakaian sendiri.. Nilai R² sebesar 0.2694 menggambarkan bahwa hanya sekitar 0.2694
persen variabel penjelas variabel eksogen secara bersama mampu menjelaskan perilaku persamaan pemintaan tepung terigu domestik untuk pemakaian sendiri.
Tabel 66. Hasil Pendugaan Parameter Persamaan Permintaan Tepung Terigu
Domestik untuk Pemakaian Sendiri
Variabel Parameter
Dugaan Standar Error
t-hitung Prob|T|
Elastisitas Jangka
Pendek Jangka
Panjang Intersep
-375114 479291
-0.783 0.4435
RPTPE -360.420519
t
172.972248 -2.084 0.0509 -5.99042371
-6.808692357 PENIDN
7137.517528
t
2925.729200 2.440 0.0247 9.620943033 10.93512654
DTRS 0.120180
t-1
0.226316 0.531 0.6016 F =2.335
R-Square =0.2694 Durbin-Watson=2.131
Tabel 63. Hasil Pendugaan Parameter Persamaan Permintaan Tepung Terigu Domestik untuk Pemakaian Sendiri
Variabel Parameter
Dugaan Standar
Error t-
hitung Prob|T|
Elastisitas
Int ercep
-263273 35038
-7.514 0.0001
RPTPE
t
-21.777561
-1
12.335637 -1.765
0.0928 -0.395860856
PENIDN
2177.349803
t- 1
236.599468 9.203
0.0001 4.345493619
F =
54.362
R-Square =0.8446
Durbin- Wat son=2.109
Nilai R² sebesar 0.8446 pada Tabel 63 menggambarkan bahwa hanya sekitar 84.46 persen variabel variabel bedakala harga tepung terigu domestik di
For m a t t e d: I ndonesian
For m a t t e d: I ndonesian
For m a t t e d: I ndonesian For m a t t e d: Justified, I ndent: First
line: 1,27 cm
For m a t t e d: Justified, Space A fter: 6 pt, Line spacing: single
For m a t t e d: Font: 9 pt, I ndonesian For m a t t e d T a ble
For m a t t e d: Font: 9 pt, I ndonesian For m a t t e d: Font: 9 pt, I ndonesian
For m a t t e d: Font: 9 pt, I ndonesian For m a t t e d: Font: 9 pt, I ndonesian
For m a t t e d: Font: 9 pt, I ndonesian For m a t t e d: Font: 9 pt, I ndonesian
For m a t t e d: Font: 9 pt, I ndonesian For m a t t e d: Font: 9 pt, I ndonesian
For m a t t e d: I ndent: First line: 0 cm For m a t t e d: I ndonesian
For m a t t e d: Justified, Space Before: 0 pt, A fter: 6 pt, Line spacing: single
For m a t t e d T a ble For m a t t e d: Sw edish Sw eden
For m a t t e d: I ndent: First line: 1,27 cm , Space Before: 18 pt
For m a t t e d: Sw edish Sw eden
203
pedagang pengecer dan jumlah penduduk Indonesia variabel eksogen secara bersama mampu menjelaskan perilaku persamaan pemintaan tepung terigu
domestik untuk pemakaian sendiri. Berdasarkan nilai elastisitasnya,
pemintaan tepung terigu domestik untuk pemakaian sendiri hanya bersifat elastis terhadap variabel jumlah penduduksemua
variabel pembentuk persamaan permintaan tepung terigu domestik untuk pemakaian sendiri bersifat elastis
, sedangkan terhadap variabel harga tepung
terigu di tingkat industri sehingga semua variabel tersebut dapat diterapkan sebagai instrumen kebijakan. bersifat inelastis. Elastisitas harga tepung terigu di
tingkat industri dari permintaan tepung terigu untuk pemakaian sendiri sebesar - 0.39 artinya terjadi penurunan permintaan tepung terigu untuk pemakaian sendiri
sebesar 0.39 persen sebagai respon peningkatan harga tepung terigu di tingkat indus tri sebesar 1 persen. Sehingga pada persamaan permintaan tepung terigu
untuk pemakaian sendiri, variabel harga tepung terigu di tingkat industri bukan merupakan variabel yang efektif untuk dikenakan suatu kebijakan untuk
menurunkan permintaan tepung terigu untuk pemakaian sendiri. Sebaliknya variabel jumlah penduduk Indonesia merupakan variabel yang sangat efektif
untuk dikenakan suatu kebijakan untuk mempengaruhi permintaan tepung terigu. Kebijakan pembatasan kelahiran yang relatif sangat longgar di Indonesia
dipastikan akan membuat permintaan tepung terigu untuk pemakaian sendiri meningkat sejalan dengan bertambahnya jumlah penduduk.
2. Permintaan Tepung Terigu Industri