2.5.Simulasi Model Simulasi histories expost dan simulasi peramalan exante f orecast
252
For m a t t e d: Bullets and N um bering
For m a t t e d: Bullets and N um bering
For m a t t e d: Bullets and N um bering
For m a t t e d: Bullets and N um bering
For m a t t e d: Bullets and N um bering
For m a t t e d: Bullets and N um bering
For m a t t e d: Bullets and N um bering
For m a t t e d: Space Before: 0 pt, A fter: 0 pt, Line spacing: single
For m a t t e d: Space Before: 0 pt, A fter: 0 pt, Line spacing: single
For m a t t e d: Space Before: 0 pt, A fter: 0 pt, Line spacing: single
For m a t t e d: Space Before: 0 pt, A fter: 0 pt, Line spacing: single
For m a t t e d: Space Before: 0 pt, A fter: 0 pt, Line spacing: single
For m a t t e d: Space Before: 0 pt, A fter: 0 pt, Line spacing: single
5.Pencabutan subsidi dan pengenaan tarif bea masuk biji gandum Simulasi kebijakan pencabutan subsidi dan pengenaan ini dimaksudkan
untuk mengevaluasi efektivitas pencabutan subsidi dan pengenaan tarif bea masuk biji gandum yang telah diberikan oleh Pemerintah kepada BULOG.
6.Pencabutan subsidi dan pengenaan tarif bea masuk tepung terigu 5. Simulasi kebijakan pencabutan subsidi dan pengenaan ini dimaksudkan
untuk mengevaluasi efektivitas pencabutan subsidi dan pengenaan tarif bea masuk sebesar 5 kepada tepung terigu impor.
Simulasi peramalan dilakukan untuk rentang waktu 2003-2010, dimaksudkan untuk meramalkan dampak yang terjadi sebagai akibat
diterapkannya kebijakan fiskal yang akan datang. Beberapa kebijakan yang dicoba diterapkan, antara lain:
1.Pengenaan tarif bea masuk sebesar 5 terhadap biji gandum impor Simulasi kebijakan pengenaan bea masuk sebesar 5 kepada biji gandum
impor dimaksudkan untuk mengevaluasi efektivitas kebijakan yang dikenakan oleh Pemerintah.
2.Pengenaan tarif bea masuk sebesar 20 terhadap tepung terigu impor Simulasi kebijakan pengenaan bea masuk sebesar 20 kepada tepung
terigu impor ini dimaksudkan untuk mengevaluasi efektivitas kebijakan yang akan dikenakan oleh Pemerintah sesuai dengan dengan perbedaan harga antara harga
produksi domestik dengan impor. 3.Pengenaan tarif bea masuk sebesar 35 terhadap biji gandum impor
Simulasi kebijakan pengenaan bea masuk sebesar 35 kepada biji gandum impor ini dimaksudkan untuk mengevaluasi efektivitas kebijakan yang akan
dikenakan oleh Pemerintah, sesuai dengan usulan APTINDO. 4.Pengenaan tarif bea masuk sebesar 35 terhadap tepung terigu
Simulasi kebijakan pengenaan bea masuk sebesar 35 kepada tepung terigu impor ini dimaksudkan untuk mengevaluasi efektivitas kebijakan yang akan
dikenakan oleh Pemerintah, sesuai dengan usulan APTINDO.