3.4. Harga HASIL PENDUGAAN MODEL INDUSTRI TEPUNG

184 Nilai R² sebesar 0.6929 menggambarkan bahwa sekitar 0.6929 persen variabel penjelas variabel eksogen secara bersama mampu menjelaskan perilaku persamaan impor tepung terigu Indonesia dari Australia. Dalam jangka pendek tidak terlihat adanya variabel yang dapat digunakan sebagai instrumen kebijakan. Sedangkan dalam jangka panjang variabel deman tepung terigu Indonesia bersifat elastis sehingga dapat digunakan sebagai instrumen kebijakan. Tabel 5 69 . Hasil Pendugaan Parameter Persamaan Impor Tepung Terigu Indonesia dari Australia Variabel Paramet er Dugaan St andar Error t-hit ung Prob |T| Elastisit as Jangka Pendek Jangka Panjang RPMTIDN t -2.108003 3.012036 -0.700 0.4930 0.040424193 0.0866139 MGI DN t - MGI DN -0.002051 t- 1 0.002382 -0.861 0.4005 -0.031207547 - 0.0668661 PENIDN t - PENIDN t - 1 204.105215 1821.3410 0.112 0.9120 0.102889156 0.2204529 DTIDN 0.002419 t- 1 0.001664 1.454 0.1632 0.833381169 1.7856241 MTIDN t 0.533283 0.197822 2.696 0.0148 F = 9.267 R- Square =0.7202 Durbin-Wat son=1.934 Variabel Parameter Dugaan Standar Error t- hitung Prob|T| Elastisitas Jangka Pendek Jangka Panjang RPMTIDN -1.175368 t- 1 1.301967 -0.903 0.3774 - 0.194026896 - 0.482949506 DTIDN 0.002022 t 0.000880 2.297 0.0325 0.696608815 1.733918804 MTIAUS 0.598246 t-1 0.185988 3.217 0.0043 F = 15.040 R-Square =0.6929 Durbin-Watson=2.055 Nilai R² sebesar 0.7202 pada Tabel 56 menggambarkan bahwa sekitar 72.02 persen variabel harga impor tepung terigu Indonesia, selisih impor biji gandum Indonesia dengan variabel bedakala impor biji gandum Indonesia, selisih jumlah penduduk Indonesia dengan variabel bedakala jumlah penduduk For m a t t e d ... For m a t t e d ... For m a t t e d ... For m a t t e d ... For m a t t e d ... For m a t t e d ... For m a t t e d ... For m a t t e d ... For m a t t e d T a ble ... For m a t t e d ... For m a t t e d ... For m a t t e d ... For m a t t e d ... For m a t t e d ... For m a t t e d ... For m a t t e d ... For m a t t e d ... For m a t t e d ... For m a t t e d ... For m a t t e d ... For m a t t e d ... For m a t t e d ... For m a t t e d ... For m a t t e d ... For m a t t e d ... For m a t t e d ... For m a t t e d ... For m a t t e d ... For m a t t e d ... For m a t t e d ... For m a t t e d ... For m a t t e d ... For m a t t e d ... For m a t t e d ... For m a t t e d ... For m a t t e d ... For m a t t e d ... For m a t t e d ... For m a t t e d ... For m a t t e d ... For m a t t e d ... For m a t t e d ... For m a t t e d ... For m a t t e d ... For m a t t e d ... For m a t t e d ... For m a t t e d ... For m a t t e d ... For m a t t e d ... 185 Indonesia, permintaan tepung terigu Indonesia dan variabel bedakala impor tepung terigu Indonesia dari Australia variabel eksogen secara bersama mampu menjelaskan perilaku persamaan impor tepung terigu Indonesia dari Australia. Berdasarkan elatisitasnya, dalam jangka panjang, impor tepung terigu Indonesia dari Australia hanya bersifat elastis terhadap permintaan tepung terigu Indonesia. Elastisitas jangka panjang permintaan tepung terigu Indonesia dari impor tepung terigu dari Australia sebesar 1.79 artinya terjadi peningkatan impor tepung terigu Indonesia dari Australia sebesar 1.79 persen sebagai respon peningkatan permintaan tepung terigu Indonesia sebesar 1 persen. Sehingga pada persamaan impor tepung terigu Indonesia dari Australia, variabel harga tepung terigu impor, impor gandum Indonesia dan jumlah penduduk Indonesia bukan merupakan yang efektif untuk dikenakan suatu kebijakan untuk mempengaruhi impor tepung terigu Indonesia dari Australia. Kebijakan akan efektif ketika dikenakan pada permintaan tepung terigu Indonesia. Persamaan impor tepung terigu Indonesia dari Australia menunjukan bahwa penurunan tarif impor tepung terigu Indonesia akan meningkatkan impor tepung terigu Indonesia dari Australia walau dengan perubahan yang lebih kecil. Berbeda dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Hu and Yan 2007 bahwa penurunan tarif impor komoditi primer China pada tahun 2004 sebesar 26 persen berdampak pada meningkatnya nilai impor komoditi sebesar 340 persen. Perbedaan ini diduga karena tepung terigu bukan merupakan kebutuhan pokok bangsa Indonesia.

2. Impor Tepung Terigu Indonesia dari Jepang

For m a t t e d: English U .S. For m a t t e d: N orm al, Justified, I ndent: First line: 1,27 cm , Space Before: 0 pt For m a t t e d: Font: Bold For m a t t e d: I ndonesian For m a t t e d: Space Before: 0 pt 186 Tabel 5760 menunjukkan impor tepung terigu Indonesia dari Jepang dipengaruhi oleh selisih harga impor tepung terigu Indonesia dengan variabel bedakala harga impor tepung terigu Indonesia -, ns, impor biji gandum Indonesia -, ns, variabel bedakala pendapatan perkapita Indonesia +, s dan selisih jumlah penduduk Indonesia dengan variabel bedakala jumlah penduduk Indonesia +, ns.variabel bedakala harga riil impor tepung terigu Indonesia -, ns, variabel bedakala deman tepung terigu Indonesia +, s, dan variabel bedakala impor tepung terigu Indonesia dari Jepang +, ns. Meningkatnya variabel bedakala deman tepung terigu Dimana selisih harga impor tepung terigu Indonesia dengan variabel bedakala harga impor tepung terigu Indonesia, impor biji gandum Indonesia dan selisih jumlah penduduk Indonesia dengan variabel bedakala jumlah penduduk Indonesia tidak berbeda nyata pada taraf α 0.15, sedangkan variabel bedakala pendapatan perkapita Indonesia berbeda nyata pada taraf α 0.15. Meningkatnya pendapatan perkapita Indonesia akan meningkatkan permintaan tepung terigu Indonesia dari Jepang. Nilai R² sebesar 0.2879 pada Table 57 menggambarkan bahwa sekitar 28.79 persen variabel selisih harga impor tepung terigu Indonesia dengan variabel bedakala harga impor tepung terigu Indonesia, impor biji gandum Indonesia, variabel bedakala pendapatan perkapita Indonesia dan selisih jumlah penduduk Indonesia dengan variabel bedakala jumlah penduduk Indonesia variabel eksogen secara bersama mampu menjelaskan perilaku persamaan impor tepung terigu Indonesia dari Jepang. Sedangkan berdasarkan elatisitasnya, impor tepung terigu Indonesia dari Jepang bersifat elastis terhadap variabel impor biji gandum Indonesia dan For m a t t e d: I ndonesian For m a t t e d: I ndonesian For m a t t e d: I ndonesian For m a t t e d: I ndonesian For m a t t e d: Font: Bold For m a t t e d: Space Before: 0 pt