dikombinasikan dalam membentuk suatu pemandangan yang memiliki satu kesatuan atau harmonisasi.
Pada tapak penelitian, elemen yang terlihat paling menarik adalah elemen bidang dan garis berupa latar pegunungan yaitu pegunungan angin yang terletak
jauh di luar tapak. Pemandangan pergunungan ini terlihat lebih jelas pada titik- titik tinggi di dalam tapak. Latar pergunungan ini hampir mengelilingi tapak
dimana terdapat di sebelah timur, barat dan selatan tapak. Pemandangan pegunungan ini merupakan potensi dalam sebuah ekowisata
dalam mendukung kesan alami sehingga harus didukung oleh fasilitas yang memadai dalam menikmati pemandangan ini. Fasilitas tersebut dapat berupa
menara pandang, gazebo, atau alur trek yang memperlihatkan pemandangan pegunungan ini. Peletakan fasilitas seperti menara pandang dan gazebo sabaiknya
diletakan di titik-titik tertinggi sehingga selain dapat melihat latar pegunungan dengan jelas, pengunjung dapat melihat kawasan wisata secara keseluruhan. Peta
analisis visual dapat dilihat pada Gambar 19.
b. Void Danau bekas Lubang Tambang
Pada tapak ini, void yang direncanakan memiliki luas yang relatif besar yaitu seluas 74,5 ha dan 17,8 ha. Badan air yang luas dan bentukan high wall
bekas tambang akan menghasilkan visual lanskap yang atraktif dan sangat potensial dimanfaatkan sebagai sumber perikanan dan rekreasi Gambar 20.
Tetapi diperlukan penelitian lebih lanjut terkait kualitas dan kandungan air, khususnya untuk dijadikan sebagai sumber perikanan. Danau ini juga merupakan
ciri utama dari tapak ini sebagai kawasan pasca tambang.
a View
highwall danau b View danau dengan hutan reklamasi
Gambar 19. Danau Bekas Tambang pada Pit Mangkalapi
Gambar 20. Peta Analisis Visual
c. Hutan Reklamasi
Sesuai Izin Pinjam Pakai Kawasan Hutan IPPKH area pit Ata maka pasca tamabang pit Ata akan dikembalikan dalam bentuk hutan dengan proses
reklamasi. Secara keseluruhan, area reklamasi akan ditanam tanaman lokal yang telah ditemukan tumbuh pada kawasan pasca tambang dan sekitarnya.
Berdasarkan ANDAL PT AI Batulicin, dalam wilayah tambang Batulicin terdapat jenis-jenis vegetasi yang dilindungi menurut keputusan Menteri Pertanian
no. 54KptsUmII1972 yaitu antara lain: ulin Eusyderoxylon zwageri, durian Durio zibethinus, gaharu Aquilaria beccarianna, damar putih Shorea
lepidota , mangaris Malaccensis dan kayu bawang Scorodocarpus bornensis.
Pemilihan vegetasi lokal juga bertujuan untuk membentuk habitat satwa- satwa lokal khususnya satwa-satwa yang dilindungi yang telah terganggu akibat
kegiatan penambangan. Vegetasi dan satwa lokal terutama yang dilindungi dapat menjadi potensi wisata karena kelangkaannya sehingga dapat mendukung nilai
edukasi pada kawasan ekowisata. Selain keanekaragaman hayati, sejarah kawasan yang merupakan area
pertambangan dan kemudian beralih menjadi area hutan dapat dijadikan objek wisata edukasi. Objek ini dapat berupa museum yang mensajikan foto-foto
kondisi kawasan ini sebelum pertambangan, saat pertambangan berlangsung dan sesudah dilakukan pertambangan dan reklamasi. Nilai edukasi lain yang dapat
diangkat adalah bagaimana proses “green mining” dilakukan dan manfaat-manfaat yang dihasilkan. Kondisi hutan reklamasi umur 6 tahun dapat dilihat pada Gambar
21.
Gambar 21. Kondisi Hutan Reklamasi umur 6 tahun
Dengan mempertimbangkan aspek visual, danau bekas tambang dan hutan reklamasi maka dapat dikatakan danau merupakan potensi utama dimana danau
memberi ciri dan karakter yang kuat terhadap area pasca tambang dan elemen air pada danau memberi nilai estitika dan kenyamanan yang lebih. Maka pada tahap
analisis sumberdaya wisata, tapak dinilai berdasarkan keterkaitan area terhadap danau sehingga dibagi menjadi tiga klasifikasi yaitu area yang berpotensi baik,
berpotensi sedang dan tidak berpotensi. Area yang berpotensi baik merupakan area sempadan danau atau kolam air
berdasarkan Peraturan Pemerintah nomor 47 tahun 1997 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional yaitu 100 m dari titik pasang tertinggi ke arah darat.
Area ini relatif dekat dengan danau sehingga dapat menikmati danau secara langsung maupun tidak langsung. Area yang berpotensi sedang merupakan area
dengan bentukan lahan yang mendukung pemandangan ke arah danau sehingga dapat menikmati danau secara tidak langsung. Area yang tidak berpotensi
merupakan area yang tidak dapat melihat danau. Area danau tergolong area yang berpotensi baik karena dapat menikmatinya secara langsung. Peta potensi wisata
dapat dilihat pada Gambar 22.
5.4 Hasil Analisis