Mayoritas desa-desa pada kawasan Tambang Batulicin memiliki aksesibilitas tinggi terhadap jalan provinsi ini karena letaknya tepat disisi kiri dan
kanan jalan dan beberapa hanya dipisahkan oleh jalan kecil yang berjarak ±500 m. Area sekitar pit Ata sendiri merupakan kawasan yang cukup dipadati oleh
penduduk dimana terdapat 3 pemukiman terdekat dari pit Ata yaitu permukiman Desa Produksi, permukiman Desa Batuharang dan Pemukiman KM58 yang
berjarak kurang lebih 500 m - 1 km Gambar 5. Peta aksesibilitas kawasan Tambang Batulicin dapat dilihat pada Gambar 6.
4.3 Kependudukan
Berdasarkan hasil pencacahan sensus penduduk 2010 Tabel 2, jumlah penduduk Kabupaten Tanah Bumbu adalah 267.931 orang, yang terdiri atas
139.498 laki-laki dan 128.415 perempuan. Selama periode tahun 2000-2010, laju pertumbuhan penduduk di Kabupaten Tanah Bumbu mencapai 3,74 persen. Hal
ini disebabkan oleh peningkatan perekonomian Kabupaten Tanah Bumbu dan juga terkenalnya Tanah Bumbu sebagai tujuan pekerja migran. Kecamatan
Mentewe sendiri memiliki penduduk sebanyak 16.909 orang dengan rasio jenis kelamin 112. Kecamatan Mentewe memiliki laju pertumbuhan penduduk yang
paling rendah di Kabupaten Tanah Bumbu yaitu sebesar 0,39 persen.
Tabel 2. Sensus Penduduk Kabupaten Tanah Bumbu 2010
Kecamatan Laki-laki
Perempuan Laki-laki +
Perempuan Rasio Jenis
Kelamin Kepadatan
Penduduk
Kusan Hilir 21.584
21.245 42.829
102 107
Sungai Loban 9.744
9.087 18.831
107 53
Satui 25.882
23.219 49.101
111 56
Angsana 8.579
7.783 16.362
110 108
Kusan Hulu 9.874
9.053 18.927
109 12
Kuranji 3.930
3.603 7.533
109 68
Batulicin 6.904
6.555 13.459
105 105
Karang Bintang 8.356
7.680 16.036
109 136
Simpang Empat 35.723
32.203 67.926
111 225
Mantewe 8.922
7.987 16.909
112 17
Gambar 5. Peta Batas Tapak Penelitian
Desa Produksi Pemukiman KM58
Desa Batuharang
19
Gambar 6. Peta Aksesibilitas
Berdasarkan dokumen ANDAL PT Arutmin Indonesia Tambang Batulicin, penduduk di wilayah tambang Batulicin memiliki etnis yang cukup
beragam dimana terdapat bermacam-macam suku bangsa seperti suku Banjar, Jawa, Bugis, Sunda, Dayak, Madura dan lain-lainnya. Ditinjau dari aspek agama
dan kepercayaan yang dianut, umumnya mereka adalah pemeluk agama Islam 97,17, sedangkan sisanya adalah pemeluk agama Kristen, Protestan, Katolik,
Hindu dan Budha. Berdasarkan kondisi masyarakat yang demikian, maka nilai dan norma budaya yang berlaku umumnya bersumber dari budaya Banjar, Jawa
dan Sunda yang kental dengan nuansa Islam. Pada beberapa desa masih ditemukan beberapa upacara adat seperti kelahiran atau Tasmiyah, Sunatan,
Mandi-mandi untuk wanita hamil 7 Bulan dan lain-lain. Kesenian adat yang masih ada seperti kuda lumping, campur sari dan wayang kulit.
Mata pencaharian utama yang paling banyak ditekuni bagi masyarakat di wilayah Tambang Batulicin adalah petani terutama padi ANDAL PT AI, 2003.
Mata pencaharian lain berupa dagang, usaha mencari kayu, supir, karyawan perusahaan dan lain-lain. Selain mata pencaharian utama, beberapa masyarakat
juga memiliki mata pencaharian sampingan seperti: bertani, dagang, tukang ojek, beternak sapi, mencari kayu dan lain-lain. Persentase mata pencaharian utama
masyarakat wilayah Tambang Batulicin dapat di lihat pada Tabel 3.
Tabel 3. Mata Pencaharian Utama Masyarakat Wilayah Tambang Batulicin
No Jenis mata pencaharian
Persentase
1 Tani
30,61 2
Dagang kios warung 19,05
3 Sopir
10,88 4
Mencari kayu 8,16
5 Karyawan perusahaan
5,44 6
Tukang ojek 3,4
7 Bengkel
2,72 8
Buruh bangunan 2,04
9 PNS dan Pensiunan
6,12 10
Wiraswasta 4,08
11 Lainnya
7,48
Sumber: ANDAL PT Arutmin Indonesia, 2003
V HASIL DAN PEMBAHASAN
5.1 Sumberdaya Alam 5.1.1 Aspek Fisik