Rencana Sirkulasi Perencanaan Lanskap

Perencanaan ruang penerimaan dan pelayanan kawasan adalah seluas 14,9 Ha dengan fungsi menerima dan melayani pengunjung yang datang pada kawasan ini. Fungsi menerima pengunjung meliputi gerbang utama kawasan yang dilengkapi dengan loket tiket. Sedangkan fungsi melayanai meliputi rumah makan, kios-kios komersil, penginapan, mushola maupun gedung pengelola. Perencanaan ruang budidaya adalah seluas 86,6 Ha dengan fungsi sebagai area yang dapat dimanfaatkan masyarakat lokal dalam budidaya tanaman kehutanan hasil kayu, tanaman buah-buahan maupun budidaya perikanan. Budidaya perikanan memanfaatkan danau kedua yang relatif lebih kecil. Ruang ini dapat mendukung kegiatan wisata edukasi budidaya. Ruang konservasi direncanakan seluas 213,6 Ha dengan fungsi membentuk hutan reklamasi sebagai hutan alami dengan keanekaragaman hayati. Ruang ini juga dapat mendukung wisata edukasi konservasi dan wisata rekreasi dengan memanfaatkan keanekaragaman hayati yang dikonservasi sebagai daya tarik. Selain itu area ini bertujuan untuk mengkonservasi area-area yang berbahaya seperti area yang rawan erosi dan area sempadan badan air. Ruang penyangga direncanakan seluas 106,5 Ha dengan fungsi sebagai ruang untuk melindungi area-area wisata dari pengaruh luar kawasan maupun aktivitas berlebih pengunjung sehingga keseimbangan dan kelestarian kawasan dapat terjaga. Pada wisata edukasi konservasi alam, ruang penyangga dimanfaatkan untuk ruang wisata penunjang yang dapat mengurangi jumlah pengunjung pada area wisata. Aktifitas yang dapat dilakukan berupa duduk- duduk, bersantai, berdiskusi maupun berfoto.

5.7.2 Rencana Sirkulasi

Jalur sirkulasi pada tapak ini dibagi menjadi tiga jalur yaitu jalur primer, jalur sekunder dan jalur sirkulasi air. Jalur primer menghubungkan seluruh ruang yang terdapat di tapak dan dapat dilalui kendaraan bermotor. Jalur ini direncanakan mulai dari gerbang utama di sebelah utara tapak dengan lebar 4-6 m dan berupa jalan aspal. Menurut Chiara dan Koppelman 1997 lebar jalan masuk mobil berkisar antara 2,7-3,6 m untuk jalan masuk satu kendaraan dan untuk dua kendaraan minimal 4,6-5,5 m. Akses pada jalur ini terdapat pada tiap pintu gerbang di setiap sub ruang wisata dan pelayanan, masing-masing pintu gerbang merupakan akses keluar masuk dua arah. Jalur sekunder merupakan jalur yang terdapat di dalam ruang-ruang wisata yang hanya dapat dilalui pejalan kaki dan sepeda. Jalur ini menggunakan pola loop yaitu jalan yang dibuat mengelilingi area wisata. Pada sub ruang wisata rekreasi jalur ini menggunakan paving dengan lebar 2 m dan ditambah 1,5 m untuk jalur sepeda. Untuk menunjang kenyamanan pejalan kaki setiap jarak 200- 300 m disediakan stop area berupa sheltergazebo. Pada area wisata edukasi jalur ini hanya digunakakan untuk pejalan kaki dan memiliki lebar 1,5 m. Untuk ruang edukasi wisata konservasi alam digunakan material batu alam sedangkan pada wisata edukasi budidaya digunakan material paving. Sedangkan jalur sirkulasi air adalah jalur bersampan pada objek wisata danau utama. Tabel 11. Rencana Sirkulasi Kawasan Pit Ata No Sirkulasi Pengguna Panjang m Lebar m Material Penempatan 1 Primer Jalan antar Ruang Kendaraan Bermotor 3781,0 10,0 Aspal Antar Pintu Gerbang 2 Sekunder Pedestrian Pejalan Kaki 2879.2 2,0 Paving Ruang Rekreasi Pedestrian Pejalan Kaki 2047,6 1,5 Paving Ruang Wisata Edukasi Budidaya Pedestrian Pejalan Kaki 2857,9 1.5 Batu Alam Ruang Wisata Edukasi Konservasi Alam Jalur Sepeda Sepeda 2613,6 1,5 Paving Ruang Rekreasi 3 Air Jalur Bersampan Perahu dan speda air - - - Ruang Rekreasi Gambar 29. Rencana Sirkulasi

5.7.3 Rencana Vegetasi

Dokumen yang terkait

Perencanaan Lanskap Area Rekreasi Pada Lahan Pasca Tambang Batubara Di Pit 1 Mangkalapi PT Arutmin Indonesia Tambang Batulicin, Kalsel

1 15 222

Pendugaan Kandungan Karbon pada Tegakan Akasia (Acacia mangium) dan Sengon (Paraserianthes falcataria) di Lahan Reklamasi Pasca Tambang Batubara PT Arutmin Batulicin, Kalimantan Selatan

0 6 115

Strategi Manajemen Lahan Pasca-Tambang Untuk Praktik Agroforestri di PT. Arutmin Indonesia Kalimantan Selatan

0 10 195

Perencanaan reklamasi tambang batubara dalam kawasan hutan untuk pengembangan wilayah desa lingkar tambang (studi kasus PT Arutmin Indonesia tambang batulicin Kalimantan Selatan)

0 5 153

Rencana Pengelolaan Lanskap Pasca Tambang untuk Kawasan Agroforestri di PT. Arutmin Indonesia Tambang Senakin, Kalimantan Selatan

0 9 92

Studi Pertumbuhan Tanaman Revegetasi Pasca Tambang Batu Bara di PT Arutmin Indonesia Site Batulicin Kalimantan Selatan

0 5 38

Perencanaan Lanskap Pasca Tambang Batubara Sebagai Arboretum di Kawasan Tanah Putih Pulau Sebuku Kalimantan Selatan

2 10 81

Perencanaan Lanskap Pasca Tambang Nikel PT INCO sebagai Kawasan Ekowisata di Sorowako Kabupaten Luwu Timur Sulawesi Selatan

2 23 85

PENDAHULUAN PELAKSANAAN KEWAJIBAN REKLAMASI OLEH PERUSAHAAN TAMBANG BATUBARA DI KABUPATEN TANAH BUMBU PROPINSI KALIMANTAN SELATAN ( Studi Kasus PT ARUTMIN INDONESIA ).

0 2 10

PENUTUP PELAKSANAAN KEWAJIBAN REKLAMASI OLEH PERUSAHAAN TAMBANG BATUBARA DI KABUPATEN TANAH BUMBU PROPINSI KALIMANTAN SELATAN ( Studi Kasus PT ARUTMIN INDONESIA ).

0 3 4