Administrasi dan Geografis Aksesibilitas

IV KONDISI UMUM KAWASAN PERENCANAAN

4.1 Administrasi dan Geografis

Secara administratif Pit Ata terletak di tiga desa yaitu Desa Batuharang, Desa Gunung Raya dan Desa Produksi. Ketiga desa ini terdaftar pada kecamatan Mantewe, Kabupaten Tanah Bumbu, Provinsi Kalimantan Selatan. Pit Ata terletak pada 350’326.22”- 351 470’92” Bujur Timur dan 9638 502’96” – 9649.053’46” Lintang Selatan dengan luas keseluruhan 1418,868 Ha. Pit Ata secara resmi adalah area wilayah konsesi pertambangan PT Arutmin Indonesia PKP2B yang saat ini masih dalam proses pertambangan dan diperkirakan akan tutup tambang pada akhir tahun 2012. Seiring dengan kegiatan penambangan area tertentu yang sudah dilakukan penambangan direklamasi guna mengembalikan fungsi wilayah sebagai kawasan hutan sesuai IPPKH Izin Pinjam Pakai Kawasan Hutan. Area yang akan dijadikan sebagai area penelitian adalah area Ata Selatan yang dibatasi oleh batas PKP2B dan Jalan Provinsi yang terletak di sebelah utara tapak. Ata Selatan memiliki luas 518,1 Ha dan berdasarkan dokumen Rencana Penutupan Tambang RPT pit Ata Selatan akan memiliki luasan area daratan seluas 421,3 Ha dan area perairan seluas 96,8 Ha. Area perairan ini berupa void yaitu danau bekas lubang tambang dan kolam hutan woodland pond. Batas tapak penelitian dan rencana pembentukan void dapat dilihat pada Gambar 5.

4.2 Aksesibilitas

Jalan utama yang melintasi tapak ini adalah jalan propinsi dulu jalan Kodeco yang menghubungkan Banjarmasin-Batulicin-Kandangan. Tapak berada sekitar 60 km dari ibukota Kecamatan Batulicin yang dapat ditempuh ± 2 jam dengan menggunakan kendaraan bermotor, serta berada sekitar 160 km dari Kecamatan Kandangan yang dapat ditempuh ± 4 jam dengan menggunakan kendaraan bermotor. Jalan dari Kecamatan Batulicin umum digunakan oleh kendaraan pengangkutan hasil penambangan dan juga masyarakat lokal sedangkan jalan dari Kecamatan Kandangan hanya digunakan oleh masyarakat lokal terutama dengan sepeda motor. Mayoritas desa-desa pada kawasan Tambang Batulicin memiliki aksesibilitas tinggi terhadap jalan provinsi ini karena letaknya tepat disisi kiri dan kanan jalan dan beberapa hanya dipisahkan oleh jalan kecil yang berjarak ±500 m. Area sekitar pit Ata sendiri merupakan kawasan yang cukup dipadati oleh penduduk dimana terdapat 3 pemukiman terdekat dari pit Ata yaitu permukiman Desa Produksi, permukiman Desa Batuharang dan Pemukiman KM58 yang berjarak kurang lebih 500 m - 1 km Gambar 5. Peta aksesibilitas kawasan Tambang Batulicin dapat dilihat pada Gambar 6.

4.3 Kependudukan

Dokumen yang terkait

Perencanaan Lanskap Area Rekreasi Pada Lahan Pasca Tambang Batubara Di Pit 1 Mangkalapi PT Arutmin Indonesia Tambang Batulicin, Kalsel

1 15 222

Pendugaan Kandungan Karbon pada Tegakan Akasia (Acacia mangium) dan Sengon (Paraserianthes falcataria) di Lahan Reklamasi Pasca Tambang Batubara PT Arutmin Batulicin, Kalimantan Selatan

0 6 115

Strategi Manajemen Lahan Pasca-Tambang Untuk Praktik Agroforestri di PT. Arutmin Indonesia Kalimantan Selatan

0 10 195

Perencanaan reklamasi tambang batubara dalam kawasan hutan untuk pengembangan wilayah desa lingkar tambang (studi kasus PT Arutmin Indonesia tambang batulicin Kalimantan Selatan)

0 5 153

Rencana Pengelolaan Lanskap Pasca Tambang untuk Kawasan Agroforestri di PT. Arutmin Indonesia Tambang Senakin, Kalimantan Selatan

0 9 92

Studi Pertumbuhan Tanaman Revegetasi Pasca Tambang Batu Bara di PT Arutmin Indonesia Site Batulicin Kalimantan Selatan

0 5 38

Perencanaan Lanskap Pasca Tambang Batubara Sebagai Arboretum di Kawasan Tanah Putih Pulau Sebuku Kalimantan Selatan

2 10 81

Perencanaan Lanskap Pasca Tambang Nikel PT INCO sebagai Kawasan Ekowisata di Sorowako Kabupaten Luwu Timur Sulawesi Selatan

2 23 85

PENDAHULUAN PELAKSANAAN KEWAJIBAN REKLAMASI OLEH PERUSAHAAN TAMBANG BATUBARA DI KABUPATEN TANAH BUMBU PROPINSI KALIMANTAN SELATAN ( Studi Kasus PT ARUTMIN INDONESIA ).

0 2 10

PENUTUP PELAKSANAAN KEWAJIBAN REKLAMASI OLEH PERUSAHAAN TAMBANG BATUBARA DI KABUPATEN TANAH BUMBU PROPINSI KALIMANTAN SELATAN ( Studi Kasus PT ARUTMIN INDONESIA ).

0 3 4