I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kalimantan merupakan salah satu pulau di Indonesia yang di dalamnya menyimpan banyak mineral. Pulau Kalimantan sering dimanfaatkan untuk
kegiatan penambangan, salah satunya adalah penambangan mineral batubara. Salah satu wilayah penambangan, khususnya penambangan batubara di Indonesia
adalah wilayah kecamatan Batulicin, Kalimantan Selatan. Kegiatan penambangan ini secara legal dikelola oleh PT Arutmin Indonesia yang menjadi lokasi
penelitian. Penambangan batubara di satu pihak memberikan kontribusi terhadap
penyediaan sumber energi, penyerapan tenaga kerja dan pertumbuhan ekonomi, tetapi di lain pihak menimbulkan dampak negatif terhadap lingkungan.
Penambangan batubara yang biasanya dilakukan dengan sistem terbuka open mining system
secara nyata menghilangkan vegetasi, mengubah susunan lapisan tanah, menimbulkan erosi, sedimentasi, dan pemadatan tanah yang dapat
mengakibatkan degradasi lahan. Salah satu upaya dalam memperbaiki kondisi lingkungan pada area
pertambangan adalah kegiatan reklamasi. Kegiatan reklamasi meliputi dua tahapan, yaitu: 1 pemulihan lahan bekas tambang untuk memperbaiki lahan
yang terganggu ekologinya, 2 mempersiapkan lahan bekas tambang yang sudah diperbaiki ekologinya untuk pemanfaatan selanjutnya Direktorat Pengelolaan
Lahan, 2006. Kegiatan perbaikan lingkungan khususnya reklamasi lanskap pasca
penambangan batubara sudah menjadi kewajiban setiap perusahaan tambang batubara. Pada PT Arutmin Indonesia, kewajiban reklamasi dipenuhi oleh
departemen SHE Safety, Health and Environment. Departemen ini juga harus bersinergi dengan departemen CD Community Development guna memikirkan
reklamasi yang berkelanjutan dan bermanfaat bagi masyarakat lokal sekitar area penambangan.
Kegiatan reklamasi lanskap pasca tambang akan terus berjalan untuk memulihkan kondisi lahan tetapi dibutuhkan suatu penataan pemanfaatan lahan
untuk mendukung keberlanjutan lanskap tersebut. Melihat PT Arutmin Indonesia memiliki komitmen tinggi dalam pelestarian lingkungan dan kesejahteraan
masyarakat, maka salah satu pemanfaatan lahan pasca tambang adalah ekowisata. Ekowisata adalah perjalanan wisata yang berbasiskan alam yang bersifat
konservatif terhadap lingkungannya dan memperbaiki kesejahteraan masyarakat lokal Ecotourism Society, 1990 dalam Drumm dan Moore, 2005.
Berdasarkan uraian di atas maka, perlu adanya perencanaan lanskap kawasan pasca tambang untuk ekowisata guna mendukung keberlanjutan lanskap
yang sudah diawali oleh proses reklamasi. Perencanaan ini melihat aspek ekologis, sosial dan ekonomi dari kawasan tersebut agar dapat bermanfaat dalam
jangka panjang atau berkelanjutan.
1.2 Tujuan