Rencana Vegetasi Perencanaan Lanskap

5.7.3 Rencana Vegetasi

Pengembangan vegetasi dilakukan setelah lahan pasca tambang telah dilakukan reklamasi oleh tanaman pioneer atau fast growing seperti pohon sengon Paracerianthes falcataria dan akasia Acacia mangium untuk membentuk lingkungan yang mendukung tumbuhnya vegetasi lain. Rencana vegetasi dikembangkan berdasarkan konsep vegetasi yang telah ditentukan berdasarkan fungsi vegetasi tersebut antara lain fungsi konservasi, estetika, pengarah, penyangga dan produksi.

1. Vegetasi Konservasi

Vegetasi konservasi pada tapak akan dikembangkan terutama pada ruang konservasi dengan luas 213,6 Ha. Salah satu fungsi vegetasi ini adalah untuk mengkonservasi air dan tanah atau mencegah erosi, sehingga sebaiknya memiliki perakaran yang dalam dan mampu mengikat air dengan baik. Contoh vegetasi tersebut antara lain Bambu Bambussa sp., Vetiver Vetiveria zizanioides , Beringin Ficus benjamina dan Serengan Jantan Flemingia congesta . Selain pada ruang konservasi, vegetas-vegetasi tersebut dapat ditanam pada ruang lain khususnya pada area dengan kemiringan curam. Fungsi lain dari vegetasi konservasi adalah untuk membentuk habitat satwa dan melestarikan tanaman lokal. Pembentukan habitat satwa dilakukan dengan pemilihan tanaman lokal atau merupakan tanaman yang ditemukan pada tapak sebelum dilakukan pertambangan. Berdasarkan dokumen ANDAL PT AI Tambang Batulicin, pada kawasan pit Ata dan sekitarnya terdapat jenis- jenis vegetasi seperti Meranti merah Shorea leprosula, Meranti putih Shorea accuminatisima, Simpur Dilenia auvea dan Sungkai Peronema canescens . Selain itu, terdapat jenis-jenis vegetasi yang dilindungi menurut keputusan Menteri Pertanian No.54KptsUmII1972, yaitu: Ulin Eusyderoxylon zwageri , Durian Durio zibethinus, Gaharu Aquilaria beccasiana, Damar putih Shorea lepidota dan Kayu bawang Scorodocarpus bornensis.

2. Vegetasi Estetika

Vegetasi estetika berfungsi menonjolkan keindahan tanaman baik dari segi bentuk, corak dan warna bunga, daun, batang, tajuk dan lain-lain. Vegetasi estetika dikembangkan pada ruang penerimaan dan pelayanan dan ruang wisata rekreasi. Contohnya pada ruang wisata rekreasi, tanaman estetika juga berfungsi sebagai kenyamanan, peneduh dan penahan angin dan dapat ditanam berkelompok dan acak agar terkesan dinamis. Sedangkan pada ruang penerimaan dan pelayanan dibuat secara semi formal sehingga berkesan menyambut dan mengundang masuk bagi pengunjung. Contoh vegetasi estetika yang dapat ditanam pada kawasan ini antara lain; kihujan Samanea saman, bungur Lagerstromia loudnii, ketapang Terminalia catappa , kamboja, Plumeria rubra, kecrutan Spathodea campanulata , rumput Axonohpus compresus, kenanga Canangium odoratum dan flamboyan Delonix regia.

3. Vegetasi Pengarah

Penggunaan vegetasi sebagai pengarah berfungsi untuk mengarahkan sirkulasi kendaraan dan pejalan kaki. Vegetasi pengarah diletakan sepanjang jalur pergerakan pengunjung yang berfungsi untuk mengarahkan pergerakan sekaligus sebagai peneduh. Pemelihan jenis tanaman diutamakan bertajuk vertikal seperti kolumnar dan kerucut sehingga memberi kesan luas dan jauh Lestari dan Kencana, 2008. Tanaman bertajuk menyebar juga dapat digunakan untuk meningkatkan kenyamanan pada jalan. Contoh vegetasi pengarah yang dapat ditanam pada kawasan ini antara lain; Jati mas Cordial cebestana , bunga Kupu-kupu Bauhinia sp., Kasia Cassia sp., Flamboyan Delonix regia dan Kihujan Samanea saman.

4. Vegetasi Penyangga

Vegetasi penyangga pada tapak dikembangkan pada ruang penyangga dengan luasan 106,5 Ha yaitu daerah yang membatasi tapak dengan lingkungan luar. Kriteria vegetasi pada daerah penyangga adalah mempunyai tajuk yang cukup rindang, tidak menghasilkan buah yang besar dan menarik dan tajuknya dapat berfungsi sebagai tabir. Selain itu dipilih beberapa tanaman lokal pada ruang konservasi sehingga dapat menyangga habitat satwa pada ruang konservasi. Vegetasi yang ditanam pada daerah penyangga antara lain: Ulin Eusyderoxylon zwageri, Gaharu Aquilaria beccasiana, Damar putih Shorea lepidota, akasia Acacia mangium, Sengon Paracerianthes falcataria , Glodogan bulat Polyalthia fragrans, Mahoni Swietenia mahagoni , saga Adenanthera pavonina dan Tanjung Mimusoph elengi.

5. Vegetasi Produksi

Vegetasi yang berfungsi produksi adalah tanaman budidaya yang dapat dikembangkan sehingga memiliki nilai ekonomis. Tanaman produksi ini akan dikembangkan pada ruang budidaya seluas 86,6 Ha. Pemilihan tanaman produksi yang ingin dikembangkan harus sesuai dengan keinginan masyarakat lokal yang akan mengelolanya. Contoh vegetasi produksi yang dapat dikembangkan pada kawasan ini antara lain; Karet Hevea Brasiliensis , Ulin Eusideroxylon zwageri , Meranti Shorea sp., Sungkai Peronema canescens, Kasturi Mangifera casturi . Durian Durio zibethinus, Rambutan Nephelium lappaceum dan Jambu Anacardium occidentale .

5.7.4 Rencana Aktivitas dan Fasilitas Wisata

Dokumen yang terkait

Perencanaan Lanskap Area Rekreasi Pada Lahan Pasca Tambang Batubara Di Pit 1 Mangkalapi PT Arutmin Indonesia Tambang Batulicin, Kalsel

1 15 222

Pendugaan Kandungan Karbon pada Tegakan Akasia (Acacia mangium) dan Sengon (Paraserianthes falcataria) di Lahan Reklamasi Pasca Tambang Batubara PT Arutmin Batulicin, Kalimantan Selatan

0 6 115

Strategi Manajemen Lahan Pasca-Tambang Untuk Praktik Agroforestri di PT. Arutmin Indonesia Kalimantan Selatan

0 10 195

Perencanaan reklamasi tambang batubara dalam kawasan hutan untuk pengembangan wilayah desa lingkar tambang (studi kasus PT Arutmin Indonesia tambang batulicin Kalimantan Selatan)

0 5 153

Rencana Pengelolaan Lanskap Pasca Tambang untuk Kawasan Agroforestri di PT. Arutmin Indonesia Tambang Senakin, Kalimantan Selatan

0 9 92

Studi Pertumbuhan Tanaman Revegetasi Pasca Tambang Batu Bara di PT Arutmin Indonesia Site Batulicin Kalimantan Selatan

0 5 38

Perencanaan Lanskap Pasca Tambang Batubara Sebagai Arboretum di Kawasan Tanah Putih Pulau Sebuku Kalimantan Selatan

2 10 81

Perencanaan Lanskap Pasca Tambang Nikel PT INCO sebagai Kawasan Ekowisata di Sorowako Kabupaten Luwu Timur Sulawesi Selatan

2 23 85

PENDAHULUAN PELAKSANAAN KEWAJIBAN REKLAMASI OLEH PERUSAHAAN TAMBANG BATUBARA DI KABUPATEN TANAH BUMBU PROPINSI KALIMANTAN SELATAN ( Studi Kasus PT ARUTMIN INDONESIA ).

0 2 10

PENUTUP PELAKSANAAN KEWAJIBAN REKLAMASI OLEH PERUSAHAAN TAMBANG BATUBARA DI KABUPATEN TANAH BUMBU PROPINSI KALIMANTAN SELATAN ( Studi Kasus PT ARUTMIN INDONESIA ).

0 3 4