3,64, nilai bulk density 1,4 grmL dan nilai porositas sebesar 46,8. Jika dibandingkan dengan kondisi tanah di area hutan alami terdapat nilai pH sebesar
3,94, nilai bulk density sebesar 1,2 grmL dan nilai porositas sebesar 52,7. Berdasarkan data tersebut, maka dapat dikatakan bahwa nilai pH, bulk
density dan porositas tanah seiring dengan bertambahnya umur tanaman
mengalami perbaikan kondisi dimana semakin mendekati kondisi pada area hutan alami. Selain pH, bulk density dan porositas dilakukan perbandingan terkait
kandungan unsur hara makro maupun mikro pada area reklamasi dan hutan alami. Tercatat bahwa kondisi unsur hara pada area reklamasi berada pada kondisi
normal dan hanya terdapat beberapa unsur hara dengan kadar yang sangat tinggi, akan tetapi kondisi tersebut semakin membaik seiring dengan bertambahnya umur
tanaman. Kondisi tanah yang semakin membaik pada area reklamasi menunjukan
keberhasilan proses reklamasi. Oleh karena itu, pemantauan kondisi fisik maupun kimia tanah sebaiknya dilakukan secara kontinyu sehingga secara intesif dapat
diketahui kebutuhan perlakuan pada tanah. Kondisi kimia tanah yang buruk dapat ditingkatkan dengan pengapuran atau pemupukan tanah, sedangkan kondisi fisik
tanah yang buruk dapat ditingkatkan dengan penggemburan secara kontinyu.
d. Hidrologi
Pada area tambang yang menggunakan teknik penambangan terbuka maka akan timbul lubang besar pada tanah dan menampung air sehingga terbentuk void
atau danau bekas tambang. Sesuai Rencana Rona Akhir Tambang pit Ata, tapak penelitian akan memiliki dua void. Kedalaman void yang direncanakan mencapai
70 m pada kedua void. Outlet dari kedua void ini direncanakan akan mengarah ke Sungai Sela. Kualitas air void dapat dilihat pada lokasi tambang yang lain milik
PT Arutmin Indonesia, yaitu pit 1 Mangkalapi yang sudah mencapai 5 tahun semenjak Pit ditutup.
Kualitas air pada void pit 1 Mangkalapi menunjukan nilai pH dan kekeruhan yang semakin membaik seiring dengan waktu. Pada bulan Desember
2010 tercatat bahwa void pit 1 Mangkalapi memiliki nilai pH rata-rata 6,55 dan nilai kekeruhan rata-rata 41,1 Haris, 2011. Menurut Pergub Kalsel No. 0362008
kadar maksimum nilai pH untuk area bekas tambang batubara adalah 6-9. Pada void
Mangkalapi terdapat ikan yang hidup, tetapi hal ini tidak menunjukan bahwa void
sudah aman untuk dimanfaatkan sebagai lokasi budidaya ikan karena masih dikhawatirkan ada kandungan logam yang terdapat pada ikan. Hal ini dapat diatasi
dengan memanfaatkan tanaman air seperti eceng gondok Eichhornia crassipes, apu-apu Pistia stratiotes dan tifa Typha angustifolia yang dapat menyerap
logam sisa-sisa tambang. Selain void, tapak ini memiliki kolam area hutan woodland pond yang
terbentuk oleh kesalahan aliran air pada saat penambangan sehingga menimbulkan genangan air pada area hutan. Genangan ini dipertahankan melihat kondisinya
yang baik dimana ditemukan ikan dan dimanfaatkan untuk memancing oleh masyarakat lokal. Lokasi kolam ini berada di sebelah utara tapak yaitu dekat
dengan gerbang masuk Pit Ata. Outlet dari kolam ini mengarah ke drainase jalan provinsi yang menuju arah Kandangan.
Pada tapak penelitian terdapat aliran sungai yaitu Sungai Sela yang merupakan bagian hulu dari Sungai Batulicin. Berdasarkan hasil pengamatan
lapangan, sungai Sela memiliki lebar penampang basah berkisar antara 22-25 m, kedalaman 0,5 – 0,75 m dan tinggi tebing berkisar antara 3-5 m. Saat ini kondisi
air Sungai Sela keruh yang diakibatkan oleh kegiatan pertambangan dan pembukaan lahan hutan disekitarnya khususnya daerah hulu sungai sehingga
terjadi peningkatan erosi. Kondisi badan air yang ada pada tapak dapat dilihat pada Gambar 11.
Gambar 11. Kondisi Badan Air Tapak
2 Kolam Area Hutan Woodland Pond
1 Kondisi Sungai Sela dalam tapak
Keberadaan sungai ini dapat menjadi nilai tambah bagi tapak ini karena dapat meningkatkan nilai estetika dari segi visual maupun akustik dan juga dapat
menarik satwa khususnya burung. Konservasi sempadan sungai dan dataran tinggi pada tapak dimana air permukaannya mengalir ke sungai dapat dilakukan dengan
penggunaan tanaman seperti bambu Bambusa vulgaris dan tanaman ground cover.
Peta hidrologi tapak dapat dilihat pada Gambar 12.
e. Iklim