Dengan mempertimbangkan aspek visual, danau bekas tambang dan hutan reklamasi maka dapat dikatakan danau merupakan potensi utama dimana danau
memberi ciri dan karakter yang kuat terhadap area pasca tambang dan elemen air pada danau memberi nilai estitika dan kenyamanan yang lebih. Maka pada tahap
analisis sumberdaya wisata, tapak dinilai berdasarkan keterkaitan area terhadap danau sehingga dibagi menjadi tiga klasifikasi yaitu area yang berpotensi baik,
berpotensi sedang dan tidak berpotensi. Area yang berpotensi baik merupakan area sempadan danau atau kolam air
berdasarkan Peraturan Pemerintah nomor 47 tahun 1997 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional yaitu 100 m dari titik pasang tertinggi ke arah darat.
Area ini relatif dekat dengan danau sehingga dapat menikmati danau secara langsung maupun tidak langsung. Area yang berpotensi sedang merupakan area
dengan bentukan lahan yang mendukung pemandangan ke arah danau sehingga dapat menikmati danau secara tidak langsung. Area yang tidak berpotensi
merupakan area yang tidak dapat melihat danau. Area danau tergolong area yang berpotensi baik karena dapat menikmatinya secara langsung. Peta potensi wisata
dapat dilihat pada Gambar 22.
5.4 Hasil Analisis
Peta analisis yang dihasilkan yaitu peta komposit Gambar 23 yang berasal dari overlay peta analisis kemiringan lereng, peta analisis vegetasi dan
peta analisis potensi wisata. Peta komposit tersebut menunjukan area yang sesusai, cukup sesuai dan tidak sesuai untuk pengembangan wisata. Selain itu peta
komposit ditambahkan titik-titik potensi visual pada tapak dan juga aksesibiltas berupa jalan baik diluar maupun dalam tapak jalan pertambangan. Analisis
deskriptif dilakukan pada semua aspek untuk mengetahui potensi dan kendala pada tapak yang kemudian ditentukan solusinya yang pengembangan potensi dan
pemecahan kendala. Hasil analisis deskriptif dapat dilihat pada Tabel 9.
Gambar 22. Peta Analisis Potensi Wisata
3
Gambar 23. Peta Analisis Komposit
50
Tabel 9. Hasil Analisis Potensi dan Kendala serta Solusinya
No Unsur Lanskap
Analisis Solusi
Potensi Kendala
Pemanfaatan Pemecahan
A. Aspek Sumberdaya Alam 1
Lokasi dan Aksesibilitas
Lokasi sangat dekat dengan pemukiman dan dilewati jalan
provinsi. Kondisi jalan yang licin pada saat
hujan dan berdebu pada saat kering. Lokasi strategis dimanfaatkan untuk
pengembangan wisata pada tapak. Pelebaran dan pengaspalan jalan
akses menuju tapak disertai rambu- rambu lalu lintas.
Pemandangan perbukitan hutan dan gunung kapur pada jalan akses
menuju tapak. Kurangnya rambu-rambu lalu lintas.
Pada jalan akses menuju tapak dimanfaatkan titik-titik istirahat
yang dapat menikmati pemandangan.
2
Topografi dan Kemiringan
Topografi bergelombang mendukung potensi visual tapak
yang tidak monoton. Terdapat beberapa area dengan
kecuraman tinggi sehingga berpotensi terjadi erosi longsor.
Pemanfaatan aktifitas pasif seperti sightseeing, berjalan-jalan, berfoto,
interpretasi pada area bergelombang. Penggunaan ground cover, semak
atau perdu untuk mendukung konservasi lahan miring.
3 Jenis dan
Karakteristik Tanah
Berdasarkan data PT AI, kondisi fisik dan kimia tanah membaik
seiring bertambahnya umur vegetasi. Tanah Ultisol relatif miskin unsur
hara pada area reklamasi. Dilakukan peningkatan kondisi fisik
dan kimia tanah secara kontinyu. Diberikan perlakuan seperti
pengapuran dan pemupukan untuk memperbaiki unsur hara tanah.
4 Hidrologi
Memiliki rencana 2 danau dengan luas yang besar dan 1 kolam area
hutan woodland pond yang sudah terbentuk dan ditemukan ikan di
dalamnya. Kualitas air danau akan relative
buruk yang berasal dari kawasan tambang.
Pemanfaatan danau dan woodland pond
untuk rekreasi aktif maupun pasif. Woodland pond dapat
dikembangkan aktivitas memancing. Pemantauan baku mutu air yang
akan mengisi danau dan yang akan dikeluarkan ke sungai dengan
menggunakan settling pond dan juga pengapuran untuk menaikkan nilai
pH.
Tapak dilalui Sungai Sela yang berdimensi lebih besar dengan
potensi akustik. Air sungai keruh dan terdapat
beberapa sempadan sungai dengan kemiringan curam dengan kondisi
lahan terbuka. Pemanfaatan sungai dengan
aktivitas wisata pasif dan konservatif.
Konservasi sempadan sungai dengan menggunakan tanaman bambu
Bambusa vulgaris dan ground cover
guna memperbaiki kondisi fisik air.
51
No Unsur Lanskap
Analisis Solusi
Potensi Kendala
Pemanfaatan Pemecahan
5
Iklim Suhu rata-rata pada area reklamasi
28,6°C dan kelembaban 70,2 sehingga derajat kenyamanan
termasuk nyaman. Pada siang hari suhu udara cukup
tinggi. Pemanfaatan akitivitas wisata
rekreatif maupun edukatif pada area dengan derajat kenyamanan yang
tergolong nyaman. Pemanfaatan vegetasi dalam
menyaring sinar matahari dan pemanfaatan konstruksi dengan
fungsi peneduh.
Curah hujan kecamatan Batulicin tinggi dengan 11 bulan basah dalam
2011 merupakan potensi ketersediaan air sepanjang tahun
bagi tanaman dan pencipta iklim mikro.
Curah hujan tinggi dapat menyebabkan erosi pada daerah
curam dan mengganggu aktivitas pengunjung sehingga mengurangi
kenyamanan. Pemanfaatan sebagai sumber air
bagi tanaman terutama saat musim kering.
Menyediakan sistem drainase yang baik, konservasi daerah curam dan
penyediaan sarana peneduh.
6
Vegetasi Beberapa area reklamasi sudah
diintroduksikan tanaman lokal dapat menjadi potensi wisata.
Masih terdapat daerah yang belum dilapisi top soil dan ditanami karena
masih dalam proses pertambangan. Koleksi tanaman lokal dapat
dibentuk sebagai objek wisata dengan fungsi edukasi dan rekreasi.
Rencana penanaman area yang belum ditanami disesuaikan dengan
perencanaan kawasan dan disesuaikan dengan persediaan top
soil
yang tersedia.
7
Satwa Batulicin memiliki beberapa satwa
lindung yang dapat diintroduksikan kembali ke tapak sehingga dapat
menjadi daya tarik wisata. Saat ini jumlah satwa liar masih
minim ditemukan di kawasan tambang.
Pemanfaatan satwa-satwa lokal untuk menjadi objek dan atraksi
ekowisata. Pengayaan jenis vegetasi yang
menjadi pakan dan habitat satwa liar serta diikuti dengan pemantauan dan
perlindungan satwa.
B. Aspek Sumberdaya Manusia 1
Preferensi Masyarakat
90 persen dari responden setuju untuk mengembangkan Pit Ata
sebagai kawasan wisata dan 87 persen bersedia untuk ikut terlibat
dalam pengelolaan kawasan wisata. Pemahaman akan ekowisata dan
prinsip-prinsip pelestarian lingkungan masih minim di
kalangan masyarakat. Pengembangan kawasan sebagai
area wisata dengan memanfaatkan sumberdaya manusia lokal untuk
terlibat dalam pengembangan kawasan ini secara langsung
maupun tidak langsung. Pemberian penyuluhan bagi
masyarakat khususnya bagi masyarakat yang akan terlibat dalam
pengelolaan kawasan terkait ekowisata beserta prinsip-
prinsipnya.
Tabel 9. Lanjutan
52
No Unsur Lanskap
Analisis Solusi
Potensi Kendala
Pemanfaatan Pemecahan
Keinginan masyarakat untuk membudidaya tanaman kehutanan
seperti karet, meranti, ulin dan juga membudidaya perikanan.
Pemanfaatan suatu area khusus yang dapat dimanfaatkan untuk area
budidaya tanaman. Pemanfaatan void untuk budidaya ikan.
2 Preferensi PT AI
BTL Setuju dengan pengembangan
ekowisata karena dapat memberi hiburan bagi masyarakat dan juga
pendidikan terkait lingkungan. Perencanaan pengembangan
ekowisata dilakukan secara integratif dan koorperatif dengan
berbagai pemangku kepentingan sehingga manfaatnya dapat
dirasakan semua pihak.
3
Aspek Legal Tapak ditetapkan sebagai hutan
produksi sehingga mendukung pengembangan wisata dalam
pemanfaatan jasa lingkungan. Diperlunya persetujuan pemerintah
daerah dalam pengembangan kawasan sebagai kawasan wisata.
Mengalokasikan zona hutan produksi dimana masyarakat tetap
dapat memanfaatkan hasil hutan kayu maupun non-kayu pada area
tertentu. Koordinasi secara intesif oleh pihak
PT AI dengan pihak pemerintah daerah terkait pengembanngan
kawasan.
C. Aspek Sumberdaya Wisata 1
Void Danau bekas tambang
Danau dengan luas 74,5 dan 17,8 ha merupakan potensi utama pada
kawasan dengan memberikan visual lanskap yang atraktif dan
menunjukan karakter lanskap pasca tambang.
Kualitas air yang berasal dari kawasan tambang pada umumnya
berada di bawah baku mutu. Danau menjadi objek utama
ekowisata . Pemantauan baku mutu air dengan
meneliti secara rutin kualitas air sehingga dapat mengetahui
kesesuaian pemanfaatan danau. Penggunaan vegetasi air yang dapat
menyerap unsur logam dalam air seperti eceng gondok.
Tabel 9. Lanjutan
53
No Unsur Lanskap
Analisis Solusi
Potensi Kendala
Pemanfaatan Pemecahan
2 Hutan Reklamasi
Tegakan pohon tinggi dan koleksi tanaman-tanaman lokal menjadi
potensi wisata yang memberi kenyamanan dan nilai edukasi.
Jumlah tanaman lokal masih sedikit dengan umur yang relatif masih
muda . Pemanfaatan keragaman vegetasi
lokal yang dapat menjadi arboretum dan juga dapat mengundang satwa
liar sehingga mendukung fungsi utama pendidikan.
Dilakukan penanaman tanaman pioneer lokal yang variatif dan
mendukung terbentuknya hutan alami.
3 Visual
Pemandangan pegunungan pada bagian timur dan barat tapak
menjadi latar yang baik. Terdapat titik-titik tinggi pada tapak
berpotensi untuk viewing. Pemanfaatan viewing point di titik-
titik tertinggi di tapak yang dapat melihat keseluruhan kawasan
dengan latar pegunungan. Viewing point
dapat dilengkapi dengan menara pandang atau gazebo.
Tabel 9. Lanjutan
5.5 Sintesis