Preferensi Pihak PT Arutmin Indonesia Aspek Legal

No Variabel Frekuensi Frekuensi Relatif 10a Apakah anda mengetahui tentang ekowisata? a. Ya 1 3.3 b. Tidak 28 93.3 c. Pernah dengar 1 3.4 10b Jika ya, setujukan anda jika kawasan ex-tambang Ata dikembangkan dengan konsep ekowisata? a. Ya 1 100 b. Tidak -

5.2.2 Preferensi Pihak PT Arutmin Indonesia

Berdasarkan PERMEN-ESDM nomor 18 tahun 2008, dalam melaksanakan reklamasi dan penutupan tambang, perusahaan wajib memenuhi prinsip-prinsip lingkungan hidup, keselamatan dan kesehatan kerja, serta konservasi bahan galian. PT Arutmin Indonesia Tambang Batulicin bertanggungjawab terhadap pembuatan program-program dan tindakan-tindakan yang akan dilakukan terkait penutupan tambang dari saat ini sampai dengan penyerahan wilayah bekas tambang kembali kepada Pemerintah Republik Indonesia. Pada penelitian ini, dilakukan wawancara terhadap Environmental Supervisor PT Arutmin Indonesia Tambang Batulicin , Bapak RS Subyiakto guna mengetahui preferensi perusahaan dalam perencanaan penutupan tambang pit Ata. Menurut beliau, penutupan ex-tambang Pit Ata akan sesuai dijadikan area wisata dan juga reservoir untuk sumber air bersih karena lokasinya yang relatif dekat dengan pemukimanperkampungan. Beliau menambahkan bahwa lokasi sekitar pit Ata miskin area wisata jauh dari pantai, danau atau areal wisata lainnya sehingga dapat memberi hiburan bagi masyarakat. Menurut Bapak RS Subiyakto, konsep ekowisata sangat sesuai di terapkan pada kawasan ex-tambang karena selain memberi hiburan kepada masyarakat, ekowisata juga memberikan aspek pendidikan lingkungan. Nilai edukasi pada kawasan ini dapat dikembangkan dimana mengajarkan masyarakat bahwa lokasi tambang yang dikelola dengan prinsip good mining practice akan memberikan manfaat yang besar. Tabel 8. Lanjutan

5.2.3 Aspek Legal

Jika dilihat dari segi pengembangan wilayah, Kecamatan Batulicin termasuk ke dalam wilayah yang diarahkan kepada pengembangan pertanian, perkebunan, peternakan, pertambangan, pariwisata dan aneka industry dengan pusat pengembangan di Batulicin PT AI BTL, 2003. Wilayah ini secara regional merupakan salah satu kawasan pengembangan ekonomi terpadu yang lebih dikenal dengan KAPET Batulicin. Barbagai infrastruktur seperti pelabuhan, industri serta sarana perdagangan telah dibangun. Hal ini mendukung akan pengembangan pariwisata pada wilayah Batulicin. Memperhatikan RTRWK, RTRWP serta IPPKH pada tambang Batulicin, maka areal akan dikembalikan sebagai kawasan hutan. Potensi yang ada dalam kawasan hutan terdiri dari hutan dan juga voiddanau yang dapat dikembangkan dalam rangka mendukung pengembangan kawasan hutan tersebut. Kawasan hutan pit Ata berdasarkan Peta Kawasan Hutan Propinsi Kalimantan Selatan Lampiran SK Menhutbun No. 453Kpts-II1999 dalam Rencana Penutupan Tambang Batulicin, 2009 terdiri dari hutan produksi dan hutan lindung Gambar 18. Gambar 18. Peta Kawasan Hutan Propinsi Kalimantan Selatan dan Batas Lokasi Penelitian Sumber: Peta Kawasan Hutan Propinsi Kalimantan Selatan Lampiran SK Menhutbun No. 453 Kpts-II 1999 Tapak penilitian ditetapkan sebagai hutan produksi dimana area pit Ata yang merupakan hutan lindung berada disebelah utara tapak peneltian. Ketetapan hutan produksi pada area ini mendukung pengembangan kawasan ini sebagai kawasan wisata khusunya ekowisata dimana akan terjadi intesitas penggunaan. Tapak ini juga dapat berfungsi sebagai penyangga dari area hutan lindung yang membutuhkan perhatian lebih dalam mengkonservasinya. Berdasarkan Undang-undang Nomor 41 Pasal 28 Tahun 1999 tentang Penelolaan Hutan, dinyatakan bahwa pemanfaatan hutan produksi dapat berupa pemanfaatan kawasan, pemanfaatan jasa lingkungan, pemanfaatan hasil hutan kayu dan bukan kayu, serta pemungutan hasil hutan kayu dan bukan kayu. Hal ini menunjukan bahwa pengembangan wisata dapat termasuk dalam pemanfaatan jasa lingkungan.

5.3 Sumberdaya Wisata

Dokumen yang terkait

Perencanaan Lanskap Area Rekreasi Pada Lahan Pasca Tambang Batubara Di Pit 1 Mangkalapi PT Arutmin Indonesia Tambang Batulicin, Kalsel

1 15 222

Pendugaan Kandungan Karbon pada Tegakan Akasia (Acacia mangium) dan Sengon (Paraserianthes falcataria) di Lahan Reklamasi Pasca Tambang Batubara PT Arutmin Batulicin, Kalimantan Selatan

0 6 115

Strategi Manajemen Lahan Pasca-Tambang Untuk Praktik Agroforestri di PT. Arutmin Indonesia Kalimantan Selatan

0 10 195

Perencanaan reklamasi tambang batubara dalam kawasan hutan untuk pengembangan wilayah desa lingkar tambang (studi kasus PT Arutmin Indonesia tambang batulicin Kalimantan Selatan)

0 5 153

Rencana Pengelolaan Lanskap Pasca Tambang untuk Kawasan Agroforestri di PT. Arutmin Indonesia Tambang Senakin, Kalimantan Selatan

0 9 92

Studi Pertumbuhan Tanaman Revegetasi Pasca Tambang Batu Bara di PT Arutmin Indonesia Site Batulicin Kalimantan Selatan

0 5 38

Perencanaan Lanskap Pasca Tambang Batubara Sebagai Arboretum di Kawasan Tanah Putih Pulau Sebuku Kalimantan Selatan

2 10 81

Perencanaan Lanskap Pasca Tambang Nikel PT INCO sebagai Kawasan Ekowisata di Sorowako Kabupaten Luwu Timur Sulawesi Selatan

2 23 85

PENDAHULUAN PELAKSANAAN KEWAJIBAN REKLAMASI OLEH PERUSAHAAN TAMBANG BATUBARA DI KABUPATEN TANAH BUMBU PROPINSI KALIMANTAN SELATAN ( Studi Kasus PT ARUTMIN INDONESIA ).

0 2 10

PENUTUP PELAKSANAAN KEWAJIBAN REKLAMASI OLEH PERUSAHAAN TAMBANG BATUBARA DI KABUPATEN TANAH BUMBU PROPINSI KALIMANTAN SELATAN ( Studi Kasus PT ARUTMIN INDONESIA ).

0 3 4