Sumberdaya Wisata Potensi Visual

Tapak penilitian ditetapkan sebagai hutan produksi dimana area pit Ata yang merupakan hutan lindung berada disebelah utara tapak peneltian. Ketetapan hutan produksi pada area ini mendukung pengembangan kawasan ini sebagai kawasan wisata khusunya ekowisata dimana akan terjadi intesitas penggunaan. Tapak ini juga dapat berfungsi sebagai penyangga dari area hutan lindung yang membutuhkan perhatian lebih dalam mengkonservasinya. Berdasarkan Undang-undang Nomor 41 Pasal 28 Tahun 1999 tentang Penelolaan Hutan, dinyatakan bahwa pemanfaatan hutan produksi dapat berupa pemanfaatan kawasan, pemanfaatan jasa lingkungan, pemanfaatan hasil hutan kayu dan bukan kayu, serta pemungutan hasil hutan kayu dan bukan kayu. Hal ini menunjukan bahwa pengembangan wisata dapat termasuk dalam pemanfaatan jasa lingkungan.

5.3 Sumberdaya Wisata

Menurut Fandeli 2000, destinasi yang diminati wisatawan ecotour adalah daerah alami. Kawasan konservasi sebagai objek daya tarik wisata dapat berupa Taman Nasional, Taman Hutan Raya, Cagar Alam, Suaka Margasatwa dan lain- lain. Kawasan hutan yang lain seperti hutan lindung dan hutan produksi dapat dikembangkan untuk ekowisata apabila memiliki objek alam yang unik dari ekosistem hutannya tersebut. Dalam kawasan pasca tambang, proses reklamasi merupakan proses perbaikan kondisi ekologis dari kawasan tambang tersebut. Akan tetapi kawasan pasca tambang yang sudah kembali fungsi ekologisnya akan tetap memiliki ciri dan karakteristik kawasan pasca tambang. Karakteristik ini dapat menjadi potensi sumberdaya wisata dalam kawasan ini. Beberapa potensi sumberdaya wisata yang akan dianalisis dan dikembangkan dari kawasan ini yaitu potensi visual, void Danau bekas Lubang Tambang dan hutan reklamasi.

a. Potensi Visual

Menurut Bell 2004, persepsi visual dalam suatu lanskap terdiri dari empat elemen yaitu titik, garis, bidang, dan volume. Elemen-elemen ini dapat dikombinasikan dalam membentuk suatu pemandangan yang memiliki satu kesatuan atau harmonisasi. Pada tapak penelitian, elemen yang terlihat paling menarik adalah elemen bidang dan garis berupa latar pegunungan yaitu pegunungan angin yang terletak jauh di luar tapak. Pemandangan pergunungan ini terlihat lebih jelas pada titik- titik tinggi di dalam tapak. Latar pergunungan ini hampir mengelilingi tapak dimana terdapat di sebelah timur, barat dan selatan tapak. Pemandangan pegunungan ini merupakan potensi dalam sebuah ekowisata dalam mendukung kesan alami sehingga harus didukung oleh fasilitas yang memadai dalam menikmati pemandangan ini. Fasilitas tersebut dapat berupa menara pandang, gazebo, atau alur trek yang memperlihatkan pemandangan pegunungan ini. Peletakan fasilitas seperti menara pandang dan gazebo sabaiknya diletakan di titik-titik tertinggi sehingga selain dapat melihat latar pegunungan dengan jelas, pengunjung dapat melihat kawasan wisata secara keseluruhan. Peta analisis visual dapat dilihat pada Gambar 19.

b. Void Danau bekas Lubang Tambang

Dokumen yang terkait

Perencanaan Lanskap Area Rekreasi Pada Lahan Pasca Tambang Batubara Di Pit 1 Mangkalapi PT Arutmin Indonesia Tambang Batulicin, Kalsel

1 15 222

Pendugaan Kandungan Karbon pada Tegakan Akasia (Acacia mangium) dan Sengon (Paraserianthes falcataria) di Lahan Reklamasi Pasca Tambang Batubara PT Arutmin Batulicin, Kalimantan Selatan

0 6 115

Strategi Manajemen Lahan Pasca-Tambang Untuk Praktik Agroforestri di PT. Arutmin Indonesia Kalimantan Selatan

0 10 195

Perencanaan reklamasi tambang batubara dalam kawasan hutan untuk pengembangan wilayah desa lingkar tambang (studi kasus PT Arutmin Indonesia tambang batulicin Kalimantan Selatan)

0 5 153

Rencana Pengelolaan Lanskap Pasca Tambang untuk Kawasan Agroforestri di PT. Arutmin Indonesia Tambang Senakin, Kalimantan Selatan

0 9 92

Studi Pertumbuhan Tanaman Revegetasi Pasca Tambang Batu Bara di PT Arutmin Indonesia Site Batulicin Kalimantan Selatan

0 5 38

Perencanaan Lanskap Pasca Tambang Batubara Sebagai Arboretum di Kawasan Tanah Putih Pulau Sebuku Kalimantan Selatan

2 10 81

Perencanaan Lanskap Pasca Tambang Nikel PT INCO sebagai Kawasan Ekowisata di Sorowako Kabupaten Luwu Timur Sulawesi Selatan

2 23 85

PENDAHULUAN PELAKSANAAN KEWAJIBAN REKLAMASI OLEH PERUSAHAAN TAMBANG BATUBARA DI KABUPATEN TANAH BUMBU PROPINSI KALIMANTAN SELATAN ( Studi Kasus PT ARUTMIN INDONESIA ).

0 2 10

PENUTUP PELAKSANAAN KEWAJIBAN REKLAMASI OLEH PERUSAHAAN TAMBANG BATUBARA DI KABUPATEN TANAH BUMBU PROPINSI KALIMANTAN SELATAN ( Studi Kasus PT ARUTMIN INDONESIA ).

0 3 4