Lokasi dan Waktu Batasan Studi Alat dan Bahan

III METODOLOGI

3.1 Lokasi dan Waktu

Penelitian Perencanaan Lanskap Kawasan Pasca Tambang Batubara untuk Ekowisata dilaksanakan di PT Arutmin Indonesia Batulicin, Kabupaten Tanah Bumbu, Provinsi Kalimantan Selatan, tepatnya pada departemen SHE Safety, Health, Environment yang menangani aspek pengelolaan dan pemantauan lingkungan. Lokasi yang dijadikan tapak penelitian adalah pit Ata yang merupakan salah satu lokasi tambang PT Arutmin Indonesia Tambang Batulicin. Pit Ata terletak di tiga desa yaitu Desa Batuharang, Desa Gunung Raya dan Desa Produksi, Kecamatan Mentewe. Waktu studi dilakukan dari bulan April 2011 sampai Maret 2012.

3.2 Batasan Studi

Batasan studi ini dilakukan sampai pada tahap perencanaan lanskap pasca tambang untuk ekowisata. Hasil dari perencanaan ini adalah ruang objek wisata Lokasi Penelitian Sumber: http:www.google.com Gambar 2. Lokasi Penelitian dan ruang pendukung, sistem sirkulasi dan fasilitas pendukung wisata yang dituangkan dalam bentuk gambar rencana.

3.3 Alat dan Bahan

Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah peta kawasan, kompas, kamera digital untuk pengambilan data dan software komputer grafis, alat tulis, alat gambar, kertas gambar untuk pengolahan data. Bahan yang digunakan untuk penelitian ini terdiri dari peta dan data-data, baik berupa data primer maupun data sekunder. Berikut merupakan data yang diambil untuk memenuhi kelengkapan bahan penelitian Tabel 1. Tabel 1. Jenis, Bentuk, Bentuk Pengambilan dan Sumber data Jenis Data Bentuk data Bentuk Pengambilan Data Sumber Data Data Umum Luas, Letak dan batas tapak Spasial Kuantitatif Deskriptif Data primer survei lapang Data sekunder -Tapak -PT Arutmin Sistem Transportasi dan Aksesibilitas Spasial Kuantitatif Deskriptif Data primer survei lapang Data sekunder -Tapak -PT Arutmin Aspek Sumber Daya Alam SDA Fisik Tanah Hidrologi Topografi dan Kemiringan Iklim dan kenyamanan Spasial Kualitatif Kuantitatif Deskriptif Data primer survei lapang Data sekunder -Tapak -PT Arutmin -Badan Pemerintah Biofisik Vegetasi Satwa Spasial Kuantitatif Data primer survei lapang Data sekunder -Tapak -PT Arutmin Aspek Sosial SDM Masyarakat Lokal Preferensi Deskriptif Tabular Data Primer wawancara dan kuesioner -tapak Pengelola-Pihak PT Arutmin Indonesia Preferensi Deskriptif Data Primer wawancara Data Sekunder -PT Arutmin Pemerintah Preferensi Deskriptif Data Sekunder -PT Arutmin Aspek Legal RTRW Hukum Legalitas Spasial Deskriptif Data sekunder Peta Kawasam Hutan -Pemerintah -PT Arutmin

3.4 Tahapan dan Metode Penelitian

Dokumen yang terkait

Perencanaan Lanskap Area Rekreasi Pada Lahan Pasca Tambang Batubara Di Pit 1 Mangkalapi PT Arutmin Indonesia Tambang Batulicin, Kalsel

1 15 222

Pendugaan Kandungan Karbon pada Tegakan Akasia (Acacia mangium) dan Sengon (Paraserianthes falcataria) di Lahan Reklamasi Pasca Tambang Batubara PT Arutmin Batulicin, Kalimantan Selatan

0 6 115

Strategi Manajemen Lahan Pasca-Tambang Untuk Praktik Agroforestri di PT. Arutmin Indonesia Kalimantan Selatan

0 10 195

Perencanaan reklamasi tambang batubara dalam kawasan hutan untuk pengembangan wilayah desa lingkar tambang (studi kasus PT Arutmin Indonesia tambang batulicin Kalimantan Selatan)

0 5 153

Rencana Pengelolaan Lanskap Pasca Tambang untuk Kawasan Agroforestri di PT. Arutmin Indonesia Tambang Senakin, Kalimantan Selatan

0 9 92

Studi Pertumbuhan Tanaman Revegetasi Pasca Tambang Batu Bara di PT Arutmin Indonesia Site Batulicin Kalimantan Selatan

0 5 38

Perencanaan Lanskap Pasca Tambang Batubara Sebagai Arboretum di Kawasan Tanah Putih Pulau Sebuku Kalimantan Selatan

2 10 81

Perencanaan Lanskap Pasca Tambang Nikel PT INCO sebagai Kawasan Ekowisata di Sorowako Kabupaten Luwu Timur Sulawesi Selatan

2 23 85

PENDAHULUAN PELAKSANAAN KEWAJIBAN REKLAMASI OLEH PERUSAHAAN TAMBANG BATUBARA DI KABUPATEN TANAH BUMBU PROPINSI KALIMANTAN SELATAN ( Studi Kasus PT ARUTMIN INDONESIA ).

0 2 10

PENUTUP PELAKSANAAN KEWAJIBAN REKLAMASI OLEH PERUSAHAAN TAMBANG BATUBARA DI KABUPATEN TANAH BUMBU PROPINSI KALIMANTAN SELATAN ( Studi Kasus PT ARUTMIN INDONESIA ).

0 3 4