Analisis SWOT Teknik Pengumpulan Data

ancaman dalam menentukan kebijakan terbaik yang dapat dikerjakan oleh pemilik. Tahapannya sebagai berikut : a. Tahap pengumpulan berkas data dari responden b. Tahap pengecekan dari hasil pengamatan, yaitu meneliti kelengkapan dalam pengisian data dan mengevaluasi kesesuaian pengisian data dibandingkan dengan hasil pengamatan yang dilakukan. c. Membuat format tabel untuk pengolahan data selanjutnya. d. Melakukan pengelompokkan data. e. Melakukan perhitungan besaran setiap peubah dan dituangkan ke dalam tabel yang telah disediakan. Analisis SWOT adalah suatu cara untuk mengidentifikasi berbagai faktor secara sistematis untuk merumuskan strategi perusahaan. Analisis ini didasarkan pada asumsi bahwa suatu strategi efektif akan memaksimalkan kekuatan dan peluang, serta meminimalkan kelemahan dan ancaman. Analisis SWOT mempertimbangkan faktor lingkungan internal strenghts dan weaknesses dan lingkungan eksternal opportunities dan threats yang dihadapi dunia bisnis. Analisis ini didahului dengan identifikasi posisi perusahaaninstitusi melalui nilai faktor internal dan eksternal Marimin, 2005. Penjabaran dari komponen analisis SWOT sebagai berikut : a. Peluang adalah situasi penting yang menguntungkan dalam lingkungan organisasi suatu perusahaan. Kecenderungan situasi penting merupakan salah satu sumber peluang. Identifikasi sumber terbaik, perubahan pada situasi regulasi dan teknologi dapat memberikan peluang bagi organisasi. b. Ancaman adalah situasi penting yang tidak menguntungkan dalam lingkungan organisasi atau perusahaan. Ancaman merupakan pengganggu utama bagi keadaan sekarang dan keadaan yang diinginkan di masa mendatang. c. Kekuatan adalah sumber daya, keterampilan atau keunggulan-keunggulan lain relatif terhadap pesaing dan kebutuhan pasar yang dilayani, atau ingin dilayani oleh organisasi perusahaan. Kekuatan adalah kompetensi khusus distinctive competence yang memberikan keunggulan komparatif comparative advantage bagi suatu organisasi. Kekuatan dapat terkandung pada sumber daya keuangan, citra dan faktor-faktor lainnya. d. Kelemahan adalah keterbatasan atau kekurangan dalam sumber daya, keterampilan dan kapabilitas secara serius menghambat kinerja efektif suatu organisasi. Fasilitas sumber daya keuangan dan kapabilitas manajemen semuanya dapat menjadi sumber kelemahan. Analisis SWOT menunjukkan peran penting dari identifikasi kekuatan dan kelemahan internal dalam pencarian strategi efektif oleh para manajer pemegang keputusan. Secara sederhana diagram analisis SWOT disajikan pada Gambar 3.3. IFAS EFAS Strength S Tentukan 5-10 faktor-faktor kekuatan internal Weakness W Tentukan 5-10 faktor-faktor kelemahan internal Opprtunities O Tentukan 5-10 faktor peluang eksternal Strategi S – O Ciptakan strategi yang menggunakan kekuatan untuk memanfaatkan peluang. Strategi W – O Ciptakan strategi yang meminimalkan kelemahan untuk memanfaatkan peluang. Threats T Tentukan 5-10 faktor ancaman eksternal Strategi S – T Ciptakan strategi yang menggunakan kekuatan untuk mengatasi ancaman. Strategi W – T Ciptakan strategi yang meminimalkan kelemahan dan menghindari kelemahan. Keterangan : IFAS = Internal Strategic Factors Analysis Summary EFAS = External Strategic Factors Analysis Summary Gambar 3.3 Matriks SWOT Rangkuti, 2006 Analisis SWOT Hubeis, 2005 adalah analisis faktor eksternal dan internal perusahaan yang menghasilkan faktor pendorong, penghambat dan potensi. Dengan rincian sebagai berikut : 1 Strategi SO Strategi ini dibuat berdasarkan jalan pikiran perusahaan, yaitu memanfaatkan seluruh kekuatan untuk merebut dan memanfaatkan peluang sebesar-besarnya. 2 Strategi ST Strategi ini adalah strategi dalam menggunakan kekuatan yang dimiliki perusahaan untuk mengatasi ancaman. 3 Strategi WO Strategi ini diterapkan berdasarkan pemanfaatan peluang yang ada dengan cara meminimalkan kelemahan yang ada. 4 Strategi WT Strategi ini didasarkan pada kegiatan yang bersifat defensif dan berusaha meminimalkan kelemahan yang ada, serta menghindari ancaman. Evaluasi faktor strategik eksternal menggunakan matriks faktor strategi eksternal Tabel 3.3 dan dilakukan dengan langkah-langkah Rangkuti, 2006 berikut : 1 Menyusun External Factor Analysis Summary EFAS. 2 Melakukan pembobotan terhadap EFAS dengan skala mulai 1,00 paling penting sampai 0,00 tidak penting berdasarkan pengaruh faktor-faktor tersebut terhadap posisi strategik perusahaan. 3 Melakukan rating untuk masing-masing faktor dengan memberikan skala 3- 4 sebagai prioritas tertinggi, atau 1-2 sebagai prioritas terendah berdasarkan pengaruh faktor tersebut terhadap kondisi perusahaan. 4 Melakukan penilaian dengan mengalikan bobot dengan rating. Hasilnya berupa skor pembobotan untuk masing-masing faktor. 5 Menjumlahkan skor pembobotan untuk memperoleh total skor pembobotan bagi perusahaan yang bersangkutan. Nilai total skor pembobotan ini menunjukkan bagaimana perusahaan bereaksi terhadap faktor-faktor strategik eksternal. Evaluasi faktor strategik eksternal menggunakan matriks faktor strategik eksternal dan dilakukan dengan langkah-langkah : Tabel 3.3. Faktor strategi eksternal Rangkuti, 2006 Faktor Strategik Eksternal Bobot a Rating b Skor c = a x b Peluang Opportunities 1. 2. 3. Ancaman Threats 1. 2. 3. Jumlah 1,00 Evaluasi faktor strategik internal menggunakan matriks faktor strategik internal Tabel 3.3 dan dilakukan dengan langkah-langkah Rangkuti, 2006 berikut : 1 Menyusun Internal Factor Analysis Summary IFAS. 2 Melakukan pembobotan terhadap IFAS dengan skala mulai 1,00 paling penting sampai 0,00 tidak penting berdasarkan pengaruh faktor-faktor tersebut terhadap posisi strategik perusahaan. 3 Melakukan rating untuk masing-masing faktor dengan memberikan skala 3- 4 sebagai prioritas tertinggi, atau 1-2 sebagai prioritas terendah berdasarkan pengaruh faktor tersebut terhadap kondisi perusahaan. 4 Melakukan penilaian dengan mengalikan bobot dengan rating. Hasilnya berupa skor pembobotan untuk masing-masing faktor. 5 Menjumlahkan skor pembobotan untuk memperoleh total skor pembobotan bagi perusahaan yang bersangkutan. Nilai total skor pembobotan ini menunjukkan bagaimana perusahaan bereaksi terhadap faktor-faktor strategik internal. Evaluasi faktor strategik internal menggunakan matriks faktor strategik internal dan dilakukan dengan langkah-langkah : Tabel 3.4. Faktor strategik internal Rangkuti, 2006 Total skor faktor strategik eksternal dan internal menghasilkan Matriks Internal-Eksternal IE yang mengindikasikan sembilan 9 sel strategi Gambar 3.4. Secara umum dapat dikelompokkan menjadi tiga 3 strategi utama Rangkuti, 2006 berikut : 1 Strategi Pertumbuhan Growth Strategy yang merupakan pertumbuhan perusahaan itu sendiri sel 1, 2, dan 5 atau upaya diversifikasi sel 7 dan 8. 2 Strategi Stabilitas Stability Strategy adalah strategi yang diterapkan tanpa mengubah arah strategi yang telah ditetapkan sel 4 dan 5. 3 Strategi Penciutan Retrenchment Strategy adalah usaha memperkecil atau mengurangi usaha yang dilakukan perusahaan sel 3, 6 dan 9. Faktor Strategik Internal Bobot a Rating b Skor c = a x b Kekuatan Strengths 1. 2. 3. Kelemahan Weaknesses 1. 2. 3. Jumlah 1,00 Gambar 3.4 Matriks IE Rangkuti, 2006 Analisis data.-- menggunakan analisis statistik deskriptif dan inferensial. Analisis statistik deskriptif menggunakan frekuensi, persentasi rataan skor dan tabulasi silang; sedangkan analisis statistik inferensial untuk melihat korelasi peubah bebas dan peubah terikat dengan analisis korelasi rank Spearman Siegel, 1994. Selain itu, untuk menentukan strategi pengembangan proses penyaluran BNI KUR kepada UKM digunakan analisis SWOT Rangkuti, 2006.

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Keadaan Umum 1. Sejarah Singkat Perusahaan

Berdiri sejak 1946, BNI yang dahulu dikenal sebagai Bank Negara Indonesia, merupakan bank pertama yang didirikan dan dimiliki oleh Pemerintah Indonesia. Berdirinya PT Bank Negara Indonesia Persero Tbk merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari kelahiran Negara Kesatuan Republik Indonesia. Pada sidang Dewan Menteri Republik Indonesia tanggal 19 September 1945, diputuskan untuk mendirikan sebuah Bank milik Negara yang berfungsi sebagai bank sirkulasi. Untuk itu Pemerintah memberikan surat kuasa kepada Bapak RM. Margono Djojohadikoesoemo almarhum guna mempersiapkan pembentukannya. Sebagai langkah pertama, maka didirikan Yayasan Poesat Bank Indonesia berdasarkan akte Notaris RM. Soerojo No. 14 tanggal 9 Oktober 1945. Walaupun menghadapi berbagai hambatan dan kesulitan, pada tanggal 5 Juli 1945 dengan peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang No. 2 tahun 1946 berhasil didirikan bank sirkulasi atau bank sentral milik Negara Republik Indonesia dengan nama Bank Negara Indonesia. Kemudian Yayasan Poesat Bank Indonesia yang merupakan embrio bagi lahirnya bank ini dilebur ke dalamnya. Pada tahun selanjutnya telah dilakukan berbagai upaya oleh Pemerintah untuk memantapkan kedudukan Bank Negara Indonesia sebagai bank sirkulasi. Namun dalam Konferensi Meja Bundar KMB antara Pemerintah Indonesia dan Belanda diputuskan Bank Indonesia pada saat itu bernama DeJavasche Bank sebagai bank sentral. Bank Negara Indonesia berfungsi sebagai Bank Umum yang usahanya diarahkan untuk membantu pembangunan ekonomi nasional. Bank Negara Indonesia mulai mengedarkan alat pembayaran resmi pertama yang dikeluarkan Pemerintah Indonesia, yakni ORI atau Oeang Republik Indonesia, pada malam menjelang tanggal 30 Oktober 1946, hanya beberapa bulan sejak pembentukannya. Hingga kini, tanggal tersebut diperingati sebagai Hari Keuangan Nasional, sementara hari pendiriannya yang jatuh pada tanggal 5 Juli ditetapkan sebagai Hari Bank Nasional. Menyusul penunjukan De Javsche Bank yang merupakan warisan dari Pemerintah Belanda sebagai Bank Sentral pada tahun 1949, Pemerintah membatasi peranan Bank Negara Indonesia sebagai bank sirkulasi atau bank sentral. Bank Negara Indonesia lalu ditetapkan sebagai bank pembangunan, dan kemudian diberikan hak untuk bertindak sebagai bank devisa, dengan akses langsung untuk transaksi luar negeri. Sehubungan dengan penambahan modal pada tahun 1955, status Bank Negara Indonesia diubah menjadi bank komersial milik pemerintah. Perubahan ini melandasi pelayanan yang lebih baik dan tugas bagi sektor usaha nasional. Sejalan dengan keputusan penggunaan tahun pendirian sebagai bagian dari identitas perusahaan, nama Bank Negara Indonesia 1946 resmi digunakan mulai akhir tahun 1968. Perubahan ini menjadikan Bank Negara Indonesia lebih dikenal sebagai BNI 46. Penggunaan nama panggilan yang lebih mudah diingat - Bank BNI - ditetapkan bersamaan dengan perubahaan identitas perusahaan tahun 1988. Dengan dikeluarkannya penetapan Presiden No. 17 tahun 1965 tentang integrasi bank-bank pemerintah, terhitung tanggal 17 Agustus 1965 Bank Negara Indonesia berubah nama menjadi Bank Negara Unit III. Dalam tahun 1967 dikeluarkan Undang-Undang No.14 tentang Pokok Pokok Perbankan yang menetapkan kembalinya bank bank pemerintah kepada fungsi semula seperti sebelum adanya integrasi. Selanjutnya dengan Undang-Undang No.17 tahun 1968 Bank Negara Unit III ditetapkan menjadi Bank Negara Indonesia 1946 yang berfungsi sebagai Bank Umum Milik Negara, dengan usaha dan tugas pokok yang diarahkan kepada perbaikan ekonomi Nasional dengan mengutamakan sektor industri. Tahun 1992, status hukum dan nama BNI berubah menjadi PT Bank Negara Indonesia Persero, sementara keputusan untuk menjadi perusahaan publik diwujudkan melalui penawaran saham perdana di pasar modal pada tahun 1996. Pada tahun 2004, identitas perusahaan yang diperbaharui mulai digunakan untuk menggambarkan prospek masa depan yang lebih baik, setelah keberhasilan mengarungi masa-masa yang sulit. Sebutan Bank BNI dipersingkat menjadi BNI, sedangkan tahun pendirian - 46 - digunakan dalam logo perusahaan untuk meneguhkan kebanggaan sebagai bank nasional pertama yang lahir pada era Negara Kesatuan Republik Indonesia. Sesuai dengan Undang-Undang No.7 tahun 1992 bentuk hukum Bank Negara Indonesia 1948 diubah menjadi Perusahaan Perseroan dengan nama PT Bank Negara Persero atau disebut Bank BNI. Kemudian pada tahun 1996 Bank