67
handling, Low grade fugal, Clarifier, Evaporator LP 1200 M2, Rotari vacum filter, Juice heater+juice mouthing automatication, Modifikasi penggerak
gilingan I, dan Modifikasi penggerak gilingan II. Restrukturisasi mesin dapat meningkatkan kapasitas hingga lebih dari 1.000 TCD sehingga pada tahun 2014
kapasitas mesin menjadi 2.750 TCD. Ini berarti mesin dapat menggiling 27.500 ku tebu per hari selama masa giling. Walaupun kapasitas giling meningkat hingga
2.750 TCD, namun bahan baku yang tersedia untuk tahun 2014 sebesar 4.195.725 ku dengan perkiraan rendemen sebesar 8,75 persen. Hal tersebut bukan menjadi
masalah, karena selisih jumlah tebu yang dibutuhkan akan dicari dari tebu luar yang berasal dari Lumajang, Malang, Pasuruan, dan Madura. Restrukturisasi
mesin yang disertai oleh peningkatan supply bahan baku tebu akan meningkatkan kapasitas giling menjadi 27.500 sehingga dapat menghasilkan total produksi gula
baik milik petani maupun pabrik sebanyak 385.770 ku. Kapasitas giling yang lebih rendah daripada kapasitas mesin akan menurunkan efisiensi dan
memperpendek hari giling sehingga akan merugikan perusahaan. Target kinerja setelah restrukturisasi mesin selesai dilakukan dapat dilihat pada Tabel 12.
Tabel 12 . Target Kinerja Setelah Restrukturisasi Mesin
NO Parameter Satuan
Rata-Rata 2006-
2008 Target 2014
1 Kapasitas Giling
TCD 1600
2750 2 Lama
Giling Hari
188 175
3 Tebu digiling atau hari
Ton 1452
2612 4 Total
tebu digiling
Ton 273.893
457.190 5 Rendemen
7,53 8,75
Sumber: Roadmap Modernisasi dan Optimasi Kapasitas 2010
6.1.2.4. Proses Produksi
Penggantian beberapa mesin pada dasarnya tidak akan merubah proses produksi gula namun cara pengoperasian beberapa mesin akan berubah. Selain itu,
beberapa mesin yang pada awalnya digerakkan secara manual oleh manusia akan diganti dengan mesin yang lebih otomatis. Penggantian mesin turbin juga akan
68
mengurangi konsumsi listrik sehingga pada masa giling pabrik tidak menggunakan listrik dari PLN. Masa giling pabrik gula berlangsung selama 160
hari dalam setahun dan dimulai pada bulan Mei atau Juni. Setiap mesin memiliki karakteristik masing-masing walaupun prinsip
kerjanya sama. Oleh karena itu, dibutuhkan jasa konsultan dan pelatihan sumber daya manusia SDM agar menguasai cara mengoperasikan mesin dengan baik.
Suksesnya operasional dari sebuah pabrik gula dipengaruhi personel pabrik dan strategi pemeliharaan peralatan dan mesin. Tujuan pelatihan SDM antara lain:
a. Kontribusi laba keseluruhan.
b. Mengurangi biaya produksi.
c. Penjadwalan sumber daya secara efektif.
d. Kualitas produk yang lebih tinggi.
e. Penjadwalan produksi yang baik dengan lebih sedikit gangguan.
f. Mengidentifikasi masalah peralatan dan proses.
g. Memaksimalkan dan mengurangi kerusakan peralatan.
h. Keamanan dan kebersihan pabrik.
Limbah cair pabrik masuk Instalasi Pengelolaan Air Limbah IPAL, dibuang ke sungai untuk pengairan sawah. Sarana pengolahan limbah cair di PG
Kremboong menggunakan aerobic system dengan bantuan empat buah aerator dengan luas kolam IPAL 4200 m
2
. Upaya preventif yang lain adalah meningkatkan program in house keeping dalam pabrik. Limbah padat berupa
blotong dan abu boiler yang diolah menjadi pupuk kompos dengan kapasitas ± 300 ku per hari. Penyimpanan limbah B-3 Bahan Beracun dan Berbahaya sudah
sesuai standar dan mendapatkan izin dari Kementrian Lingkungan Hidup RI. Pedoman pengelolaan lingkungan berdasarkan UKL-UPL yang telah disusun
bersama instansi terkait Bapedal dan Disperindag sehingga semua kegiatan PG Kremboong mengarah pada pembangunan berkelanjutan dan berwawasan
lingkungan. Pengolahan limbah pabrik gula dipantau secara berkala oleh Kementrian Lingkungan Hidup. Limbah gas ditinjau 2 kali pada musim giling dan
1 kali di luar musim giling, sedangkan limbah cair dan padat diawasi setiap bulan pada musim giling.
69
Gambar 7. Instalasi Pengelolaan Air Limbah
Sumber: Data Primer PG Kremboong 2011
6.1.2.5. Layout Pabrik