124
Analisis nilai pengganti dilakukan untuk mengetahui harga terendah gula agar usaha masih layak dilakukan. Pada kondisi awal harga gula sebesar Rp
8.500,00, namun pada analisis ini harga gula turun menjadi Rp 6.520,00. Harga tersebut diperoleh dari hasil coba-coba hingga mendapatkan batas minimal
kelayakan usaha. Analisis nilai pengganti dengan harga gula sebesar Rp 6.520,00 menghasilkan nilai NPV sebesar Rp 173.158.619,00, nilai IRR 14 persen, Net BC
sebesar 1, dan jangka waktu pengembalian selama 14 tahun. Nilai-nilai tersebut mengindikasikan bahwa penurunan harga lelang gula yang masih dapat ditoleransi
adalah maksimal sebesar 22,12 persen yaitu hingga Rp 6.520,00 per kg karena manfaat bersih yang dihasilkan selama umur usaha sebesar Rp 173.158.619,00
mendekati Rp 0, rasio antara biaya yang dikeluarkan dan manfaat yang diperoleh adalah seimbang impas, tingkat pengembalian atas modal yang
ditanamkan sama dengan tingkat suku bunga yang berlaku, dan jangka waktu pengembalian modal selama 14 tahun sama dengan umur usaha. Pada analisis
nilai pengganti, penurunan harga gula maksimal sebesar 22,12 persen, karena jika harga gula di bawah Rp 6.520,00 maka usaha PG Kremboong menjadi tidak
layak. Cashflow dan laporan laba rugi hasil analisis nilai pengganti dapat dilihat pada Lampiran 17 dan Lampiran 18.
Tabel 33 . Analisis Nilai Pengganti pada Penurunan Harga Gula Sebesar 22,12
Persen
No Kriteria Hasil
1 Net Present Value NPV Rp 173.158.619,00
2 Internal Rate of Return IRR 14
3 Net Benefit Cost Ratio Net BC 1
4 Payback Period PP 14 tahun
6.2.2.3 Keterbatasan Pasokan Bahan Baku Tebu
Salah satu masalah dalam pengembangan industri gula adalah sulitnya memperluas lahan untuk kebun tebu. Saat ini, lahan tebu rakyat yang tersedia
seluas 2.500 Ha dan tebu luar seluas 600 Ha dengan asumsi produktivitasnya 850 ku per Ha sehingga total bahan baku yang tersedia dari tebu petani dan tebu luar
sebanyak 2.560.000 ku atau 256.000 ton. Jumlah masih kurang untuk memenuhi
125
kebutuhan bahan baku sebanyak 4.400.000 ku untuk kapasitas mesin 2.750 TCD. Kekurangan bahan baku dapat mengakibatkan hari giling menjadi pendek dan
kapasitas giling yang jauh di bawah kapasitas mesin sehingga terjadi idle capacity. Hal ini membuat kegiatan produksi pabrik gula menjadi tidak efisien.
Hasil analisis sensitivitas dengan asumsi pasokan bahan baku yang tidak terpenuhi dapat dilihat pada Tabel 34.
Tabel 34 . Analisis Sensitivitas pada Pasokan Bahan Baku Sebesar 256.000 Ton
No Kriteria Hasil
1 Net Present Value NPV -Rp 121.840.173,539
2 Internal Rate of Return IRR -
3 Net Benefit Cost Ratio Net BC 0,03
4 Payback Period PP Lebih dari 14 tahun
Berdasarkan tabel di atas dapat terlihat bahwa tanpa peningkatan pasokan bahan baku PG Kremboong tidak layak melakukan restrukturisasi. Hasil analisis
finansial menunjukkan nilai NPV0, nilai IRR tidak keluar, Net BC 0,03, dan perusahaan masih dapat mengembalikan investasi hingga akhir periode bisnis.
Oleh karena itu, peningkatan kapasitas harus disertai dengan usaha peningkatan pasokan bahan baku karena jika kuantitas pasokan bahan baku masih sama
dengan sebelum restrukturisasi maka penerimaan pabrik tidak dapat menutupi pengeluaran dan investasinya. Hal ini dapat mengakibatkan kerugian bagi pabrik
gula.
6.2.2.4 Hasil Analisis Kelayakan Finansial pada Analisis Sensitivitas dan Nilai Pengganti dengan Perubahan
Berdasarkan hasil analisis sensitifitas terlihat bahwa kelayakan usaha lebih peka terhadap perubahan rendemen dibandingkan dengan penurunan harga gula.
Penurunan rendemen sebesar 32,4 persen berdampak sangat besar pada hasil kelayakan finansial PG Kremboong, sedangkan penurunan harga gula sebesar
12,2 persen tidak banyak berpengaruh. Secara umum disimpulkan bahwa usaha PG Kremboong sangat sensitif terhadap perubahan rendemen sedangkan pada
126
penurunan harga gula usaha ini tidak terpengaruh secara signifikan. Rendemen efektif pabrik ditentukan oleh dua faktor yaitu rendemen tebu dan kinerja mesin-
mesin pabrik. Rendemen tebu dipengaruhi oleh kebersihan, kesegaran, dan kadar kemanisan. Selain itu, cuaca juga sangat mempengaruhi rendemen. Tebu adalah
tanaman yang cocok ditanam pada musim kemarau, sehingga hujan yang turun terus menerus dapat menurunkan kualitas tebu. Selain ditentukan oleh tanaman
tebu, rendemen juga dipengaruhi oleh kinerja mesin-mesin pabrik. Mesin yang sudah tua akan menurun kinerjanya, sehingga dapat meningkatkan potensi
kehilangan gula dalam proses produksi. Analisis nilai pengganti dilakukan dengan menghitung secara coba-coba
perubahan maksimum yang boleh terjadi akibat perubahan variabelnya. Berdasarkan perhitungan nilai pengganti didapatkan hasil rendemen terendah
yang masih dapat ditoleransi agar usaha tetap layak, yaitu 5,75 persen dan harga gula sebesar Rp 6.620,00. Rendemen dan harga gula di bawah itu akan membuat
usaha menjadi tidak layak untuk dijalankan.
127
VII. KESIMPULAN DAN SARAN