26
III. KERANGKA PEMIKIRAN
3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Analisis Kelayakan Proyek
Proyek adalah suatu kegiatan yang mengeluarkan uang atau biaya-biaya dengan harapan akan memperoleh hasil yang secara logika merupakan wadah
untuk melakukan kegiatan-kegiatan perencanaan, pembiayaan, dan pelaksanaan dalam satu unit Gittinger, 1986. Yang dimaksud dengan studi kelayakan proyek
adalah penelitian tentang dapat tidaknya suatu proyek biasanya merupakan proyek investasi dilaksanakan dengan berhasil Husnan dan Soewarno, 1994.
Menurut Soeharto 2002, kegiatan proyek dapat diartikan sebagai suatu kegiatan sementara yang berlangsung dalam jangka waktu terbatas, dengan
alokasi sumber daya tertentu, dan dimaksudkan untuk menghasilkan produk deliverable yang kriteria mutunya telah digariskan dengan jelas. Lingkup
scope tugas tersebut dapat berupa membangun pabrik, membuat produk baru, atau melakukan penelitian dan pengembangan. Dari pengertian di atas, dapat
disimpulkan bahwa proyek memiliki ciri pokok berikut: a.
Bertujuan menghasilkan lingkup deliverable tertentu berupa produk akhir atas hasil kerja akhir.
b. Dalam proses mewujudkan lingkup tersebut, ditentukan jumlah biaya,
jadwal, serta kriteria mutu. c.
Bersifat sementara, dalam arti umurnya dibatasi oleh selesainya tugas. Titik awal dan titik akhir ditentukan dengan jelas.
d. Bersifat non rutin atau tidak berulang-ulang. Jenis dan intensitas kegiatan
berubah sepanjang proyek berlangsung.
3.1.2. Biaya dan Manfaat
3.1.2.1. Biaya
Menurut Nurmalina et all 2009, biaya adalah segala sesuatu yang mengurangi tujuan bisnis. Komponen-komponen biaya tersebut terdiri dari barang
fisik, tenaga kerja, tanah, biaya tak terduga, dan sunk cost. Barang fisik digunakan
27
untuk terbentuknya aset bisnis dan menjadi material dalam operasional bisnis. Biaya kedua yang harus dikeluarkan adalah tenaga kerja. Secara umum tenaga
kerja dibedakan menjadi dua yaitu tenaga kerja terdidik dan tidak terdidik. Variabel ketiga adalah tanah yang digunakan sebagai lokasi bisnis. Tanah
merupakan komponen biaya yang tidak habis terpakai selama umur bisnis. Komponen biaya yang keempat adalah biaya tak terduga. Biaya tak terduga harus
dimasukkan dalam perkiraan biaya bisnis karena perubahan-perubahan dalam harga sering terjadi sehingga perencanaan bisnis yang baik harus memasukkan
unsur-unsur tersebut dalam bentuk fisik atau harga yang ditambahkan pada komponen dasar biaya. Variabel biaya yang terakhir adalah sunk cost. Sunk cost
adalah biaya-biaya yang dikeluarkan di masa lalu sebelum investasi baru yang direncanakan akan ditetapkan.
Biaya dalam proses produksi dapat dibedakan menjadi biaya tetap dan biaya variabel. Biaya tetap adalah biaya yang jumlahnya tidak terpengaruh oleh
perkembangan jumlah produksi atau penjualan dalam satu tahun satu satuan waktu. Biaya variabel adalah biaya yang besarnya bergantung pada total produksi
yang dihasilkan setiap satu tahun satu satuan waktu. Berbeda dengan biaya tetap yang tidak dipengaruhi oleh volume produksi, biaya variabel sejalan dengan
volume produksi. Kurva biaya total dapat dilihat pada Gambar 2.
Gambar 2 . Kurva Biaya Total
Sumber: Djojodipuro 1991 Biaya
TC
TVC
TFC
kuantitas
28
3.1.2.2. Manfaat
Manfaat dalam bisnis terdiri dari tiga macam, yaitu tangible benefit, indirect or secondary benefit, dan intangible benefit Nurmalina et all, 2009.
Tangible benefit adalah manfaat yang dapat diukur. Manfaat ini dapat diperoleh dari peningkatan produksi, perbaikan kualitas produk, perubahan waktu dan lokasi
penjualan, perubahan bentuk produk grading and processing, mekanisasi pertanian, pengurangan biaya transportasi, dan penurunan atau menghindari
kerugian. Indirect or secondary benefit adalah manfaat yang dirasakan di luar bisnis itu sendiri sehingga mempengaruhi keadaan eksternal di luar bisnis.
Intangible benefit adalah manfaat riil dari kegiatan bisnis namun sulit diukur.
3.1.3. Aspek Kelayakan Proyek