Penurunan Harga Lelang Gula

122 tahun pertama sampai tahun terakhir selama umur bisnis. Nilai rendemen tersebut diperoleh dengan cara trial and error agar menghasilkan kriteria nilai pengganti limit kelayakan yaitu NPV=0 mendekati, IRR sama dengan discount rate, Net BC=1, dan PP selama umur ekonomis usaha yaitu 14 tahun umur ekonomis usaha. Jika rendemen efektif pabrik berada di bawah 5,75 persen maka secara finansial usaha menjadi tidak layak, karena dari total pasokan tebu yang sama diperoleh gula pasir jauh lebih sedikit sehingga total produksi yang dapat dilelang juga berkurang. Hasil lelang yang rendah tidak mampu menutupi biaya operasional pabrik sehingga usaha menjadi tidak layak dijalankan. Penurunan rendemen sebesar 14 persen akan membuat nilai NPV menjadi Rp 443.245.860,00, IRR sebesar 14 persen, Net BC sebesar 1, dan jangka waktu pengembalian selama 14 tahun. Hasil lengkap analisis kelayakan disajikan pada Lampiran 13 dan Lampiran 14. Tabel 31 . Analisis Nilai Pengganti Pada Penurunan Rendemen Sebesar 34,28 Persen No Kriteria Hasil 1 Net Present Value NPV Rp 443.245.860,00 2 Internal Rate of Return IRR 14 3 Net Benefit Cost Ratio Net BC 1 4 Payback Period PP 14 tahun

6.2.2.2. Penurunan Harga Lelang Gula

Variabel kedua yang berpengaruh sangat penting bagi kelayakan usaha PG Kremboong adalah harga gula. Harga gula hasil produksi PG Kremboong ditentukan oleh hasil lelang yang diselenggarakan oleh PTPN X. Sebagai salah satu kebutuhan pokok, harga gula diatur oleh pemerintah dengan menetapkan harga dasar gula yang bertujuan untuk melindungi petani. Jika hasil lelang lebih rendah daripada harga dasar maka yang dipergunakan adalah harga dasar gula. Pada tahun 2010 harga dasar gula ditetapkan sebesar Rp 6.700,00 per kg sedangkan harga gula terendah hasil lelang sebesar Rp 7.460,00. 123 Pada dasarnya, harga gula di Indonesia dipengaruhi oleh tiga hal yaitu banyaknya penawaran, permintaan, dan harga gula dunia. Salah satu faktor yang dapat menurunkan harga gula adalah banyaknya pasokan gula rafinasi di pasaran dengan harga jual yang lebih murah. Gula rafinasi dijual dengan harga Rp 7.500,00-Rp 9.000,00 per kg sedangkan harga gula putih di pasaran mencapai Rp 10.500,00-Rp 11.500,00. Ada dua jenis gula yang beredar di pasaran yaitu gula putih dan gula rafinasi. Gula putih ditujukan untuk konsumsi langsung oleh masyarakat sedangkan gula rafinasi ditujukan untuk kebutuhan bahan baku industri makanan dan minuman. Beredarnya gula rafinasi di pasaran telah merusak harga gula karena harga gula rafinasi yang lebih murah daripada gula putih. Selain itu, gula rafinasi memiliki warna yang lebih putih sehingga dari segi tampilan lebih menarik minat konsumen. Oleh karena itu, harga yang lebih murah dan tampilan yang lebih menarik membuat gula rafinasi lebih disukai konsumen padahal sebenarnya gula rafinasi tidak boleh dikonsumsi secara langsung karena berbahaya bagi kesehatan. Pada analisis ini, biaya tetap dan variabel tidak mengalami perubahan sedangkan harga gula turun. Analisis kelayakan finansial dengan penurunan harga gula sebesar 12,2 persen menghasilkan nilai NPV sebesar Rp 44.095.389.430,00, nilai IRR 47, Net BC sebesar 3,35, dan PP selama 10,8 tahun 10 tahun 9 bulan 18 hari. Berdasarkan kriteria kelayakan dapat diperoleh kesimpulan bahwa restrukturisasi mesin layak dilakukan jika harga gula sebesar Rp 7.460,00 per kg, karena semua kriteria investasi memenuhi syarat. Perubahan hasil kelayakan usaha akibat dari perubahan harga gula dapat dilihat pada Lampiran 15 dan Lampiran 16. Tabel 32 . Analisis Sensitivitas pada Penurunan Harga Gula Sebesar 12,2 Persen No Kriteria Hasil 1 Net Present Value NPV Rp 44.095.389.430,00 2 Internal Rate of Return IRR 47 3 Net Benefit Cost Ratio Net BC 3,35 4 Payback Period PP 10,8 tahun 10 th 9 bln 18 hr 124 Analisis nilai pengganti dilakukan untuk mengetahui harga terendah gula agar usaha masih layak dilakukan. Pada kondisi awal harga gula sebesar Rp 8.500,00, namun pada analisis ini harga gula turun menjadi Rp 6.520,00. Harga tersebut diperoleh dari hasil coba-coba hingga mendapatkan batas minimal kelayakan usaha. Analisis nilai pengganti dengan harga gula sebesar Rp 6.520,00 menghasilkan nilai NPV sebesar Rp 173.158.619,00, nilai IRR 14 persen, Net BC sebesar 1, dan jangka waktu pengembalian selama 14 tahun. Nilai-nilai tersebut mengindikasikan bahwa penurunan harga lelang gula yang masih dapat ditoleransi adalah maksimal sebesar 22,12 persen yaitu hingga Rp 6.520,00 per kg karena manfaat bersih yang dihasilkan selama umur usaha sebesar Rp 173.158.619,00 mendekati Rp 0, rasio antara biaya yang dikeluarkan dan manfaat yang diperoleh adalah seimbang impas, tingkat pengembalian atas modal yang ditanamkan sama dengan tingkat suku bunga yang berlaku, dan jangka waktu pengembalian modal selama 14 tahun sama dengan umur usaha. Pada analisis nilai pengganti, penurunan harga gula maksimal sebesar 22,12 persen, karena jika harga gula di bawah Rp 6.520,00 maka usaha PG Kremboong menjadi tidak layak. Cashflow dan laporan laba rugi hasil analisis nilai pengganti dapat dilihat pada Lampiran 17 dan Lampiran 18. Tabel 33 . Analisis Nilai Pengganti pada Penurunan Harga Gula Sebesar 22,12 Persen No Kriteria Hasil 1 Net Present Value NPV Rp 173.158.619,00 2 Internal Rate of Return IRR 14 3 Net Benefit Cost Ratio Net BC 1 4 Payback Period PP 14 tahun

6.2.2.3 Keterbatasan Pasokan Bahan Baku Tebu