Analisis Sensitivitas Kerangka Pemikiran Teoritis 1. Analisis Kelayakan Proyek

35

3.1.4.4. Benefit-Cost Ratio

BC ratio biasa digunakan dalam mengevaluasi proyek-proyek untuk kepentingan umum atau sektor publik. Meskipun penekanannya ditujukan kepada manfaat benefit bagi kepentingan umum dan bukan keuntungan finansial perusahaan, namun bukan berarti perusahaan swasta mengabaikan kriteria ini Soeharto, 2002. Menurut Gittinger 1986, bila BC kurang dari 1, maka manfaat sekarang biaya-biaya pada tingkat diskonto ini akan lebih besar dari nilai sekarang manfaat dan pengeluaran pertama ditambah pengembalian untuk investasi yang ditanamkan pada proyek tidak akan terganti. Nilai mutlak BC ratio akan berbeda tergantung pada tingkat bunga yang dipilih. Semakin tinggi tingkat bunganya, semakin rendah BC ratio yang dihasilkan, dan jika tingkat bunga yang dipilih cukup tinggi, maka BC ratio akan kurang dari 1. Suatu keuntungan dari BC ratio adalah bahwa ukuran tersebut secara langsung dapat mencatat berapa besar tambahan biaya tanpa mengakibatkan proyek secara ekonomis tidak menarik. Ratio ini dihitung dengan cara mengurangkan nilai sekarang manfaat bruto terhadap biaya-biaya yang berhubungan associated cost dan kemudian membandingkannya dengan manfaat sekarang biaya ekonomis proyek project economic cost. Biaya yang berhubungan adalah nilai barang dan jasa yang menyangkut proyek yang diperlukan untuk memproduksi barang dan jasa dari barang dan jasa antara intermediate products proyek yang tersedia untuk dipakai atau dijual. Biaya ekonomis proyek adalah total biaya pemasangan, biaya operasi, biaya pemeliharaan, biaya penggantian, dan biaya-biaya lain yang dibutuhkan untuk keperluan proyek.

3.1.5 Analisis Sensitivitas

Menurut Gittinger 1986, keadaan masa akan datang yang selalu berubah- ubah membuat masalah risiko dan ketidakpastian harus dipertimbangkan dalam proyek. Tidak mungkin mengkuantifikasi risiko-risiko yang akan dihadapi oleh proyek secara lengkap namun perusahaan dapat mencatat perbedaan suatu proyek dengan yang lainnya atau perbedaan formulasi yang digunakan dalam suatu proyek tertentu akan memberikan tingkat risiko yang berbeda-beda pula. Perbedaan risiko ini dapat mempengaruhi proyek yang sudah direncanakan. Oleh 36 karena itu dapat dilakukan analisis sensitivitas akibat perubahan-perubahan dalam beberapa hal tertentu lalu mengambil keputusan kemungkinan apa yang akan diperoleh dan mengkaji apakah proyek masih layak untuk diteruskan. Salah satu keuntungan dari analisis proyek secara finansial atau pun ekonomi adalah bahwa dari hasil analisis tersebut dapat diketahui atau diperkirakan kapasitas hasil proyek jika terjadi hal-hal di luar jangkauan asumsi yang telah dibuat pada waktu perencanaan. Pada bidang pertanian, proyek sensitif pada empat masalah utama yaitu harga, keterlambatan pelaksanaan, kenaikan biaya, dan hasil. Sedangkan switching value merupakan perhitungan untuk mengukur perubahan maksimal dari komponen inflow maupun outflow yang masih dapat ditoleransi agar bisnis tetap layak.

3.2. Kerangka Pemikiran Operasional

Berdasarkan data Asosiasi Gula Indonesia AGI, impor gula pasir dari tahun ke tahun semakin meningkat. Peningkatan impor gula pasir ini disebabkan oleh kebutuhan gula dalam negeri yang semakin meningkat, namun produksi gula dalam negeri tidak mampu memenuhinya. Agribisnis gula pasir di Indonesia sangat prospektif mengingat kebutuhan konsumsi gula yang masih belum terpenuhi. Pabrik gula yang sekarang masih beroperasi sebagian besar merupakan peninggalan Belanda dengan mesin yang sudah berusia ratusan tahun. Hal ini mengakibatkan kinerja mesin telah menurun sehingga berdampak pada produktivitas dan efisiensi pabrik gula. Revitalisasi pabrik gula merupakan salah satu program pemerintah untuk menjawab permasalahan pada industri gula saat ini. Program revitalisasi pabrik gula tersebut merupakan salah satu upaya untuk mewujudkan swasembada gula 2014. Revitalisasi dilakukan pada dua sektor, yaitu intensifikasi pada lahan dan rehabilitasi mesin pabrik gula. Perseroan Terbatas Perkebunan Negara X PTPN X merupakan salah satu produsen gula nasional dengan produksi mencapai 20 persen dari total produksi gula nasional. Kondisi iklim dan tanah sangat mendukung untuk ditanami tebu. Pabrik Gula Kremboong adalah satu unit bisnis di bawah PTPN X dengan produksi utama tebu dan tetes. PG Kremboong berdiri sejak tahun 1847 dan