Lokasi dan Waktu Penelitian Jenis dan Sumber Data Metode Pengumpulan Data Asumsi Dasar

39

IV. METODE PENELITIAN

4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Pabrik Gula Kremboong yang berada di Desa Kremboong, Kecamatan Kremboong, Kabupaten Sidoarjo, Propinsi Jawa Timur. Pemilihan lokasi penelitian dilakukan secara sengaja purposive dengan mempertimbangkan bahwa PG Kremboong merupakan salah satu pabrik gula di PTPN X yang melakukan program revitalisasi pabrik gula. PTPN X adalah salah satu produsen gula utama di Indonesia. Selain itu, PG Kremboong telah mengalami kerugian beberapa tahun ini, sehingga perlu dianalisis mengenai kelayakan restrukturisasi mesin yang dilakukan. Penelitian dilaksanakan pada Bulan Februari-Maret 2011.

4.2 Jenis dan Sumber Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan sekunder. Data primer diperoleh langsung dari objek yang diteliti dan biasanya masih belum mengalami pengolahan lebih lanjut. Data primer diperoleh melalui pengamatan langsung dan wawancara dengan pihak Pabrik Gula Kremboong. Data sekunder dapat diperoleh dari Badan Pusat Statistik BPS, Dewan Gula Indonesia, Asosiasi Gula Indonesia, Perseroan Terbatas Perkebunan Negara X, perpustakaan IPB, studi literatur dari buku, internet, dan penelitian sebelumnya.

4.3 Metode Pengumpulan Data

Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan metode wawancara dan pengamatan langsung observasi. Wawancara dan observasi digunakan untuk menggali data dari sumber primer. Wawancara dilakukan pada pagi hingga siang hari sebanyak tiga kali dalam seminggu selama tiga minggu dengan pihak top management dan staf di lapangan. Pada bulan Februari Pabrik Gula Kremboong sedang tidak melakukan kegiatan penggilingan, sehingga wawancara dapat dilakukan pada pagi hingga siang hari. Metode pengamatan langsung dilakukan dengan mengamati bagian dalam dan seluruh aset pabrik. 40

4.4 Metode Analisis Data

Analisis data kuantitatif digunakan untuk menganalisis kelayakan finansial investasi di Pabrik Gula Kremboong. Analisis kelayakan finansial berdasarkan kriteria kelayakan investasi, yaitu NPV, IRR, Net BC, dan Payback Period. Data kuantitatif diolah dengan menggunakan Microsoft Excel 2007 dan disajikan dalam bentuk tabulasi untuk mempermudah analisis data. Analisis kuantitatif digunakan untuk menganalisis kelayakan aspek non finansial dan disajikan dalam bentuk uraian secara deskriptif.

4.4.1. Analisis Kelayakan Finansial

Untuk mengukur kelayakan perluasan Pabrik Gula Kremboong digunakan alat ukur kelayakan finansial melalui pendekatan Net Present Value NPV, Net Benefit-Cost Ratio Net BC, Internal Rate of Return, dan Payback Period PP.

4.4.1.1. Net Present Value

NPV merupakan selisih antara Present Value dari benefit dan Present Value dari biaya Kadariah et al, 1999. Kriteria net present value NPV berdasarkan pada konsep pendiskontoan seluruh aliran kas ke nilai sekarang. Dengan mendiskontokan semua aliran kas masuk dan keluar, kemudian menghitung angka neto maka akan diketahui selisihnya dengan memakai harga dasar yang sama yaitu harga pasar saat ini. NPV menunjukkan jumlah lump-sum yang dengan arus diskonto tertentu menunjukkan nilai usaha Rp saat ini. Aliran kas investasi yang akan dikaji meliputi biaya pertama, operasi, produksi, pemeliharaan, dan pengeluaran. Secara sistematis, NPV dirumuskan sebagai berikut Kadariah et al, 1999: keterangan, NPV = Nilai sekarang netto NPV = ∑ 41 Bt = penerimaan pabrik gula yang merupakan perkalian antara harga gula dikalikan dengan jumlah gula yang dihasilkan pada tahun ke-t Ct = biaya usaha penggilingan tebu menjadi gula pada tahun ke-t. Biaya ini terdiri dari biaya investasi dan biaya operasional. n = Umur ekonomis usaha pembuatan gula i = tingkat suku bunga yang ditetapkan. t = waktu Kriteria kelayakan investasi berdasarkan nilai NPV 1 Jika NPV 0, usulan proyek dapat diterima, semakin tinggi angka NPV semakin baik. 2 Jika NPV 0, usulan proyek ditolak. 3 NPV = 0, nilai perusahaan tetap walau usulan proyek diterima atau pun ditolak.

4.4.1.2. Net Benefit Cost Ratio

Net BC adalah perbandingan manfaat bersih yang bernilai positif dengan manfaat bersih yang bernilai negatif. Penggunaan benefit-cost ratio biasa digunakan untuk mengevaluasi proyek-proyek yang berkaitan dengan kepentingan umum atau sektor publik. Adapun rumus yang digunakan adalah sebagai berikut Kadariah et al, 1999: keterangan, Bt = penerimaan pabrik gula yang diterima pada tahun ke-t. Ct = biaya pabrik gula pada tahun ke-t. i = tingkat suku bunga yang ditetapkan n = umur ekonomis Net BC = ∑ ∑ 42 Kriteria kelayakan investasi berdasarkan nilai Net BC 1 Jika Net BC 1, maka investasi mesin pada pabrik gula menguntungkan dan layak untuk dilaksanakan. 2 Jika Net BC 1, maka investasi mesin tidak layak untuk dilaksanakan karena hanya mendatangkan kerugian. 3 Jika BCR = 1, maka investasi mesin tidak menguntungkan dan tidak merugikan.

4.4.1.3. Internal Rate of Return

Internal rate of return IRR adalah arus pengembalian yang menghasilkan nilai NPV aliran kas masuk sama dengan NPV aliran kas keluar, yaitu pada saat nilai NPV sama dengan nol. Bisnis dapat dikatakan layak jika memiliki nilai IRR yang lebih besar daripada opportunity cost of capital-nya DR. Rumusnya adalah sebagai berikut Kadariah et al, 1999: keterangan, i’ = discount rate yang menghasilkan NPV positif i” = discoun rate yang menghasilkan NPV negatif NPV’ = nilai bersih sekarang yang bernilai positif NPV” = nilai sekarang yang bernilai negatif Kriteria kelayakan berdasarkan nilai IRR 1 IRR arus pengembalian i yang diinginkan required rate of return, berarti investasi mesin pada pabrik gula layak untuk dilaksanakan. 2 IRR arus pengembalian i yang diinginkan required rate of return, investasi mesin pada pabrik gula tidak layak untuk dilaksanakan. 3 IRR = arus pengembalian i yang diinginkan required rate of return, berarti investasi mesin pada pabrik gula tidak menguntungkan dan tidak merugikan. IRR = ′ ′ ′ ′ 43

4.4.1.4. Payback Period

Payback period adalah jangka waktu yang diperlukan untuk mengembalikan modal suatu investasi, dihitung dari aliran kas bersih net. Aliran kas bersih merupakan selisih pendapatan dengan pengeluaran setiap tahun. Payback period biasanya dinyatakan dalam satuan tahun. Rumus yang digunakan untuk menghitung payback period adalah sebagai berikut Kadariah et al, 1999: Kriteria kelayakannya, jika payback period lebih pendek daripada umur proyek, maka usulan proyek layak untuk dilaksanakan namun jika payback period lebih panjang dari umur ekonomi proyek maka usulan proyek tidak layak. Metode payback period memiliki beberapa kelemahan, antara lain sulit untuk menentukan periode maksimum dari PP, mengabaikan nilai waktu dari uang time value of money, dan diabaikannya cash flow setelah periode payback. Oleh karena itu, pada penelitian ini digunakan discounted payback period untuk mengatasi kelemahan yang pertama, karena discounted PP memperhitungkan nilai waktu dari uang.

4.4.2. Analisis Aspek Pasar

Aspek pasar terkait dengan permintaan dan penawaran input yang diperlukan untuk membangun proyek maupun saat proyek telah berjalan dan menganalisis pemasaran output yang akan diproduksi. Analisis apek pasar meliputi potensi pasar, pangsa pasar, permintaan dan penawaran, serta harga gula pasir di pasaran.

4.4.3. Analisis Aspek Teknis

Aspek teknis meliputi evaluasi tentang input dan output dari barang dan jasa yang akan diperlukan dan diproduksi oleh proyek Kadariah et al, 1999. Analisis aspek teknis meliputi ketersediaan input produksi, ketersediaan PP = x 1 tahun 44 infrastruktur penunjang, kriteria pemilihan mesin, proses produksi, dan penggunaan teknologi yang tepat guna.

4.4.4. Analisis Aspek Manajemen

Analisis aspek manajemen merupakan kemampuan staf proyek untuk menjalankan administratif aktivitas dalam ukuran besar Kadariah, 1999. Analisis aspek manajemen dalam kelayakan investasi mesin penggilingan di Pabrik Gula Kremboong meliputi bentuk badan usaha, struktur organisasi, deskripsi jabatan, dan perizinan .

4.4.5. Analisis Aspek Sosial Ekonomi

Analisis sosial ekonomi terkait apakah proyek itu akan memberikan sumbangan atau mempunyai peranan yang positif dalam pembangunan ekonomi seluruhnya dan apakah peranannya itu cukup besar untuk menjustifikasi penggunaan sumber-sumber yang langka yang dibutuhkan Kadariah et al, 1999. Analisis sosial ekonomi bertujuan untuk melihat kontribusi perusahaan pada penyerapan tenaga kerja dan penyediaan lapangan pekerjaan, sumber pendapatan, dan pemenuhan kebutuhan konsumsi dan bahan baku industri dalam negeri.

4.4.6. Analisis Sensitivitas

Analisis sesnsitivitas digunakan untuk melihat dampak suatu perubahan keadaan pada hasil analisis kelayakan. Analisis ini bertujuan untuk menilai hasil analisis kelayakan investasi apabila terjadi perubahan pada perhitungan biaya atau manfaat. Dari hasil analisis tersebut akan terlihat apakah kelayakan suatu investasi sensitif terhadap perubahan. Analisis sensitivitas dilakukan dengan cara merubah variabel-variabel penting dengan suatu persentase tertentu yang telah diprediksi sebelumnya. Kemudian manfaat proyek dihitung kembali menggunakan estimasi baru dari satu atau lebih komponen biaya atau hasil. Berdasarkan hasil perhitungan tersebut, dinilai seberapa besar dampak perubahan variabel tersebut pada hasil kelayakan yang meliputi nilai NPV, IRR, Net BC, dan PP. Analisis switching value dilakukan dengan menghitung secara trial error perubahan maksimum yang boleh 45 terjadi akibat perubahan di dalam komponen inflow atau outflow Nurmalina et all, 2009.

4.5. Asumsi Dasar

Analisis kelayakan perluasan Pabrik Gula Kremboong ini menggunakan beberapa asumsi dasar, yaitu: 1 Umur proyek diasumsikan 14 tahun. Umur proyek ini didasarkan atas umur mesin baru, karena mesin merupakan komponen penting dalam proses produksi dan mempunyai nilai yang besar dibandingkan barang modal lainnya. 2 Restrukturisasi mesin dilakukan dalam beberapa tahap. Pada tahun 2011 akan dipasang boiler, turbine, dan evaporator terlebih dahulu. Pemasangan mesin-mesin lainnya akan dilakukan pada tahun berikutnya. 3 Tingkat discount rate yang digunakan adalah 14 persen. Penentuan tingkat diskonto berdasarkan suku bunga kredit investasi Bank Mandiri karena PG Kremboong melakukan pembayaran mesin dengan pinjaman bank. 4 Rendemen dari tebu yang proses dari mesin baru sebesar 8,75 persen. Rendemen pada tahun pertama sebesar 7,358 persen diperoleh dari rataan rendemen selama lima tahun. Rendemen meningkat setiap tahun hingga mencapai 8,75 persen pada tahun 2014. 5 Restrukturisasi mesin meliputi berbagai mesin yang digunakan pada proses pembuatan gula seperti Boiler 60 TH Lengkap Bagasse House, Turbine Generator 3,5 MW, High grade fugal 7 sugar handling, Low grade fugal, Clarifier, Evaporator LP 1200 M2, Rotari vacum filter, Juice heater+juice mouthing automatication, Modifikasi penggerak gilingan I, dan Modifikasi penggerak gilingan II. 6 Inflow dan outflow merupakan proyeksi berdasarkan penelitian dan informasi yang didapatkan pada bulan Februari-Maret 2011. 7 Masa giling pabrik gula selama 160 hari dalam setahun dengan kapasitas produksi sebesar 2.750 TCD Ton Cane per Day. 8 Sumber modal yang digunakan oleh Pabrik Gula Kremboong berasal dari pinjaman bank komersial dengan bunga 14 persen. 46 9 Harga input dan output yang digunakan diasumsikan sama dari awal proyek hingga akhir proyek. 10 Hasil produksi adalah hasil produksi fisik berupa gula pasir, tetes, dan blotong. Semua gula pasir dan tetes memiliki mutu yang sama karena pabrik tidak memproduksi gula dan tetes dengan tingkat mutu yang berbeda-beda. 11 Harga jual gula pasir dan tetes tebu dalam analisis kelayakan sebesar Rp 8.500,00 per kg untuk gula pasir, Rp 1.300,00 per kg untuk tetes tebu, dan Rp 80,00 per kg untuk blotong. 12 Produksi gula pasir, tetes, dan blotong terus meningkat setiap tahun hingga mencapai produksi optimal pada tahun 2014 ketika semua mesin baru selesai dipasang. 13 Biaya yang dikeluarkan terdiri dari biaya investasi dan biaya operasional. Biaya investasi hanya dikeluarkan pada tahun pertama dan biaya reinvestasi untuk peralatan yang telah habis umur ekonomisnya. Biaya operasional meliputi biaya tetap dan biaya variabel. 14 Nilai sisa dihitung dengan menggunakan metode garis lurus yang diperoleh dari harga beli dibagi dengan umur ekonomis. 15 Penurunan rendemen dan harga gula pada analisis sensitivitas berdasarkan data historis perusahaan, yaitu rendemen efektif pabrik sebesar 5,91 persen pada tahun 2005 dan harga lelang gula sebesar Rp 7.460,00 pada tahun 2010. 16 Perhitungan pajak penghasilan berdasarkan UU No. 36 Tahun 2008 pasal 17 ayat 1b dan pasal 17 ayat 2 yang merupakan perubahan keempat atas UU Nomor 7 Tahun 1983 tentang Pajak Penghasilan dengan ketentuan sebagai berikut: a Berdasarkan pasal 17 ayat 1b, wajib Pajak badan dalam negeri dan bentuk usaha tetap adalah sebesar 28 dua puluh delapan persen. b Pada pasal 17 ayat 2 menjelaskan tentang tarif sebagaimana dimaksud pada pasal 17 ayat 1b turun menjadi 25 dua puluh lima persen yang mulai berlaku sejak tahun pajak 2010. 47

V. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

5.1 Profil dan Sejarah Perusahaan Pabrik Gula PG Kremboong didirikan Oleh N.V. COOY dan COSTER

VAN VOOR HOUT pada tahun 1847 di Desa Kremboong, Kabupaten Sidoarjo. Pada saat itu PG Kremboong memproduksi gula masih dengan tenaga manusia yang dibantu dengan peralatan yang masih sederhana, dan masih bersifat home industry. Pada saat Belanda mengalami kekalahan perang atas tentara Jepang, kedudukan Belanda di Indonesia digeser oleh Jepang. PG Kremboong pada masa kedudukan Jepang tidak hanya digunakan untuk memproduksi gula, tetapi sebagai tempat pembuatan senjata perang. Selama agresi militer Jepang di Indonesia 1942-1945, PG Kremboong beralih fungsi menjadi pabrik pembuatan senjata untuk pasokan senjata ke perusahaan militer Jepang. Selang beberapa tahun kemudian, terjadi Perang Dunia II antar Jepang melawan Sekutu. Jepang mengalami kekalahan sehingga terjadi kevakuman kekuasaan di Indonesia sehingga pada tahun 1945 Indonesia memproklamasikan kemerdekaannya. Selanjutnya, pabrik gula yang dikuasai oleh Jepang diambil alih oleh Indonesia. Pada saat itu, PG Kremboong belum dapat memproduksi gula karena situasi negara yang masih belum stabil. Setelah Perang Dunia II pada tahun 1948, Belanda masuk kembali ke Indonesia sehingga perusahaan-perusahaan Belanda yang ada di Indonesia dikuasai kembali. PG Kremboong dibangun dan mulai berproduksi kembali pada tahun 1950. Kemudian, pemerintahan Indonesia memutuskan untuk mengembalikan fungsi pabrik gula ini dan mulai beroperasi. Pada tahun 1957, pemerintah Indonesia mengklaim semua industri yang didirikan Belanda di Indonesia, termasuk PG Kremboong. Pada tahun itu, saat terjadi perebutan Irian Barat, semua perusahaan di Indonesia yang dikuasai oleh bangsa asing diambil oleh bangsa Indonesia. Pada tahun itu kepengurusan ditangani oleh Kementerian Perkebunan Lama Perusahaan Perkebunan Negara Lama diubah menjadi Perusahaan Negara Perkebunan PNP. Kemudian PNP diubah lagi menjadi PTP Perseroan Terbatas Perkebunan pada tahun 1973. Seiring terbentuknya PTP ini, maka PNP XXI dan