56
6.1.1.2 Bauran Pemasaran
a Produk Produk yang dihasilkan dari unit usaha PG Kremboong terdiri atas produk
utama dan produk sampingan. Produk utama dari PG Kremboong adalah gula kristal putih SHS 1A. Gula jenis ini merupakan gula pasir yang biasa dikonsumsi
oleh masyarakat dan menjadi salah satu kebutuhan pokok. Sedangkan produk sampingan yang dihasilkan berupa tetes tebu dan kompos. Gula yang dihasilkan
merupakan jenis gula kristal putih dengan mutu SHS 1A dengan standar kualitas produk sebagai berikut:
• Warna ICUMSA : 200 IU
• Besar jenis Butir : 0,9-1,1 mm
• Kadar Air : 5 ppm
• Kadar SO
2
: 5 ppm • Polarisasi
: 99,5 persen Produk sampingan dari proses produksi gula adalah tetes, ampas, dan
blotong. Tetes merupakan salah satu limbah yang dihasilkan dalam proses pembuatan gula dan terbentuk dari hasil sentrifugasi pada stasiun putaran. Tetes
tebu menjadi bahan baku pembuatan Monosodium Glutamat MSG, spiritus, dan alkohol. Tetes yang dihasilkan dilelang bersama gula dengan konsumen utama
industri MSG dan alkohol. Selain tetes, proses produksi gula juga menghasilkan blotong dan ampas. Ampas digunakan sebagai bahan bakar boiler, sedangkan
blotong merupakan limbah padat yang dapat dimanfaatkan sebagai bahan dasar pembuatan kompos. Sebelumnya blotong adalah limbah yang tidak memiliki nilai
ekonomis dan dapat merusak tanaman namun sekarang blotong telah diolah menjadi kompos yang bermanfaat bagi tanaman tebu. Kompos dibuat dari blotong
yang telah ditambahkan beberapa zat kimia dan kemudian difermentasikan. Kompos yang diproduksi oleh PG Kremboong tersebut digunakan sebagai pupuk
pada lahan milik pabrik gula. Selain digunakan sendiri, kompos juga digunakan oleh petani mitra PG Kremboong.
57
Gambar 6 . Gula Kristal Putih PG Kremboong
Sumber: Data Primer PG Kremboong 2011
b Harga PG Kremboong tidak menjual langsung produknya pada masyarakat. Gula
dan tetes milik pabrik dilelang oleh direksi bersamaan dengan gula dan tetes hasil pabrik gula lain di PTPN X. Oleh karena itu, harga yang terbentuk bergantung
pada hasil lelang yang dilakukan oleh direksi. Walaupun harga terbentuk dari besarnya permintaan dan penawaran, namun ada ketentuan harga dasar gula dari
Menteri Perindustrian dan Perdagangan Menperindag, sehingga tidak merugikan petani. Lelang dilakukan selama periode giling pabrik gula. Kompos hasil olahan
blotong dijual pada petani seharga Rp 250,00 per kg. Tabel di bawah ini menyajikan data hasil lelang gula dan tetes milik PG Kremboong pada masa
giling tahun 2010.
58
Tabel 7 . Harga Gula Hasil Lelang Tahun 2010
Periode Harga Gula atau Ku Rp
Harga Tetes per kg Rp
1 746.000 1.300
2 746.000 1.300
3 913.000 1.300
4 860.000 1.300
5 841.500 1.300
6 853.000 1.300
7 862.500 1.300
8 924.000 1.600
9 924.000 1.600
10 912.500 1.600
11 956.500 1.600
12 911.000 1.600
13 928.900 1.600
Sumber: Data PG Kremboong 2011
c Tempat saluran distribusi PG Kremboong dan pabrik gula lain di PTPN X tidak menjual langsung
gula dan tetes hasil produksinya pada masyarakat, namun menjualnya dengan sistem lelang yang diselenggarakan oleh direksi PTPN X. Peserta yang
memenangkan lelang berhak untuk menjual dan mendistribusikan gula tersebut pada masyarakat. Lelang dilakukan bersamaan dengan gula hasil produksi pabrik
gula lain di kantor Direksi PTPN X. Direksi PTPN X menyelenggarakan lelang setiap dua minggu sekali pada saat musim giling. Selain gula dan tetes, PG
Kremboong juga menghasilkan blotong yang diolah menjadi kompos. Sebagian kompos hasil olahan blotong dipergunakan sebagai pupuk untuk tebu pada lahan
sewa atau TS Tebu Sendiri dan sisanya dijual ke petani TR Tebu Rakyat.
d Promosi Pihak PG Kremboong tidak melakukan promosi atau pengiklanan gula
dan tetes yang dihasilkan, karena PG Kremboong tidak menjual sendiri outputnya. Seluruh hasil produksi dijual melalui sistem lelang yang diselenggarakan oleh
Direksi PTPN X. Undangan lelang secara resmi dikirimkan kepada rekanan-
59
rekanan PTPN X yang rata-rata merupakan distributor utama gula pasir seperti PT Berlian Penta dan Persatuan Pedagang Gula Indonesia PPGI.
6.1.1.3 Hasil Analisis Aspek Pasar